Biasanya panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca), memiliki warna bulu yang hitam-putih yang mencolok. Namun, terdapat panda raksasa yang ditemukan di pegunungan Qinling provinsi Shaanxi, Tiongkok, memiliki warna bulu coklat.
Hal tersebut adalah kejadian yang langka, sehingga para ilmuwan ingin memecahkan bagaimana panda raksasa memiliki warna bulu yang coklat.
Komponen Kimia Warna Bulu Panda Raksasa Coklat
"Variasi warna bulu memiliki nilai adaptasi dan budaya yang substansial pada mamalia," kata penulis pertama studi ini, Dr Dengfeng Guan dari Laboratorium Utama Ekologi Hewan dan Biologi Konservasi di Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok dan rekan-rekannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warna bulu panda raksasa coklat berasal dari komponen kimia, menurut Dr Dengfeng Guan dan rekan-rekannya.
"Sifat ini secara langsung ditentukan oleh rasio eumelanin dan pheomelanin, serta kepadatan dan distribusi melanosom pada rambut," imbuh Dr Dengfeng Guan.
"Faktor-faktor ini berada di bawah regulasi yang kompleks oleh ratusan gen yang mempengaruhi berbagai aspek melanogenesis, termasuk proliferasi dan migrasi melanosit, sintesis melanin, serta biogenesis dan transfer melanosom," katanya lagi.
Sebenarnya, panda coklat ditemukan 11 kali berdasarkan laporan yang resmi atau komunikasi pribadi, pertama kali ditemukan pada tahun 1895. Tujuh laporan kasus penemuan telah dikonfirmasi dengan foto, yang tiga kasus berasal dari Kabupaten Foping, dua dari Yangxian, satu dari Taibai, dan satu dari Zhouzi.
Semua penemuan tersebut memiliki kesamaan, yaitu ditemukan di pegunungan Qinling, yang dapat disimpulkan bahwa panda raksasa berwarna coklat adalah hewan endemik wilayah Pegunungan Qinling.
"Panda coklat pertama yang tercatat, seekor betina bernama Dan Dan, diselamatkan ke Kebun Binatang Xi'an dari Cagar Alam Foping pada tahun 1985," para ahli biologi menjelaskan.
"Dia kemudian dikawinkan dengan panda hitam, Wan Wan, dan melahirkan seekor panda hitam jantan, Qin Qin, di penangkaran," ujar mereka lagi.
Dan Dan mati pada 2000. Qin Qin pun menyusul pada 2006, tanpa meninggalkan keturunan.
"Pada tahun 2009, seekor anak panda coklat jantan, Qi Zai, diselamatkan dari Cagar Alam Foping dan saat ini menjadi satu-satunya panda coklat yang hidup di penangkaranm," kata mereka.
Terdapat Mutasi
Guan dan rekan penulis membentuk tim yang terkait dengan panda coklat Qi Zai dan mengurutkan genom mereka. Penelitian yang dilakukan terhadap panda raksasa di Cagar Alam Foping, dengan menganalisis data ekologi dan genetik panda raksasa.
Kemudian, ilmuwan melakukan pendalaman mekanisme seluler yang berperan dalam memberikan warna bulu coklat dari analisis mikroskop dan mikroskop elektron transmisi. Selain itu, identifikasi adanya calon mutasi juga dilakukan, dengan melakukan penghapusan 25bp pada gen Bace2, sebagai dasar genetik yang paling mungkin bagi panda raksasa berwarna coklat.
Mereka memvalidasi penghapusan ini melalui pengurutan kelompok tambahan dari 192 panda hitam dan tikus KO CRISPR-Cas9.
"Jumlah panda coklat yang sangat sedikit dan sifat dari mutasi penghapusan frameshift menunjukkan bahwa mutasi ini bisa jadi merupakan mutasi yang netral atau mutasi yang tidak terlalu merusak," kata para penulis.
"Khususnya, dua panda coklat (Qi Zai dan Dan Dan) telah menunjukkan pertumbuhan dan reproduksi yang normal, sementara tikus knockout Bace2 yang hidup, subur, dan tidak memiliki kelainan fisik yang nyata, yang mengindikasikan bahwa mutasi ini tidak memiliki dampak negatif yang nyata terhadap kebugaran individu-individu ini," jelas mereka.
Temuan mereka tidak hanya memberikan wawasan tentang dasar genetik variasi warna bulu pada panda coklat dan bahkan pada hewan liar, tetapi juga memberikan pengembangan ilmiah pada panda coklat yang langka.
Dampak Merusak Mutasi
Menurut ilmuwan, dampak fisiologi dari mutasi pada panda coklat tersebut belum jelas, karena diketahui Bace2 berhubungan dalam jalur penyakit Alzheimer.
Oleh karenanya, apabila terdapat dampak negatif yang merusak panda coklat, maka dapat dilakukan perbaikan efek merugikan mutasi genetik tersebut, mengingat populasinya masih kecil. Sehingga, berbekal dari nilai ilmiah yang tinggi dari temuan studi tersebut terhadap mutan warna bulu panda raksasa coklat, maka dapat dikembangbiakan pada panda coklat secara ilmiah
"Dengan demikian, penelitian lebih lanjut pada panda coklat dan model tikus knockout akan memberikan wawasan yang berharga tentang efek fungsional dari mutasi ini." ucap penulis studi tersebut.
(nah/nah)