Vietnam memulai penangkaran spesies kura-kura cangkang lunak tutul di kawasan lindung. Spesies penyu air tawar dan air payau Pelodiscus variegatus, yang kerap disebut labi-labi atau kura-kura cangkang lunak tutul, terancam punah akibat konsumsi berlebihan dan hilangnya habitat.
Olahan kura-kura cangkang lunak Pelodiscus dianggap sebagai makanan lezat di Vietnam dan China. Kondisi ini mengakibatkan hewan tersebut mengalami penangkapan berlebihan, dikutip dari Alpha Galileo.
Para konservasionis telah melakukan studi untuk memperkirakan jangkauan dan status konservasi kura-kura tersebut. Mereka menemukan bahwa spesies ini sangat rentan terhadap kepunahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lepas Liar ke Kawasan Lindung
Untuk memulihkan populasi kura-kura cangkang lunak, Institute of Ecology and Biological Resources and Cologne Zoo, Jerman, memprakarsai program pengembangbiakan di Vietnam. Pada akhir 2023, mereka melepasliarkan 50 anak kura-kura cangkang lunak yang sehat ke lokasi dengan iklim dan habitat yang sesuai di Vietnam utara.
Harapannya, ada lebih banyak anak kura-kura cangkang lunak lainnya yang akan dilepasliarkan di kawasan lindung di Vietnam bagian utara-tengah. Langkah ini menjadi upaya untuk membalikkan tren penurunan populasi dan berkontribusi pada gerakan konservasi global Reverse the Red.
Kura-kura Cangkang Lunak di Indonesia sampai Amerika
Kura-kura cangkang lunak Pelodiscus variegatus tersebar luas dari Siberia hingga Vietnam. Spesies ini juga telah menyebar hingga ke Indonesia, Australia bagian utara, Eropa Barat, Amerika Utara, Hawaii, dan Mauritius karena aktivitas manusia dan penangkaran.
Sekitar 200 tahun lalu, kura-kura cangkang lunak pertama yang dideskripsikan secara ilmiah yaitu Pelodiscus sinensis (kura-kura cangkang lunak China). Butuh 23 tahun untuk menemukan spesies baru Pelodiscus, yaitu P. maackii di China utara, tulis peneliti Minh Duc Le dan rekan-rekan di jurnal Nature Conservation.
Baru sekitar tahun 1990-an, spesies-spesies baru Pelodiscus teridentifikasi. Kendati dulu dianggap hanya memiliki satu spesies, penelitian terbaru menunjukkan bahwa genus ini memiliki setidaknya tujuh spesies yang diketahui.
Kura-kura Pelodiscus variegatus sendiri menghadapi ancaman dari hilangnya habitat, penangkapan berlebihan, dan pencemaran genetik. Budidaya kura-kura cangkang lunak di berbagai wilayah di China juga berisiko membahayakan sumber genetik aslinya.
Di sisi lain, kehidupan bawah air kura-kura cangkang lunak tutul menyulitkan ilmuwan untuk mengetahui persebaran dan status konservasinya. Oleh karena itu, kura-kura cangkang lunak ini diklasifikasikan sebagai Terancam Punah oleh Turtle Taxonomy Working Group, otoritas global untuk status taksonomi dan konservasi kura-kura di seluruh dunia.
Melalui program penangkaran dan konservasi, diharapkan populasi kura-kura Pelodiscus variegatus dapat pulih dan terhindar dari kepunahan. Upaya ini penting untuk memastikan kelangsungan hidup spesies ini dan menjaga keseimbangan ekosistem laut.
(twu/twu)