Daerah Bawean, Jawa Timur baru-baru ini dilanda gempa berkekuatan M 5,9 pada Jumat (22/3/2024). Gempa tersebut diikuti oleh gempa susulan yang mencapai 6,5 M.
Atas kejadian tersebut, pakar dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) sekaligus dosen Teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Amien Widodo menjelaskan pemicu gempa tersebut berasal dari sesar aktif di Laut Jawa.
Ia menyebut gempa di Bawean terjadi pada kedalaman 10 meter. Hal itu yang membuat jangkauan daerah guncangan semakin meluas hingga ke daratan Pulau Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, gempa yang disebabkan sesar aktif dengan kedalaman dangkal termasuk kejadian yang jarang ada. Pergeseran yang terjadi pada gempa Bawean ini dapat menimbulkan getaran pada skala Modified Mercally Intensity (MMI) III-IV.
Intensitas tersebut bisa menyebabkan adanya guncangan hingga retakan pada sekitar daerah permukaan.
"Semakin kuat skala intensitasnya, dampak yang dirasakan akan semakin berbahaya," ujarnya, dikutip dari laman ITS, Minggu (24/3/2024).
Tidak Berpotensi Tsunami
Lebih lanjut, Amien menjelaskan pergeseran permukaan gempa di Bawean terjadi secara horizontal. Artinya, gempa tak akan memicu adanya tsunami.
Akan tetapi, gempa ini dapat menimbulkan gempa susulan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun telah mencatat ada sebanyak 158 kali gempa susulan.
"Untuk mitigasinya, gempa tersebut perlu dimonitoring guna mengetahui apakah ada tekanan yang masih aktif atau tidak," tutur Amien.
Pada 2017, Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) telah merilis sebanyak 295 sesar aktif di Indonesia yang berpotensi gempa. Menurut Amien, data tersebut sudah selayaknya dijadikan sebagai bahan kebijakan pemerintah setempat.
Dari kejadian gempa Bawean ini, pemerintah perlu melakukan pengecekan kondisi bangunan, permukaan, dan hal lain terkait sesar aktif. Amien, mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap fenomena gempa akibat sesar ini.
"Masyarakat perlu menyiapkan diri apabila terjadi gempa-gempa ke depannya," tuturnya.
(cyu/nwk)