Pengertian dan Contoh Stratifikasi Sosial Berdasarkan Sifatnya

ADVERTISEMENT

Pengertian dan Contoh Stratifikasi Sosial Berdasarkan Sifatnya

Nur Wasilatus Sholeha - detikEdu
Sabtu, 23 Mar 2024 07:00 WIB
Upacara Adat Padudusan Agung di Bali
Contoh stratifikasi sosial dapat dilihat kehidupan masyarakat di Bali Foto: Upacara Adat Padudusan Agung di Bali (David Saut/detikTravel)
Jakarta -

Dalam kehidupan bermasyarakat, detikers mengenal perbedaan pola hidup seperti cara berpakaian, tempat tinggal, cara berbicara, pendidikan, dan kegemaran. Pola hidup tersebut ditentukan oleh stratifikasi sosial. Contoh stratifikasi sosial itu pun dapat dengan mudah diketemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Kenyataan dalam hidup yang disadari bahwa kehidupan bermasyarakat tidak semua sederajat, hal-hal berharga menentukan bagaimana lapisan sosial kita di masyarakat. Adapun stratifikasi sosial adalah penggolongan masyarakat di dalam kelas-kelas yang bertingkat.

Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang pengertian dan contoh stratifikasi sosial!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Stratifikasi Sosial

Mengutip dari modul Sosiologi yang disusun Vilda, stratifikasi berasal dari kata stratum yang artinya adalah lapisan sedangkan sosial artinya masyarakat. Jadi menurut asal katanya stratifikasi sosial adalah lapisan masyarakat.

Secara umum stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai penggolongan masyarakat ke dalam kelas-kelas yang disusun secara bertingkat. Dalam penggolongan masyarakat yang bersifat hirarki berakibat timbulnya kelas-kelas sosial.

ADVERTISEMENT

Penggolongan tersebut memunculkan istilah kelas sosial atas (upper class), kelas sosial menengah (middle class), dan kelas bawah (lower class).

Selama dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai, maka sesuatu hal berharga tersebut menjadi faktor dalam pembentukan hirarki, biasanya seperti uang atau barang yang bernilai ekonomis, tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan atau keturunan dari orang terhormat.

Pitirim A. Sorokin yaitu seorang sosiolog mengatakan bahwa sistem berlapis itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur.

Jika seseorang memiliki barang berharga dengan jumlah yang banyak dan tidak semua orang memilikinya, maka seseorang tersebut dianggap orang yang berkedudukan tinggi dan ditempat pada lapisan atas masyarakat.

Begitupun sebaliknya, seseorang yang memiliki barang berharga dengan jumlah sedikit atau bahkan tidak ada, maka orang tersebut mempunyai kedudukan rendah dan ditempatkan pada lapisan rendah.

Perbedaan kedudukan manusia dalam masyarakatnya secara langsung menunjuk pada perbedaan pembagian hak-hak dan kewajiban, tanggung jawab nilai-nilai sosial dan perbedaan pengaruh terhadap anggota-anggota masyarakat lainnya.

Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial

Proses terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakat dapat dibedakan atas beberapa kriteria sebagai berikut :

1. Stratifikasi yang terbentuk dengan sendirinya

Stratifikasi yang terbentuk dengan sendirinya biasanya diakibatkan karena kepandaian, tingkat umur (senioritas), sifat keaslian keanggotaan dan kepemilikan harta yang diwariskan.

2. Stratifikasi yang sengaja disusun

Proses ini biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi formal.

sebagai contoh, dalam suatu organisasi formal harus ada seorang ketua sebagai pucuk pimpinan yang bertugas mengkoordinasikan seluruh bagian organisasi, seorang wakil ketua untuk membantu pelaksanaan tugas ketua, seorang sekretaris dan bendahara.

Contoh Stratifikasi Sosial Berdasarkan Sifatnya

Dikutip dalam buku Sosiologi Jilid 2, terdapat sifat stratifikasi sosial menurut Soerjono Soekanto, dibedakan menjadi tiga yaitu stratifikasi sosial tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi campuran.

Berikut penjelasan sifat stratifikasi sosial beserta contoh-contohnya, yaitu:

1. Stratifikasi Sosial Tertutup

Stratifikasi ini adalah bentuk strata yang anggota dari setiap stratanya sulit melakukan mobilitas vertikal. Mobilitas yang mereka lakukan hanya terbatas pada mobilitas horizontal. Hal itu dikarenakan stratifikasi sosial ini bersifat diskriminatif. Seperti sistem kasta pada masyarakat India, masyarakat rasialis, dan masyarakat feodel.

Lebih jelasnya, stratifikasi ini membatasi kemungkinan seseorang untuk melakukan mobilitas atau pindah lapisan baik itu lapisan atas maupun lapisan bawah. Dalam pelapisan ini salah satu jalan untuk memasukinya hanya melalui kelahiran.

Adapun contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu:

  • Sistem kasta Jawa yang masih kental dengan golongan darah biru yaitu keluarga bangsawan dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan bangsawan darah biru.
  • Pada masyarakat Bali, nama Ida Bagus, Ida Ayu atau Dayu di peruntukkan untuk seseorang yang berkasta Brahmana, sedangkan untuk nama anak Agung, Dewa, Dewi, Cokorda, adalah nama kasta Ksatria yakni untuk keluarga kerajaan atau bangsawaan.
  • Sistem kasta pada kerajaan Inggris atau kerajaan-kerajaan di Eropa. Seseorang yang menjadi keturunan kerajaan tersebut memiliki hak warisan ataupun tahta yang diturunkan kepadanya.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi ini bersifat demokratis sehingga memungkinkan mobilitasnya sangat besar, yaitu anggota strata dapat bebas berpindah strata sosial.

Meskipun demikian, biasanya untuk berpindah ke lapisan yang lebih tinggi perlu melalui perjuangan berat, namun kemungkinan berpindah masih tetap ada.Misalnya dapat berpindah pada tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan, dan sebagainya.

Adapun contoh stratifikasi sosial terbuka yaitu:

  • Seseorang berusaha menjadi orang kaya dengan berusaha keras dalam pekerjaannya.
  • Seseorang dihormati karena memiliki latar akademik yang tinggi.
  • Seseorang jatuh miskin karena usahanya bangkrut.

3. Stratifikasi Sosial Campuran

Pada kenyataannya kita tidak hanya menemui pelapisan sosial yang bersifat tertutup dan terbuka saja. Akan tetapi di dalam kehidupan masyarakat juga terdapat campuran dari keduanya.

Adapun contoh stratifikasi sosial campuran yaitu:

  • Seorang bangsawan darah biru yang memiliki kedudukan tinggi dan terhormat di pulau Jawa, ketika pindah ke pulau Sulawesi, maka ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat yang baru, ia juga akan diperlakukan sesuai kedudukannya di tempat baru.
  • Pada masyarakat Bali, dari sisi budayanya menggunakan sistem pelapisan sosial tertutup yang terdapat empat kasta yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Akan tetapi, dalam sistem ekonomi berjalan menggunakan sistem terbuka, yaitu anggota masyarakat bisa melakukan mobilitas.



(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads