Keilmuan modern berhasil merekonstruksi wajah kuno berusia ribuan tahun. Ialah seorang wanita dari suku Nabataean yang diperkirakan menetap di kawasan Arab Tengah, sekarang dikenal dengan Petra, Yordania.
Namanya Hinat. Jenazahnya terkubur di antara 80 kerangka di dalam makam berumur 2.000 tahun di Hegra, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO yang terletak di kota AlUla.
Rekonstruksi wajah wanita kuno ini disebutkan dapat membantu para ahli tentang budayanya yang telah lama hilang. Lantas, seperti apa wajah Hinat yang telah direkonstruksi?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penemuan Kerangka Hinat
Dilansir laman National Geograpic, para arkeolog menemukan kerangka perempuan Nabataean ini pada tahun 2015 dan menamainya dengan Hinat. Diteliti lebih lanjut, Hinat memiliki tinggi sekitar 160 cm dan hidup sampai usia 40-50 tahun.
Nama Hinat diambil dari ukiran prasasti yang ada di bagian depan makam. Ia memiliki status sosial menengah jika dilihat dari penguburannya.
Pada panel di atas pintu masuk makam terukir tulisan yang telah ada sejak tahun 60 atau 61 M, "Inilah makam yang dibuat oleh Hinat putri Wahbu untuk dirinya sendiri dan untuk anak-anaknya serta keturunannya selamanya."
Diketahui makam tersebut merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi 80 orang. Di salah satu areanya terdapat peti mati kayu yang menampung setidaknya empat jenazah, satu dewasa dan tiga anak-anak.
Di area lainnya ditemukan sisa-sisa manusia yang terawetkan seperti tulang, kulit, rambut, serta kain hingga untaian kurma kering yang diperkirakan dibuat menjadi kalung.
Dengan ditemukannya kerangka Hinat dan sisa-sisa peninggalan lainnya, muncul ide untuk merekonstruksi wajahnya. Proyek tersebut terbilang menarik sekaligus bernilai besar karena mampu menceritakan kisah Hegra dan peradaban Nabataean yang ada di ribuan tahun lalu.
Mengingat informasi tentang suku Nabataean hanya sedikit dan masih menjadi misteri. Serta tidak ada teks maupun catatan apapun tentang suku tersebut.
Suku Nabataean diketahui terkenal kisaran abad ke-6 SM. Penduduknya tinggal di sepanjang jalur perdagangan dupa (Incense Trade Route) yang menghubungkan Arab Selatan dan Laut Mediterania.
Rekonstruksi Wajah Hinat
Para ahli mulai mendalami peradaban Nabataean dengan merekonstruksi wajah Hinat. Pada prosesnya, ahli menggabungkan ilmu forensik, paleopatologi, CT scan, dan printer TD untuk membuat perkiraan silikon seorang wanita berkulit gelap, yang bagian rambutnya ditutupi kerudung.
Proyek tersebut menjadi upaya pertama rekonstruksi wajah yang dilakukan terhadap seorang dari peradaban Nabataean.
Karena itu, para penelitian penuh ketelitian serta kecermatan untuk melakukannya. Dimulai dari penentuan warna mata, kulit, kerutan wajah, pakaian yang dikenakan, hingga model perhiasan dan ornamen yang dipakai.
Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya patung wajah seorang wanita Nabataean bernama Hinat tercipta. Rekonstruksi wajah Hinat kini dapat ditemukan di Hegra Welcome Center, AlUla.
(azn/fds)