Sejarah Kerajaan Tarumanegara: Berdirinya, Lokasi, Masa Kejayaan, dan Penyebab Runtuh

ADVERTISEMENT

Sejarah Kerajaan Tarumanegara: Berdirinya, Lokasi, Masa Kejayaan, dan Penyebab Runtuh

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Kamis, 21 Mar 2024 03:00 WIB
Prasasti Tugu, bukti Kerajaan Tarumanegara. (Dok Situs Kemendikbud)
Foto: Prasasti Tugu, bukti Kerajaan Tarumanegara. (Dok Situs Kemendikbud)
Jakarta -

Banyak kerajaan di Pulau Jawa yang bercorak Hindu, Buddha, maupun Islam. Salah satu kerajaan bercorak Hindu yang terkenal sekaligus tertua di Pulau Jawa adalah Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan ini juga meninggalkan banyak benda bersejarah yang mengungkap kisah Kerajaan Tarumanegara.

Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan bercorak Hindu tertua di Pulau Jawa yang berkuasa sekitar tahun 358 sampai abad ke-7 Masehi. Kerajaan ini didirikan oleh seorang Maharesi, yaitu Rajadirajaguru Jayasingawarman.

Rajadirajaguru merupakan Maharesi atau Pendeta asal Salankayana, India, yang mengungsi ke Indonesia karena kerajaan asalnya ditaklukkan oleh Kerajaan Magadha. Ia merupakan pemimpin para pengungsi asal Kerajaan Palawa dan Calanjaya yang ingin mencari perlindungan akibat peperangan besar yang terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pengungsi tersebut disetujui oleh Raja Dewawarman VIII, Raja Salakanagara, untuk membangun pemukiman baru di dekat Sungai Citarum. Pemukiman tersebut kemudian diberi nama Tarumadesya (Desa Taruma). Tarumadesya semakin berkembang hingga menjadi kota karena memiliki banyak pengunjung.

Sejarah Kerajaan Tarumanegara bersumber dari sejumlah prasasti, seperti Prasasti Ciaruteun, Prasasti Jambu (Koleangkak), Prasasti Pasir Awi, Prasasti Kebun Kopi, Prasasti Tugu, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Lebak, dan Situs Pasir Angin.

ADVERTISEMENT

Pada Prasasti Ciaruteun terdapat isi yang apabila diterjemahkan berbunyi 'Inilah tanda sepasang kaki seperti kaki Dewa Wisnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia'.

Namun, apa yang tercantum dalam prasasti Kerajaan Tarumanegara bukanlah satu-satunya yang menggambarkan penyebutan raja seperti dewa. Penggambaran ini juga tercantum di prasasti lainnya.

Yang sedikit berbeda adalah Situs Pasir Angin yang terletak di Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang, tepatnya di bukit kecil sebelah utara daerah aliran Sungai Cianten. Di situs ini ditemukan berbagai artefak, seperti artefak kaca, artefak perunggu, artefak besi, artefak emas, tembikar, porselin, keramik dari batu-batuan, dan topeng emas.

Lokasi Kerajaan Tarumanegara

Dikutip dari Modul Sejarah Indonesia Kelas X terbitan, letak Kerajaan Tarumanegara ada di Jawa Barat, tepatnya di tepi Sungai Cisadane, yang kini menjadi wilayah Banten. Kerajaan Tarumanegara berpusat di Sundapura, dengan wilayah kekuasaan yang hampir meliputi seluruh wilayah Jawa Barat dan Banten.

Letak ibu kota Tarumanegara dengan keratonnya belum dapat dipastikan. Akan tetapi, jika diperkirakan oleh Prof Dr Poerbatjaraka, letak Keraton Taruma berada di wilayah Bekasi. Hal ini sesuai dengan keterangan yang tercantum di Prasasti Tugu. Dalam prasasti tersebut memberitahukan tentang penggalian Sungai Chandrabaga yang mengalir melewati istana sampai ke laut.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

Masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara saat pemerintahan Raja Purnawarman. Di masa itu, masyarakat Tarumanegara berdagang beras dan kayu jati, serta membangun terusan sepanjang 6.122 tombak yang pada akhirnya membantu perkembangan ekonomi.

Terusan yang dibuat oleh masyarakat dapat digunakan untuk mencegah banjir dan dijadikan sarana lalu lintas pelayaran perdagangan antardaerah di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar.

Selain dari sisi perdagangan, Kerajaan Tarumanegara juga unggul dengan sarana pengairan persawahan dan perkembangan peternakan yang baik. Kendati demikian, keruntuhan kerajaan tetap tak terelakkan.

Mulai masa pemerintahan Raja Sudawarman, Kerajaan Tarumanegara mengalami kemunduran. Penyebab runtuhnya Kerajaan Tarumanegara adalah kurangnya pengawasan dan perlindungan dari Raja Sudawarman terhadap masalah-masalah di kerajaan, dan tidak adanya putera dari raja terakhir Tarumanegara, yaitu Linggawarman.

Penyebab lainnya adalah karena kemunculan Kerajaan Galuh yang menjadi pesaing baru tetapi masih bagian dari Kerajaan Tarumanegara. Pada akhirnya, Kerajaan Galuh memisahkan diri dari Kerajaan Tarumanegara untuk menghindari perang saudara.

Menurut Prasasti Kota Kapur, Dapunta Hyang Sri Jayanagara mengungkapkan bahwa keruntuhan Kerajaan Tarumanegara bersamaan dengan serangan yang dilancarkan kepada Bhumi Jawa karena dianggap tidak mau mengalah kepada Sriwijaya.




(nah/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads