Kita semua tahu bahwa pola makan seimbang dan olahraga adalah faktor penting untuk tetap sehat. Namun, semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa ada faktor lain yang bahkan lebih penting untuk menjaga kita tetap bugar, baik secara fisik maupun mental, yakni hubungan sosial.
Sebuah studi yang diterbitkan pada 2010 menemukan bahwa kualitas hubungan seseorang merupakan prediktor kematian dini yang lebih besar dibandingkan obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. Kualitas koneksi yang buruk dengan orang lain setara dengan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
"Besarnya dampak ini tidak dapat dilebih-lebihkan, dampaknya sangat besar," kata Tegan Cruwys, seorang profesor dan psikolog klinis di Australian National University.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentu saja, bukan hanya kesehatan fisik kita yang menderita karena kurangnya hubungan sosial. Penelitian lain menunjukkan bahwa memiliki hubungan romantis yang kuat menghasilkan kesehatan mental yang lebih baik, perasaan terhubung dengan orang lain mengurangi gejala depresi, mengurangi gejala gangguan stres pascatrauma, dan meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan. Penelitian menunjukkan bahwa manusia semestinya mementingkan kebugaran sosial sebanyak kebugaran fisik.
Ketiadaan Jaring Pengaman Psikologis Membuat Rentan
Robert Waldinger, profesor psikiatri di Harvard Medical School yang juga menjalankan Harvard Study of Adult Development, melakukan sebuah studi selama puluhan tahun tentang kesehatan dan kesejahteraan.
"Apa yang kami temukan adalah bahwa hubungan yang sangat baik sering kali akan layu karena adanya pengabaian dan orang-orang yang paling baik dalam koneksi sosial yang dinamis adalah orang-orang yang merawatnya, orang-orang yang secara aktif menjaga hubungan mereka dengan orang lain," ujarnya melalui podcast BBC Science Focus Instant Genius.
"Itulah mengapa kami menciptakan istilah 'kebugaran sosial', yang sengaja dianalogikan dengan kebugaran fisik," ujarnya.
Sebagai bagian dari penelitian di Harvard, para peneliti meminta peserta untuk membuat daftar siapa saja yang dapat mereka hubungi saat keadaan darurat tengah malam. Sebagian besar menuliskan beberapa orang tetapi beberapa peserta bahkan tidak dapat menyebutkan satu pun. Tidak adanya jaring pengaman psikologis disebut akan menempatkan kita pada posisi rentan.
"Saat kesepian, kamu akan selalu berada dalam kondisi berjuang atau lari," kata Marisa G Franco, psikolog dan asisten profesor klinis di Universitas Maryland.
"Hal ini layaknya membuat tubuh berada dalam kondisi stres kronis," imbuhnya.
Interaksi dengan Orang Asing Juga Bermanfaat
Namun hubungan sosial dalam segala bentuk dan ukuran berkontribusi terhadap kesejahteraan kita. Meskipun hubungan romantis atau sekelompok teman dekat mungkin membuat kita merasa aman, interaksi singkat yang kita lakukan dengan orang yang tidak kita kenal dengan baik dapat memberi kita kebahagiaan yang berbeda.
"Mereka adalah sumber spontanitas dan kebaruan yang tidak kita dapatkan dengan cara yang sama dari hubungan dekat kita," kata Sandstrom.
Misalnya, dalam kuesioner yang dia gunakan dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang yang mengobrol singkat dengan barista lebih bahagia dibandingkan mereka yang seefisien mungkin saat membeli kopi.
"Orang-orang berada dalam suasana hati yang lebih baik ketika mereka memiliki sedikit interaksi sosial, mereka merasa lebih terhubung dengan orang lain," kata dia.
Faktanya penelitian menunjukkan bahwa hubungan sosial berbasis kelompok dibandingkan hubungan individu, tampaknya adalah yang paling penting bagi kesehatan kognitif kita.
Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa bergabung dengan kelompok seperti menjadi anggota gereja atau bekerja di kebun masyarakat, dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk depresi. Berdasarkan pengamatan terhadap 4.000 orang dewasa di Inggris selama enam tahun, Cruwys menemukan bahwa bergabung dengan kelompok sosial tidak hanya meringankan gejala depresi dan mengurangi risikonya kambuh, tetapi juga melindungi terhadap depresi di masa depan.
Kebutuhan Setiap Orang Berbeda
Perasaan terhubung dengan orang lain dan dunia yang lebih luas tampaknya menjadi unsur aktif yang membuat hubungan sosial sangat bermanfaat bagi kesejahteraan kita.
"Kami pikir sebenarnya ikatan kelompok, identitas-identitas sosial inilah yang mendasari mengapa hubungan sosial sangat penting bagi kesehatan," kata Cruwys.
"Meskipun ikatan satu dengan satu atau persahabatan mungkin sangat menyenangkan dan membuat nyaman, dan kamu menikmati waktu itu, hal tersebut tidak dapat mengubah caramu memandang diri sendiri sebagai bagian dari sesuatu yang lebih besar," jelasnya.
Meski demikian yang perlu dicatat adalah kehidupan sosial yang ideal tentu saja akan berbeda-beda pada setiap orang. Jadi ketika menilai kebugaran sosial, hal utama yang perlu dipertimbangkan adalah apakah koneksi yang kamu miliki saat ini memenuhi kebutuhanmu.
Apakah kamu punya banyak teman, tetapi kurang merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar? Atau apakah kamu sangat terlibat dalam komunitas, tetapi ingin ada teman dekat yang bisa curhat?
Jadi, koneksi seperti apa yang detikers butuhkan?
(nah/nwk)