Memahami Perubahan Warna Makanan Secara Kimiawi, Ini Contoh & Penjelasannya

ADVERTISEMENT

Memahami Perubahan Warna Makanan Secara Kimiawi, Ini Contoh & Penjelasannya

- detikEdu
Kamis, 22 Feb 2024 08:00 WIB
apple isolated on wood background
Apel yang menguning setelah dipotong adalah proses kimia. Foto: iStock
Jakarta -

Kimia seringkali dianggap sebagai subjek yang rumit dan sulit dipahami oleh sebagian orang. Namun, tahukah kamu bahwa kamu bisa memahami konsep kimia yang kompleks melalui hal-hal yang sederhana di sekitar kita.

Salah satu peristiwa kimia adalah perubahan warna pada makanan di dapur. Untuk itu mari kita ketahui lebih detail mengenai warna pada makanan berdasarkan sisi kimia.

Perubahan Warna pada Makanan

Perubahan warna pada makanan seringkali dianggap sebagai hal yang wajar dan tidak terlalu menarik bagi sebagian orang. Namun, di balik perubahan warna yang terlihat biasa tersebut, terdapat proses kimia yang kompleks dan menarik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh paling umum dari perubahan warna pada makanan adalah proses penguningan yang terjadi ketika memotong buah-buahan seperti apel atau alpukat. Fenomena ini disebabkan oleh reaksi enzimatis yang kompleks, yang terjadi pada daging buah tersebut, sehingga seringkali membuatnya berubah warna menjadi coklat jika dibiarkan terlalu lama tanpa perlindungan.

Selain penguningan, ada juga reaksi Maillard yang merupakan salah satu proses yang sering menyebabkan perubahan warna pada makanan. Reaksi ini terjadi ketika gula dan asam amino bereaksi saat dipanaskan, menghasilkan senyawa kompleks yang memberikan rasa dan aroma yang khas pada makanan yang diproses, seperti roti panggang, daging panggang, atau kopi.

ADVERTISEMENT

Pemahaman Kimia di Balik Perubahan Warna

Untuk lebih memahami proses kimia yang terjadi pada perubahan warna makanan, kita dapat melihat beberapa penjelasan dari para ahli kimia.

Profesor Anna Lante dari Universitas Padua di Italia menjelaskan bahwa penguningan pada makanan disebabkan oleh reaksi enzim polifenol oksidase. Enzim ini hadir di dalam sel-sel tanaman dan fungi, dan bertanggung jawab atas oksidasi substrat polifenolik menjadi quinon, yang kemudian terjadi polimerisasi menjadi pigmen cokelat melalui reaksi non-enzimatik.

Sementara itu, reaksi Maillard yang ditemukan oleh Louis Camille Maillard pada tahun 1912, terjadi antara gula pereduksi dengan asam amino yang menghasilkan berbagai senyawa kompleks yang memberikan rasa dan aroma yang khas pada makanan. Proses ini terutama terlihat ketika kita memanggang makanan seperti roti, daging, atau kentang.

Dampak Positif & Negatif Perubahan Warna Makanan

Perubahan warna pada makanan tidak hanya memiliki dampak estetika, tetapi juga dapat mempengaruhi kualitas nutrisi dan umur makanan. Salah satu dampak positif dari perubahan warna pada makanan adalah aroma dan rasa yang dihasilkan dari reaksi Maillard, sebagaimana dijelaskan dalam Royal Society of Chemistry.

Misalnya, sisi cokelat pada steak yang dipanggang atau aroma sedap roti yang baru dibuat adalah contoh dari produk-produk reaksi Maillard yang membuat makanan menjadi lebih lezat dan menggugah selera. Namun, ada juga dampak negatif dari perubahan warna pada makanan, terutama terkait dengan penguningan.

Penguningan pada buah-buahan dan sayuran tidak hanya membuatnya terlihat kurang menarik secara visual, tetapi juga dapat mengurangi nilai nutrisinya dan memperpendek umur simpannya.

Teknik Pengawetan dan Penanganan Perubahan Warna

Untuk mengatasi perubahan warna pada makanan, berbagai teknik pengawetan dan penanganan telah dikembangkan oleh para ilmuwan dan ahli kimia makanan. Salah satu teknik yang umum digunakan adalah blanching, yaitu proses pemanasan singkat yang bertujuan untuk mematikan enzim dan mempertahankan warna alami makanan. Misalnya, brokoli yang digelembungkan akan tampak lebih hijau dan segar karena penghilangan debu dari permukaan dan gas-gas yang terperangkap di antara sel-selnya.

Selain itu, penelitian juga terus dilakukan untuk mengembangkan teknik pengawetan yang lebih efektif dan ramah lingkungan. Teknik pengawetan menggunakan radiasi inframerah, misalnya, telah diteliti oleh para ilmuwan sebagai alternatif yang lebih efisien dan berkelanjutan dibandingkan dengan metode pengawetan konvensional.

Dari pembahasan di atas, kita dapat melihat betapa menariknya perubahan warna pada makanan dan bagaimana pemahaman tentang kimia dapat membantu kita memahami proses-proses tersebut dengan lebih baik.

Dengan terus mempelajari dan memahami kimia di balik perubahan warna pada makanan, kita dapat mengembangkan teknik-teknik pengolahan makanan yang lebih baik dan lebih efisien, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keselamatan makanan yang kita konsumsi sehari-hari.

Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan baru dan memperkaya pengetahuan kamu tentang kimia dalam kehidupan sehari-hari.




(Nur wasilatus Sholeha/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads