Para dokter yang sedang menjalani pelatihan mengajukan pengunduran diri atau resign massal pada Senin (19/2/2024). Aksi protes ini lantaran Pemerintah Korea Selatan yang akan meningkatkan kuota mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran.
Kelompok dokter dan pemerintah menolak rencana tersebut. Diketahui, pemerintah akan meningkatkan jumlah penerimaan Fakultas Kedokteran yakni 2.000 orang mulai tahun depan.
Otoritas kesehatan mengatakan kebutuhan ini mengingat populasi Korea Selatan yang menua dengan cepat. Mereka mengatakan jumlah dokter di Korea Selatan tidak sebanding dengan jumlah penduduknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kelompok dokter mengatakan pemerintah harus menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menaikkan biaya pengobatan dan menyelesaikan masalah lain terlebih dahulu.
Asan Medical Center di Seoul menyebut sejumlah dokter magang dan dokter residen di sana mengajukan resign. Rumah Sakit Severance di Seoul menyebut beberapa dokter pelatihan juga mengajukan surat pengunduran diri dan menyarankan agar mereka juga mengatur ulang jadwal operasi.
ABC News menyatakan beberapa rumah sakit membatalkan atau menunda rencana operasi kanker, kelahiran anak dan prosedur lain akibat aksi mogok ini.
Kementerian Kesehatan Korea Selatan mengatakan pihaknya sedang mencoba mencari tahu berapa banyak dokter peserta pelatihan di lima rumah sakit yang mengajukan pengunduran diri mereka. Diperkirakan ada 2.700 dokter yang ikut dalam aksi resign massal tersebut.
Bakal Kerahkan Dokter Militer
Perdana Menteri Han Duck-soo mengatakan, pemerintah akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kerugian akibat aksi resign massal ini. Dia mengatakan bahwa lebih dari 400 pusat perawatan medis darurat di Korea Selatan akan tetap buka sepanjang waktu.
Pemerintah juga akan mengerahkan dokter militer jika situasi memburuk.
(nir/nwy)