Tinggal di Mana-mana, Mengapa Orang Madura Suka Merantau?

ADVERTISEMENT

Tinggal di Mana-mana, Mengapa Orang Madura Suka Merantau?

Nikita Rosa - detikEdu
Minggu, 24 Mar 2024 17:00 WIB
Warung Madura
Foto: Anisa Indraini/detikcom/Warung Madura
Jakarta -

Masyarakat Madura banyak yang merantau ke berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan orang suku Madura juga sampai merantau ke luar negeri. Lantas, mengapa orang Madura suka merantau?

Menurut Antropolog Universitas Airlangga (Unair), Dr Mohammad, alasan utama mengapa orang Madura suka merantau berasal dari faktor ekonomi.

"Bermigrasi dilakukan oleh suku bangsa manapun, seperti contohnya masyarakat Minang yang mewajibkan laki-laki untuk merantau. Yang membedakan dengan suku Madura adalah mereka merantau karena mencari jalan hidup yang lebih sejahtera," ungkapnya dalam laman Unair.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor Pendorong Orang Madura Merantau

Adib menjelaskan jika Madura memiliki tanah yang tidak cocok untuk bercocok tanam. Hal ini membuat masyarakat Madura harus mengakali perekonomian mereka, yakni dengan cara merantau ke daerah lain.

"Faktor ekologi seperti tanah yang tidak subur itulah yang memaksa mereka untuk merantau mencari mata pencaharian di daerah lain," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, jumlah masyarakat suku Madura yang cukup banyak tidak sesuai dengan luas pulau Madura. Diketahui, ada sekitar 7 juta jiwa masyarakat Madura per 2010 dan pulau Madura tak bisa menampung populasi sebanyak itu.

"Tak serta-merta suku Madura saja yang merantau karena wilayah tak mencukupi. Ini juga berlaku bagi semua suku yang kuantitasnya banyak," ujar dosen etnografi Madura itu.

Bekerja di Sektor Informal

Mayoritas masyarakat Madura yang merantau ke daerah lain cenderung memilih sektor ekonomi informal. Menurut Adib, hal itu terjadi karena permasalahan tingkat pendidikan.

"Pendidikan masyarakat Madura itu terbatas, maka pekerjaan apa saja mereka lakukan. Terutama pekerjaan fisik seperti buruh pabrik. Yang juga ada demand-nya," jelasnya.

"Sejarahnya pada zaman Belanda, mereka (Madura) direkrut untuk kerja di pabrik gula," tambahnya.

Adib berpesan kepada masyarakat suku Madura untuk meningkatkan keterampilannya agar tidak hanya bekerja sebagai pekerja fisik.

"Maka, tingkatkan pendidikan karena sudah difasilitasi negara. Menyiapkan pendidikan di masa depan. Utamakan pendidikan, membongkar kultur informal. Merantaulah dengan skill, tidak hanya sebagai tenaga kasar," pungkasnya.




(nir/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads