Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahaya Sesar Sumatera yang berada di Pulau Sumatera, khususnya Sumatera Barat. Sesar tersebut dapat menyebabkan kerusakan meski dengan magnitudo kecil.
"Saya mengingatkan kembali bahwa Sesar Sumatera ini nyata, dan ada ancaman terdapat sumber gempa di darat," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, dalam Antara, dikutip Senin (25/3/2024).
Sebagai informasi, terdapat Skala Magnitudo Gempa atau MW yang dikembangkan oleh seismolog asal Jepang, Hiroo Kanamori dan seismolog Amerika Serikat Thomas C. Hanks pada akhir tahun 1970-an. Besaran Skala Magnitudo Gempa, termasuk:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. 2,5 atau kurang = Biasanya tidak terasa, tetapi dapat direkam dengan seismograf
2. 2,5-5,4 = Sering dirasakan, tetapi hanya menyebabkan kerusakan kecil
3. 5,5-6,0 = Dapat menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan dan struktur lainnya
4. 6,1-6,9 = Dapat menyebabkan banyak kerusakan di daerah berpenduduk padat
5. 7,0-7,9 = Gempa Bumi besar dengan kerusakan serius
6. 8,0 atau lebih besar = Gempa hebat. Dapat menghancurkan komunitas di dekat pusat gempa.
Rahmat menyebut gempa yang terjadi di darat akibat Sesar Sumatera diprediksi tidak menghasilkan magnitudo yang besar. Meski begitu, dampak kerusakannya lebih terlihat.
"Jadi, tidak perlu besar magnitudonya. Magnitudo 6 saja sudah cukup merusak," kata Rahmat.
Tentang Sesar Sumatera
Sesar Sumatera terbentang dari Provinsi Lampung hingga ke Aceh. Khusus di Sumatera Barat, terdapat beberapa kabupaten dan kota yang dilalui patahan tersebut, termasuk Kabupaten Pasaman, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Solok, Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, dan sebagian Kota Padang Panjang.
Masyarakat dan pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat selama ini disebut lebih banyak mengetahui dan fokus pada upaya mitigasi ancaman gempa megathrust yang berpotensi tsunami.
Megathrust adalah daerah pertemuan antar-lempeng tektonik Bumi di zona subduksi (tumbukan). Lempeng tektoniknya dapat mencapai ribuan kilometer serta menyimpan energi gempa yang besar.
Indonesia sendiri dikelilingi zona megathrust, termasuk di selatan Jawa dan Sumatra. Padahal, menurut Rahmat, ancaman gempa yang bersumber di darat karena Sesar Sumatera atau patahan Sumatera bisa kapan saja terjadi. Gempa darat itu juga berpotensi menimbulkan dampak kerusakan parah.
(nir/nwy)