Karaoke adalah hiburan yang disukai banyak orang dari berbagai negara termasuk Indonesia, menyenangkan hati dan memberikan kebersamaan dengan orang-orang terkasih.
Namun di balik melejitnya karaoke di berbagai negara, tahukah kamu bahwa karaoke diciptakan oleh orang Jepang? Mesin karaoke pertama dibuat oleh orang Jepang bernama Sparko Box.
Dikutip dari Tokyo Weekender dan nippon.com, istilah dari karaoke diketahui dari kara yang berarti kosong atau hampa sedangkan kata oke dari kata okesutra yang berarti orkestra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya kata karaoke tidak diperuntukkan untuk hiburan melainkan untuk penyanyi profesional dengan menggunakan lagu dengan instrumental orkestra.
Penemu Mesin Karaoke
Terdapat beberapa figur yang disebut menjadi penemu mesin karaoke. Pertama adalah seorang insinyur Tokyo yang mempunyai pabrik untuk perangkat elektronik, bernama Shigeichi Negishi.
Negishi pada Januari 2024 lalu wafat dalam usia 100 tahun. Ia mempunyai kebiasaan setiap pagi bernyanyi mengikuti musik instrumen lagu pop yang diputar stasiun radio.
Suatu ketika di tahun 1967 ia meminta kepala teknisi di pabriknya untuk menyambungkan mikrofon ke tape deck agar bisa mengetahui gaya vokalnya saat menyanyi..
Menurut penulis Matt Alt, mewawancara Negishi untuk ditampilkan dalam buku berjudul Pure Invention: How Japan Made the Modern World, sang penemu pertama kali menguji perangkat tersebut dengan rekaman instrumental dari lagu "Mujo no Yume" karya Yoshio Kodama tahun 1930-an.
"Berhasil!" kata Negishi pada Alt, sambil mengingat saat dia mendengar suaranya keluar melalui speaker bersamaan dengan musik. "Hanya itu yang saya pikirkan. Yang terpenting, itu menyenangkan. Saya langsung tahu bahwa saya telah menemukan sesuatu yang baru," ujar Negishi pada Alt.
Negishi menganggap hal tersebut menyenangkan dan juga untuk orang lain. Ia pun meminta teknisinya untuk membuat wadah portable mesin dengan menambahkan slot koin.
Mesin tersebut kemudian dikenal sebagai mesin karaoke bernama Sparko Box, sebuah kubus yang memiliki ukuran 50 cm yang dilengkapi mikrofon, kontrol volume, nada, pemutar kaset bongkar pasang, dan slot koin 100 yen.
Kemudian ia mendistribusikan mesin tersebut ke bar dan hotel-hotel, dan menjadi populer karena memiliki lampu warna-warni yang berkedip.
Mesin Karaoke Daisuke Inoue
Selain sosok Negishi, dalam sejarah dunia karaoke dikenal juga nama Daisuke Inoue yang menciptakan 8 Juke, versi awal mesin karaoke lainnya, di Kobe pada awal tahun 1970-an.
Inoue berperan mengkomersialisasikan alat hiburan tersebut. 8 Juke berhasil menarik perhatian di luar kota Kobe. Namun Inoue dan Negishi, tidak mematenkan penemuan mereka.
Produsen elektronik segera mulai memproduksi dan memasarkan versi mereka sendiri. Perusahaan besar seperti JVC ikut serta dalam produksi massal.
Negishi tidak pernah mematenkan perangkat tersebut, dengan alasan proses pematenan yang sulit di Jepang pada tahun 1960an. Namun putri Negishi, Atsumi Takano pada The Wall Street Journal mengatakan bahwa ayahnya tidak pernah mempersoalkan hak paten.
"Dia merasa sangat bangga melihat idenya berkembang menjadi budaya bersenang-senang melalui lagu di seluruh dunia," kata Takano. "Baginya, menghabiskan seratus tahun dikelilingi keluarganya sudah cukup."
Saat ini, menurut data All-Japan Karaoke Industrialist Association yang dikutip CNN, Jepang memiliki lebih dari 8.000 tempat karaoke khusus. Sementara 131.500 bar dilengkapi dengan mesin karaoke
(pal/pal)