Indonesia dikenal karena keberagamannya, mulai dari suku, budaya, bahasa, adat istiadat, dan lain sebagainya. Namun dapat hidup dengan baik dan rukun yang berdasar dari semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam artikel ini, akan membahas tentang makna dan sejarah bhinneka tunggal ika, simak terus yah!
Pengertian Bhinneka Tunggal Ika
Dilansir dari Kemdikbud, Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan atau moto nasional bangsa indonesia yang menjadi cermin persatuan dan kesatuan Indonesia di tengah keberagaman. Semboyan tersebut, tertulis di pita dimana burung Garuda Pancasila mencengkram pita tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kawi Kuno dalam kitab puisi Kakawin Sutasoma, pupuh 139, bait 5 yaitu 'BhinΓͺka tunggal ika tan hana dharmma mangrwa' yang artinya 'beragam tapi tetap satu, tidak ada kebenaran yang rancu.' Sedangkan untuk bhinneka tunggal ika diartikan yaitu 'berbeda-beda tapi tetap satu'.
Makna Bhinneka Tunggal Ika
Dikutip dari buku Pendidikan Kebhinekaan Pada Satuan Pendidikan Menengah, makna dari Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi tetap dalam satu kesatuan, keberagaman dan perbedaan bukanlah untuk pertentangan atau konflik, tetapi harus saling berdampingan dalam sebuah harmoni dan kedamaian.
Walaupun Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta kepulauan wilayah negara Indonesia yang beraneka ragam, namun keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia.
Persatuan Indonesia tercermin dalam ikrar " Sumpah Pemuda" yang dipelopori oleh pemuda perintis kemerdekaan pada tanggal 28 Oktober 1928, yaitu berbunyi:
a. PERTAMA. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Bertumpah darah satu Tanah Air Indonesia.
b. KEDUA. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Berbangsa Satu Bangsa Indonesia.
c. KETIGA. Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia.
Dalam Sumpah Pemuda tersebut, terdapat persatuan dalam aspek satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.
Sejarah Bhinneka Tunggal Ika
Dikutip dalam buku Sejarah Hukum Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika tidak lahir bersamaan dengan Pancasila ketika sidang BPUPKI yang dilakukan menjelang kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, Bhinneka Tunggal ika merupakan pemikiran dari Mpu Tantular yang membuat kerajaan Majapahit berhasil menyatukan Nusantara.
Semboyan tersebut merupakan kalimat yang dikutip dari "kakawin Sutasoma" karangan Mpu Tantular. Mpu Tantular adalah seorang pujangga yang hidup pada masa kerajaan Majapahit dibawah kekuasaan Prabu Rajasanagara di abad ke-14.
Awalnya, Bhinneka Tunggal Ika diciptakan sebagai bentuk rasa toleransi Mpu Tantular. Pasalnya Mpu Tantular merupakan seorang penganut Buddha Tantrayana dan hidup di lingkungan kerajaan Majapahit yang memiliki corak Hindu-Siwa.
Berikut kutipan sajak dari "kakawin Sutasoma" yang merupakan pupuh 139 bait ke-5 dari kakawin terrsebut yang mengandung kalimat "Bhinneka Tunggal Ika"
" Rwneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ing Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa."
Berikut terjemahannya
"Konon Buddha dan Siwa merupakan dua dzat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal. Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran."
Dari sajak tersebut, Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Kalimat Bhinneka Tunggal Ika adalah cerminan dari kerajaan Majapahit, yang memiliki berbagai macam masyarakat, berdasarkan kepercayaan yang dianut.
Kemudian Mohammad Yamin sebagai tokoh pertama yang mengusulkan kalimat "Bhinneka Tunggal Ika" untuk digunakan sebagai semboyan negara beberapa kali di sidang BPUPKI.
Muh. Yamin meyakini bahwa karya dari Mpu Tantular tersebut sangat cocok dan sesuai untuk diimplementasikan dengan kehidupan Indonesia. Baik dari segi perbedaan agama, ideologi, suku, ras, etnik, maupun golongan.
(pal/pal)