Seleksi masuk perguruan tinggi sudah mulai digelar. Di masa ini, siswa akan rentan mengalami kebimbangan atas jurusan dan perguruan tinggi yang ingin diraih.
"Di saat-saat seperti ini, peran orangtua sangat dituntut agar anak tidak kebingungan dan juga dapat diarahkan" katanya pemerhati pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Dr Das Salirawati, dalam laman UNY dikutip Rabu (14/2/2024).
Ia menekankan agar orang tua tidak terlalu mendikte atau bahkan menekan anak untuk masuk universitas atau jurusan tertentu. Menurutnya, tindakan ini bisa berakibat fatal bagi perkembangan mental anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak Rentan Depresi
Dosen UNY tersebut menunjukkan fakta bahwa banyak anak yang mengalami stres bahkan depresi, sebagian besar disebabkan akibat paksaan orang tua untuk meneruskan kuliah di jurusan tertentu di perguruan tinggi tertentu.
"Secara psikologis ada beberapa macam penyebab, misalnya obsesi orangtua yang sangat mendambakan anaknya menjadi sarjana tertentu, atau cita-cita orang tua dahulu yang tidak kesampaian lalu anak dijadikan sasaran untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut. Ini keliru" tegasnya.
Kiat Mengurangi Tingkat Stres saat Memilih Jurusan dan Perguruan Tinggi
Dalam memilih jurusan dan perguruan tinggi, Das Salirawati memberikan kiat untuk mengurangi tingkat stres anak dalam menghadapi kebingungan memilih program studi di perguruan tinggi. Di antaranya:
1. Prospek Kerja Luas
Pertama, pilihlah jurusan yang memiliki prospek kerja yang tinggi dan luas.
"Carilah informasi sebanyak mungkin melalui internet atau media lain" ujarnya.
2. Diskusikan dengan Orang Tua
Selanjutnya, diskusikan pilihan bersama orang tua terkait keketatan jurusan. Perlu juga dibahas tentang kebutuhan tenaga kerja lulusannya oleh suatu institusi atau perusahaan, sehingga kemungkinan dapat masuk bekerja di sana.
3. Kemampuan Akademis, Finansial, dan Mental
Kiat berikutnya adalah pertimbangkan kemampuan akademis, biaya, dan mental anak. Jangan sampai segi kecerdasan anak tidak memadai, tetapi orang tua memaksakan anak memilih jurusan atau prodi tertentu.
"Demikian juga kemampuan biaya atau finansial, apakah kira-kira mampu membiayai sampai lulus atau tidak. Seyogyanya orang tua juga dapat mengukur kemampuan diri, jangan hanya karena gengsi" kata Das Salirawati.
4. Sesuaikan Minat
Kiat terakhir adalah sesuaikan minat anak dengan jurusan yang dipilih.
"Itupun juga tidak harus dari perguruan tinggi ternama" paparnya.
Karena menurutnya, meski perguruan tinggi anak bukan dari perguruan tinggi ternama, anak tetap bisa bersaing setelah lulus. Hal ini karena ia benar-benar serius dan menguasai ilmu.
"Dengan demikian hal yang terpenting adalah kompetensi diri anak yang matang dan handal yang dapat membawa anak meraih kesuksesan dalam bekerja" tutupnya.
(nir/nwk)