Siapa Sangka, Dinosaurus Ternyata Berumur Pendek dan Ini Sebabnya

ADVERTISEMENT

Siapa Sangka, Dinosaurus Ternyata Berumur Pendek dan Ini Sebabnya

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 11 Feb 2024 20:00 WIB
Gorgosaurus libratus
Gorgosaurus libratus. Foto: Julius Csotonyi / Royal Tyrrell Museum of Palaeontology / University of Calgary
Jakarta -

Fosil dinosaurus menyimpan banyak informasi tentang kehidupan mereka, termasuk cara mempertahankan diri, apa yang dimakan, dan terkadang cara mereka mati. Namun apakah fosil dinosaurus meninggalkan petunjuk tentang usia mereka saat mati?

Jawabannya ya, sebab ada "cincin pertumbuhan" pada tulang fosil mereka. Cincin-cincin ini tersusun dengan cara yang mirip dengan cincin pohon. Ilmuwan baru menemukan perihal tersebut dalam beberapa dekade terakhir.

Rupanya sebagian besar dinosaurus non-unggas tidak berumur panjang, meski terkadang tumbuh hingga ukuran yang sangat besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misalnya, salah satu spesimen Tyrannosaurus rex terlengkap yang pernah ditemukan di Chicago Field Museum, meninggal pada usia 28 tahun menurut cincin pertumbuhannya. Sementara, dinosaurus paruh bebek herbivora diperkirakan hanya hidup selama satu atau dua dekade, kata Thomas Holtz, ahli paleontologi vertebrata di Universitas Maryland, kepada Live Science, dikutip Rabu (7/2/2024).

"Saya pikir banyak orang mungkin mempunyai kesan bahwa setidaknya beberapa dinosaurus pasti berukuran sangat besar karena mereka hidup dalam waktu yang sangat lama," ujar Steve Brusatte, ahli paleontologi vertebrata di Universitas Edinburgh di Skotlandia, kepada Live Science.

ADVERTISEMENT

"Tentu saja, para ilmuwan dulu berpikir seperti itu," imbuhnya.

Cara Menghitung Umur Dinosaurus

Hewan modern berukuran besar cenderung berumur panjang. Gajah semak Afrika (Loxodonta africana), hewan darat terbesar yang masih hidup di bumi dapat hidup hingga 70 tahun. Paus kepala busur (Balaena mysticetus) dapat hidup hingga 200 tahun.

Kendati begitu dinosaurus berbeda. Holtz menjelaskan, irisan tipis tulang hewan memiliki rangkaian garis sejajar yang disebabkan oleh pertumbuhan tulang ke arah luar. Garis baru diproduksi setiap tahun, jadi menghitung garis ini memberikan perkiraan usia hewan yang akurat.

Garis-garis tersebut dihasilkan oleh perubahan tahunan dalam pertumbuhan hewan. Pada musim semi dan musim panas, cuaca hangat dan makanan berlimpah membuat hewan mendapat nutrisi yang cukup, sehingga memungkinkan mereka tumbuh lebih cepat.

Namun pada musim dingin, ketika cuaca dingin dan makanan menjadi langka, pertumbuhan melambat. Perlambatan pertumbuhan ini muncul sebagai garis antarlapisan tulang.

Ada beberapa komplikasi atas teknik pengukuran pertumbuhan ini. Salah satunya disebabkan oleh rongga meduler, ruangan di dalam tulang yang menghasilkan sumsum tulang.

Saat tulang tumbuh, rongga meduler juga tumbuh, sehingga menghapus beberapa cincin pertumbuhan awal dalam perluasan tersebut. Holtz menerangkan, untuk menyiasati hal ini, para peneliti dapat menempatkan tulang-tulang dari individu yang lebih kecil dari spesies yang sama di atas garis yang hilang pada individu yang lebih besar untuk membantu memperkirakan potensi jumlah keseluruhannya.

Komplikasi lainnya adalah jenis tulang. Beberapa tulang lebih baik untuk digunakan mengenali cincin pertumbuhan dibandingkan tulang lainnya.

"Tulang rusuk, atau tulang seperti fibula yang tidak menanggung banyak tekanan atau beban, cenderung memiliki pertumbuhan yang lebih baik," kata Brusatte.

Dinosaurus yang Besar Berumur Lebih Panjang

Meskipun dinosaurus tidak hidup selama beberapa hewan besar saat ini, ada beberapa kesamaan di antara mereka. Misalnya, hewan yang lebih besar cenderung hidup lebih lama dibandingkan hewan yang lebih kecil. Hal yang sama juga berlaku pada dinosaurus.

Sauropoda, sekelompok pemakan daun berleher panjang yang mencakup dinosaurus terbesar yang pernah hidup, kemungkinan besar memiliki umur terpanjang dari semua dinosaurus. Menurut Holtz, sauropoda tertua yang diketahui hidup hingga berusia sekitar 60 tahun.

Sebaliknya, Stenonychosaurus inequalis seberat 110 pon (50 kilogram) tumbuh hingga ukuran maksimumnya hanya dalam tiga hingga lima tahun dan kemungkinan besar tidak akan hidup lama setelahnya.

Kenapa Dinosaurus Berumur Pendek?

Ada beberapa gagasan mengapa dinosaurus memiliki masa hidup yang begitu singkat. Brusatte menilai mungkin metabolisme mereka atau proses kimia tubuh, termasuk pengubahan kalori menjadi energi berperan dalam hal ini.

Beberapa dinosaurus setidaknya berdarah panas parsial dan memiliki metabolisme yang sangat cepat dibandingkan reptil. Ini dapat menyebabkan pertumbuhan cepat dan kematian dini.

Reproduksi juga bisa jadi salah satu faktornya. Banyak dinosaurus menghasilkan telur dalam jumlah besar, yang berarti mereka menghasilkan banyak keturunan dalam waktu singkat, jelas Holtz.

Sebaliknya, mamalia yang berumur panjang seperti gajah dan paus, berkembang biak lebih lambat, sehingga seleksi alam akan menghasilkan rentang hidup yang lebih lama. Namun hipotesis ini bukannya tanpa kekurangan.

Misalnya, kura-kura Galapagos (Chelonoidis niger) dapat menghasilkan telur dalam jumlah besar tetapi juga dapat hidup dengan baik hingga usia tiga digit. Sehingga menghasilkan keturunan dalam jumlah besar tidak selalu berimplikasi umur yang lebih pendek.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads