Kalimat dibagi menjadi dua berdasarkan bentuknya yakni kalimat tunggal dan majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu inti kalimat atau satu klausa. Bagaimana dengan kalimat majemuk?
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua struktur klausa. Dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Bahasa dan Sastra Indonesia oleh Indri Anatya Permatasari, kalimat majemuk didefinisikan sebagai perpaduan dari beberapa kalimat tunggal.
Klausa yang membentuk kalimat majemuk dapat mengandung dua atau lebih unsur SPOK dan pelengkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan hubungan antar klausanya, kalimat majemuk memiliki 5 jenis, berikut penjelasannya.
Jenis-jenis Kalimat Majemuk
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang hubungan antara unsur-unsurnya bersifat setara atau sederajat. Kalimat majemuk ini memiliki ciri-ciri yaitu menggunakan kata hubung lalu, dan, kemudian, tetapi, melainkan, atau, dan lain-lain.
Kalimat majemuk setara juga memiliki ciri bahwa di setiap klausa memiliki arti sendiri dan tidak bergantung satu sama lain.
Kalimat majemuk setara memiliki pembagiannya lagi, yaitu setara menggabungkan, setara memilih, dan setara mempertentangkan.
Contoh Kalimat Majemuk Setara
- Anak-anak makan ubi bakar kemudian bermain sepak bola.
Anak-anak (S), makan (P), ubi bakar (O), kemudian (konjungsi), bermain (P), sepak bola (O).
- Diana tidak membenci matematika, melainkan logaritma saja.
Diana (S), tidak membenci (P), matematika (O), melainkan (konjungsi), logaritma saja (P).
2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan antara unsur-unsurnya tidak sederajat. Kalimat ini memiliki unsur yang dapat menduduki induk kalimat maupun anak kalimat.
Ciri-ciri kalimat majemuk bertingkat adalah menggunakan konjungsi seperti meskipun, walaupun, sedangkan, daripada, demi, seandainya, yang, dengan, sehingga, karena, untuk, dan masih banyak lagi.
Kalimat majemuk bertingkat juga memiliki ciri bahwa klausanya memberikan informasi tambahan atau rincian terhadap klausa utama. Hubungan antara klausa utama dan klausa anak ditandai oleh kata penghubung subordinatif.
Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat
- Ibu mengurus rumah, sedangkan ayah bekerja di kantor.
Ibu (S), mengurus rumah (P), sedangkan (konjungsi), Ayah (S), bekerja (P), di kantor (K).
- Karena cuaca panas, para petani memutuskan untuk menunda tanam padi.
Karena (konjungsi), cuaca panas (pelengkap), para petani (S) memutuskan (P), untuk menunda tanam padi (O).
3. Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk yang memiliki beberapa kalimat tunggal untuk disatukan menjadi kalimat yang utuh. Kalimat majemuk rapatan biasanya dipisah atau digabung menggunakan tanda baca koma (,).
Kalimat majemuk ini menggunakan konjungsi seperti dan, juga, serta, dan lain-lain.
Contoh Kalimat Majemuk Rapatan
- Dia suka membaca novel, juga sering menulis cerita pendek.
Dia (S), suka membaca (P), novel (O), juga (konjungsi), sering menulis (P), cerita pendek (O).
- Mereka belajar fisika, serta mempersiapkan diri untuk ujian besok.
Mereka (S), belajar (P), matematika (O), serta (konjungsi), mempersiapkan diri (P), untuk ujian besok (O).
4. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang merupakan kombinasi antara kalimat majemuk setara dan bertingkat. Kalimat ini memiliki minimal 3 klausa.
Contoh Kalimat Majemuk Campuran
- Setelah menyelesaikan esai, Shafa pergi ke pasar karena cuaca cerah.
Setelah (konjungsi), menyelesaikan (P), esai (O), Shafa (S), pergi (P), ke pasar (K), karena (konjungsi), cuaca cerah (pelengkap).
- Kakak tidur nyenyak sementara adik bermain di sampingnya.
Kakak (S), tidur (P), nyenyak (pelengkap), sementara (konjungsi), adik (S), bermain (P), di sampingnya (K).
(faz/faz)