Ganjar: Pendidikan dan Kebudayaan Mesti Dibangun Bersama-sama

ADVERTISEMENT

Debat Capres 2024

Ganjar: Pendidikan dan Kebudayaan Mesti Dibangun Bersama-sama

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 04 Feb 2024 21:17 WIB
Ganjar Pranowo, presidential candidate of the ruling Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P), speaks during a televised debate ahead of the general election at the Jakarta Convention Center in Jakarta, Indonesia, February 4, 2024. REUTERS/Willy Kurniawan
Ganjar mengatakan pendidikan dan kebudayaan mesti dibangun bersama, termasuk menyediakan akses pendidikan lebih inklusif dan kurikulum lebih baik. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Jakarta -

Ganjar Pranowo mengatakan membangun Indonesia yang beradab dimulai dari tiga bagian. Yang pertama yakni kesehatan, kemudian membangun pendidikan dan kebudayaan. Langkah ini menurutnya membuka peluang lapangan kerja dan upah yang baik.

"Membangun Indonesia yang beradab, kita mulai dari tiga bagian. Kita punya kepribadian dalam kebudayaan, dan itu musti masuk ke dalam jiwa insan Indonesia. Dan tentu saja kesehatan menjadi yang pertama. Preventif adalah sesuatu yang paling bagus," kata Ganjar dalam paparan visi-misi capres pada Debat Pilpres 2024 terakhir, Minggu (4/2/2024).

"Dan tentu saja, akses kesehatan yang diperlukan di setiap desa. Kenapa Ganjar-Mahfud membuat 1 Desa 1 Faskes 1 Nakes? Karena kami ingin mereka mendapatkan yang terbaik. Dan kemudian ibu, anak, lansia, disabilitas, masyarakat adat dapat peran yang sama dalam layanan-layanan kesehatan, di mana dalam daerah yang terisolir, mereka membutuhkan akses ini dengan sangat bagus," ucapnya, dikutip dari siaran resmi Debat Kelima Calon Presiden Pemilu Tahun 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ganjar mengatakan, langkah pembangunan di bidang kesehatan lalu diteruskan dengan pembangunan di bidang pendidikan dan kebudayaan. Langkahnya termasuk pemberian akses, fasilitas pendidikan, kurikulum yang baik, serta memerhatikan nasib pendidik.

"Kalau semua itu sudah baik, Bapak-Ibu, maka pendidikan dan kebudayaan mesti kita bangun bersama-sama. Akses pendidikan yang baik, lebih inklusi, kemudian kurikulum yang mantap, dan tentu saja fasilitas yang diberikan harus dapat memberikan akses terbaik untuk anak-anak didik kita, termasuk nasib guru dan dosen," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Ganjar mengatakan, pembangunan pendidikan dan kebudayaan kemudian diikuti dengan memerhatikan isu kelompok perempuan dan penyandang disabilitas. Dalam hal ini, sekolah harus inklusif dan peserta didik maupun perempuan tidak mendapat perlakuan diskriminatif.

"Setelah itu baru bekerja, keterampilan yang mereka dapatkan dari pendidikan yang baik akan mendorong atau merespons lapangan kerja terbuka terbuka dan upah buruh yang baik," paparnya.

Ganjar menambahkan, pembangunan yang berorientasi pada manusia ini dapat berjalan cepat dengan digitalisasi, termasuk internet kencang. Ini memungkinkan manusia Indonesia mengembangkan diri.

"Pembangunan ini harus berorientasi pada manusia, SDM, budi pekerti yang baik, sopan, toleran, tidak adigang-adigung-adiguno, sehingga mereka menjadi manusia yang lengkap," ucapnya.

"Ini akan berjalan dengan cepat kalau digitalisasi kita lakukan, infrastruktur teknologinya baik, kemudian tersebar, internetnya cepat, kemudian mereka akan bisa mendapatkan media yang bagus untuk mengembangkan diri," sambung Ganjar.

Capres nomor urut 03 ini mengatakan pembangunan manusia di atas juga butuh teladan pemimpin yang baik, termasuk dalam hal demokrasi.

"Dalam politik kali ini, itu harus diberikan contoh. Demokrasinya lebih baik, demokratisasinya berjalan baik, kemudian contoh atau teladan pemimpin yang juga baik dan tidak ada konflik kepentingan," pungkasnya.




(twu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads