Studi Ini Ungkap Bagaimana Hewan Melihat Warna-warna di Dunia, Menakjubkan!

ADVERTISEMENT

Studi Ini Ungkap Bagaimana Hewan Melihat Warna-warna di Dunia, Menakjubkan!

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 12 Mar 2024 13:00 WIB
Begini cara hewan melihat warna-warna yang ada di dunia.
Begini cara hewan melihat warna-warna yang ada di dunia. Foto: Daniel Hanley (CC BY 4.0) via Popular Science
Jakarta -

Seperti manusia, hewan juga harus mengambil keputusan penting di alam liar untuk keberlangsungan hidupnya. Bedanya, kelangsungan hidup mereka hanya bergantung pada cara menghindari pemangsa, pencarian mangsa atau berkembang biak.'

Tapi, bagaimana cara hewan melihat dunia? Hal ini dijawab melalui penelitian oleh para ilmuwan di University of Sussex, Inggris dan George Mason University Virginia yang diterbitkan pada 23 Januari 2024 lalu dalam jurnal PLOS Biology.

Dijelaskan bila mata hewan memandang warna-warna di alam dengan cara yang berbeda melalui sel fotoreseptor miliknya. Contohnya terlihat pada lebah, rusa kutub dan beberapa burung yang diketahui dapat melihat sinar ultraviolet (UV). Hal menakjubkan ini tidak dapat dilihat oleh mata manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daniel Hanley, ahli ekologi sensorik dan penulis studi menjelaskan sejak dahulu para ilmuwan sudah ingin mengetahui bagaimana cara hewan melihat dunia. Tetapi dahulu tidak ada alat yang memadai untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Komunitas ilmiah tidak memiliki alat yang memadai untuk mempelajari warna yang bergerak. Sehingga kami merancang sistem kamera untuk memberikan solusi terhadap masalah ini," kata Hanley dikutip dari Popular Science.

ADVERTISEMENT

Teknik Spektrofotometri dengan Akurasi 92 Persen

Sistem kamera yang baru dibuat ini disebut dengan spektrofotometri yang dapat merekonstruksi warna dari kaca mata hewan. Hasil akhir dari studi ini berguna bagi para ilmuwan untuk mempelajari bagaimana cara hewan berkomunikasi dan menavigasi dunia di sekitar mereka.

Spektrofotometri dapat merekam sinyal warna dalam rentang gelombang panjang tertentu seperti yang terlihat pada hewan di alam liar. Namun, metode ini belum sepenuhnya sempurna.

Penggunaan metode ini dapat memakan waktu lama, masih bisa menghasilkan warna yang salah, memerlukan kondisi pencahayaan tertentu, dan tidak selalu dapat menangkap sesuatu yang bergerak. Untuk mengatasi hal ini, tim akhirnya mengembangkan sistem kamera terpisah dan perangkat lunak tambahan.

Kamera digunakan untuk merekam video dalam empat saluran warna berbeda yakni biru, hijau, merah dan UV. Ada dua kamera yang digunakan untuk merekam secara bersamaan dengan pembagian cahaya yang berbeda.

Hasil perekaman nantinya diolah menjadi sebuah persepsi melalui bahasa pemrograman Python. Tim telah menguji sistem spektrofotometri dan memperkirakan hasilnya memiliki akurasi lebih dari 92 persen.

Proses uji merekam seekor lebah ketika mencari makan dan berkelahi dalam bertahan hidup di lingkungan alaminya. Mata lebah mampu merespon fotoreseptor UV, biru dan hijau. Tetapi hasil pemrosesannya menampilkan warna biru, hijau, dan merah. Kamu bisa melihat videonya di sini.

Video tentang penglihatan warna dengan metode ini ini bahkan dinilai lebih akurat dibanding apa yang diketahui para ahli biologi tentang fotoreseptor di mata hewan.

Lebih lanjut, Hanley tidak menampik bila proyek yang dilakukannya cukup rumit hingga timnya mendapat banyak kejutan selama prosesnya. Seperti temuan bila awan berpengaruh pada warna yang dirasakan oleh hewan.

"Hal paling mengejutkan yang kami temukan adalah seberapa besar pengaruh awan terhadap warna yang dirasakan. Kami cenderung tidak memperhatikan perubahan ini, namun ternyata penting," tambahnya.

Kini, kamera yang digunakan dalam metode spektrofotometri dirilis secara komersial dan perangkat lunak yang dikembangkan bersifat open-source. Sehingga peneliti lain dapat mengembangkan teknologi ini lebih jauh di masa depan.

"Kami berencana menerapkan sistem kamera seluas-luasnya dan berharap komunitas lain bisa ikut terlibat. Sehingga desain ini dapat menjadi lebih baik dan banyak observasi baru tentang warna di alam," pungkas Hanley.




(det/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads