Bila detikers mengunjungi British Museum, mungkin tidak hanya artefak dan kekayaan budaya yang ditemukan. Namun juga sekelompok kucing yang menjadi pekerja di museum tersebut.
Ya, kucing telah dipekerjakan sebagai pemburu tikus sejak abad ke-19 di British Museum. Sebuah surat tahun 1868 yang disimpan di Perpustakaan Inggris menyebutkan gaji kucing pada masa itu adalah 1,5 pence per hari, per kucing.
Dengan tugas menjaga museum bebas dari tikus, para kucing penjaga itu juga menerima layanan kesehatan, tempat tinggal, dan makanan yang pasti terjamin. Pada waktu itu, kucing dianggap sebagai sosok yang disayangi para staf tetapi hal itu berubah setelah Perang Dunia II.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Berapa Umur Kucing yang Tertua di Dunia? |
Masa Jaya BlackJack dan Mike
Pada awal abad ke-20, British Museum memiliki maskot khusus dan kesayangan semua orang. Ia bernama Black Jack, kucing hitam dengan dada berwarna putih serta berkumis panjang.
Black Jack kerap ditemukan di Ruang Baca Bundar daripada lorong-lorong dingin museum. Pada suatu hari, ia terkunci di ruang baca dan ditemukan merobek sejumlah surat kabar.
Namun, ia selamat karena dua pegawai museum menyembunyikannya karena kasihan. Sejak saat itu, Black Jack dianggap mati tetapi secara ajaib muncul kembali di ruang baca beberapa minggu kemudian dan keadaan berjalan seperti sebelumnya.
Setelah kembali, kucing itu mungkin memahami pentingnya koneksi untuk keberlangsungan kariernya. Ia mendekati para pegawai dan memenangkan hati Sir Ernest Wallis Budge, Egyptologist di British Museum dan ikut pulang pada tahun 1908.
Namun, Budge mengadopsi kucing liar lain yang memiliki ketenaran dan popularitas melampaui Black Jack. Ia bernama Mike.
Dia kerap membagi waktunya antara rumah Buge dan museum, karena Mike terkenal berani mengusir anjing-anjing liar yang berada di dekatnya. Meski kucing liar, Mike kerap dimanja dan terbiasa dengan suguhan dari staf museum.
Jika tidak ada susu di tempat biasanya minum, Mike akan menancapkan cakarnya dengan lembut ke kaki staf sambil mencium dan mengeong. Saking jadi kesayangan, ketika meninggal pada tahun 1929 berita kematian Mike diterbitkan di The Evening Standard.
Sejak saat itu, kucing-kucing liar yang tinggal di sekitar British Museum mendapat manfaat dari Black Jack dan Mike selama beberapa dekade. Kucing-kucing ini terus berkembang biak semakin banyak dan menjadi pemakan hama yang harus dibasmi.
Pembasmian Kucing di British Museum
Salah satu akibat tak terduga dari Perang Dunia II adalah populasi kucing yang tidak terkendali di London. Para kucing liar ini meledak tak terkendali dalam beberapa dekade setelah perang dan bermukim di British Museum pada tahun 1960-an.
Mereka nakal, kotor, dan penuh penyakit. Beberapa di antaranya berhasil menyelinap ke dalam museum dan membuat ulah seperti menggigit serta mencakar karyawan hingga melahirkan anak kucing di rak buku.
Selama 15 tahun, museum mencoba berbagai taktik untuk menurunkan populasi kucing. Hingga akhirnya jumlah koloni mendekati 100 kucing dan semakin tak terkendali.
Pihak museum memilih pertimbangan untuk pemusnahan total. Solusi ini juga didukung oleh pemerintahan Inggris dan museum sepenuhnya siap menjalankan rencana tersebut.
Namun, sekelompok staf yang bertanggung jawab mencoba memberikan strategi yang lebih manusiawi seperti memandulkan dan mengasingkan kucing ke Royal Veterinary Collage. Strategi ini nyatanya berhasil dan tersisa enam ekor kucing.
Pada akhir tahun 1970-an, Rex Shepherd bergabung dengan British Museum sebagai petugas kebersihan dan melihat peluang. Dia dan anggota staf lainnya membentuk organisasi Cat Welfare Society, kelompok yang memiliki misi aga kucing berada di bawah kendali British Museum.
Kucing juga diberikan kunjungan dokter hewan, tempat makan khusus, tempat perlindungan yang terpisah dari koleksi museum yang berharga hingga gaji yang didanai dari sumbangan. Para anak bulu yang berhasil ini diberi nama Poppet, Pippin, Maisie, dan Susan yang akhirnya mengambil peran Mike dan Black Jack.
Hingga akhirnya pada tahun 1985, Cat Welfare Society dibubarkan dan setiap kucing liar yang terlihat berkeliaran di British Museum menjadi pengunjung tidak resmi.
Itulah kisah kucing-kucing yang ada di lingkungan British Museum. Siapa yang jadi favoritmu detikers?
(det/nwy)