Bukan sebuah rahasia bila Indonesia merupakan negeri yang kaya akan keberagaman termasuk masalah bahasa. Data Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbduristek menjelaskan Indonesia memiliki 718 bahasa asli daerah.
Hampir 90 Persen dari jumlah tersebut adalah bahasa berada di wilayah timur Indonesia, yaitu 428 di Papua, 80 di Maluku, 72 di Nusa Tenggara Timur, dan 62 di Sulawesi. Mirisnya, dari data tersebut, beberapa bahasa Ibu dalam keadaan memprihatinkan.
Bagaimana tidak, ada 8 bahasa ibu di Indonesia yang kini telah memasuki kategori punah, 5 bahasa kritis, dan 24 bahasa terancam punah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait hal tersebut, Dosen Sastra Bali sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan BASAbali WIki, Drs I Gde Nala Antara M Hum menghimbau masyarakat untuk tidak takut dengan vonis punahnya bahasa.
"Bahasa Bali pernah divonis akan mati pada tahun 2021. Tapi vonis itu bukan untuk ditakutkan, seharusnya menjadi pernyataan untuk membangkitkan rasa cinta kita terhadap bahasa daerah, bahasa ibu supaya kita tetap menggunakan bahasa itu," jelasnya dalam acara Peluncuran Kamus Digital BASAsulsel WIKI dan BASAkalimantan di @america Pacific Place Mall, Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Langkah Lestarikan Bahasa Daerah
Lebih lanjut, sosok yang akrab dipanggil Nala Antara menjelaskan vonis bisa menjadi acuan pemerintah daerah untuk melakukan pemertahanan, pelestarian dan pengembangan. Hal tersebut sudah dilakukan pemerintah Bali sehingga bahasa khas Pulau Dewata itu tetap eksis hingga kini.
Tetapi pemerintah tidak perlu menunggu vonis bahasa punah untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait pelestarian bahasa daerah.
"Di bali semua bergerak ketika ada ancaman vonis seperti itu. Saya harap hal tersebut juga berlaku di bahasa lokal lainnya seperti bahasa Makassar, Bugis, Toraja dan banyak lagi," tambahnya.
Proses pelestarian bahasa Bali dijelaskan Nala pada dasarnya telah dilakukan sejak tahun 1992. Bali menjadi daerah di Indonesia pertama yang memiliki peraturan daerah tentang bahasa di tahun itu dan terus melakukan pengembangan.
Tidak hanya Balai Bahasa pemerintah provinsi yang secara langsung berada di Badan Bahasa Kemendikburistek, pemerintah Bali memiliki lembaga bahasa daerahnya sendiri sejak tahun 1993. Ia sadar seluruh bahasa daerah lain memiliki ancaman serupa terkait kepunahan, tetapi bahasa Bali punya tekanan lebih besar.
"Kalau Bali memang sangat terancam, karena Bali sebagai pusat pariwisata Indonesia dan banyak bahasa lain yang menginvasi bahasa Bali. Sehingga kita perlu melakukan pemertahanan dan pelestarian tersebut," kata Nala.
Satu tips yang diberikan Nala agar pemerintah daerah lain bisa melestarikan bahasa ibunya adalah memiliki komitmen tinggi dan rasa cinta kepada tanah kelahiran. Setelahnya pelestarian bisa dilakukan dengan kebijakan-kebijakan yang mendukung serta tidak putus asa walaupun vonis kepunahan mengintai.
"Vonis harus dianggap menjadi sebuah resep yang bisa ditukar ke apotek (pemerintah daerah) untuk mendapatkan obat (kebijakan yang mendukung), obat itu akan menjadi bahasa daerah kita sehat dan kuat," pungkas Nala.
Mendapat Hibah dari Kedutaan Besar Amerika Serikat
Tidak hanya pemerintah pusat, pengembangan bahasa daerah bisa dilakukan dengan berkolaborasi bersama banyak pihak. Salah satunya melalui program yang diberikan kedutaan besar Amerika Serikat.
Emily Yasmin Norris, atase kebudayaan Kedutaan Besar Amerika Serikat menjelaskan ada sebuah dana hibah yang bisa digunakan untuk mendukung bahasa daerah di Indonesia tetap eksis. Karena menurutnya Indonesia memiliki kesamaan dengan Amerika Serikat terkait keberagaman.
"Melestarikan budaya itu penting sebagai warisan dan mendukung keragaman serta demokrasi kedua negara," jelasnya.
Dana hibah tersebut diberikan kepada Basaibu Wiki, sebuah organisasi yang mendorong kaum muda untuk menyuarakan pendapat melalui platform digital menggunakan bahasa asli daerahnya.
Untuk terus berkembang, kini hadir Kamus Digital Bahasa Makassar dalam platform BASAsulsel Wiki dan Kamus Digital Bahasa Banjar dalam platform BASAkalimantan Wiki. Publik bisa mengaksesnya melalui laman https://basasulselwiki.org/DictionaryHome.
(det/faz)