Penyakit Rusa 'Zombie' Muncul di AS, Apakah Bisa Membahayakan Manusia?

ADVERTISEMENT

Penyakit Rusa 'Zombie' Muncul di AS, Apakah Bisa Membahayakan Manusia?

Baladan Hadza - detikEdu
Rabu, 03 Jan 2024 19:30 WIB
Ilustrasi Rusa di Amerika
Foto: (iStock)/Ilustrasi Rusa di wilayah Amerika
Jakarta -

Penyakit Wasting Kronis (CWD) atau yang lebih dikenal sebagai penyakit rusa zombie tengah menjadi sorotan ilmuwan dan ahli lingkungan. Terlebih, ada banyak satwa telah mengalami penyakit gejala ini.

Diketahui, kasus rusa zombie pertama kali terdeteksi di Taman Nasional Yellowstone, Wyoming, AS pada November 2023 lalu. Temuan ini memunculkan kekhawatiran luas di kalangan pakar satwa liar dan pelestari lingkungan.

Alasannya, karena gejala penyakit ini telah ditemukan di antara ratusan sampel rusa. Ilmuwan juga khawatir apakah ada akibat penularan dari hewan ke manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

800 Sample Satwa Mengalami Gejala Penyakit Rusa Zombie

Melansir laman Newsweek, National Park Service telah mengkonfirmasi bahwa penyakit ini telah muncul pada seekor rusa dewasa yang merupakan bagian dari studi populasi oleh Departemen Permainan dan Perikanan Wyoming.

Adapun gejala rusa zombie dapat terlihat pada rusa dengan ciri-ciri ngiler, lesu, sempoyongan, dan tatapan yang kosong. Diketahui, penyakit ini juga bisa mengubah otak pada satwa karena dikendalikan oleh inang.

ADVERTISEMENT

Parahnya, data menunjukkan bahwa gejala tersebut telah ditemukan pada 800 sampel rusa, elk, dan moose di seluruh Wyoming, AS. Ini menandakan luasnya penyebaran di antara populasi satwa sekitar.

Para ilmuwan telah mengingatkan bahwa penyakit rusa zombie ini memiliki potensi fatal. Mereka juga mendesak perintah akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan penularannya ke manusia.

Bagaimana Efeknya ke Manusia?

Dr. Cory Anderson dari Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular, tengah menyoroti perbandingan dengan wabah penyakit sapi gila di Inggris. Atas hal ini, ia menekankan pentingnya persiapan dan kewaspadaan masyarakat.

"Wabah penyakit sapi gila di Inggris memberikan contoh bagaimana, dalam semalam, keadaan bisa menjadi gila ketika peristiwa penularan terjadi, misalnya dari hewan ternak ke manusia," kata Anderson.

Adapun kekhawatiran terhadap penyebaran penyakit menular yang berasal dari hewan ke manusia (zoonosis) semakin meningkat, terutama setelah kasus pandemi COVID-19 yang menghantam dunia.

Lalu, faktor-faktor seperti perubahan iklim dan pengurangan habitat alami dianggap dapat meningkatkan risiko kejadian penyakit menular zoonosis seperti rusa zombie atau CWD (Penyakit Wasting Kronis).

Studi ilmiah dari BMJ Global Health pun menekankan pentingnya untuk lebih memahami dan mengantisipasi tren penyebaran penyakit ini dari hewan ke manusia.

Studi tersebut menyoroti urgensi pemahaman atas bagaimana penyakit-penyakit menular dari hewan ke manusia dapat dipicu oleh berbagai aktivitas manusia, seperti perburuan hewan liar, perambahan habitat, dan praktek peternakan intensif.

Hal ini pun menekankan perlunya langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk mengurangi risiko penularan penyakit zoonosis ke manusia, serta kesadaran akan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Sejauh Mana Penyakit Ini Terdeteksi?

Saat ini, penyakit rusa zombie diketahui telah terdeteksi di lebih dari 31 negara bagian AS serta beberapa negara sekitar seperti Kanada, Norwegia, Finlandia, Swedia, dan Korea Selatan.

Meskipun belum ada laporan kasus infeksi pada manusia, lamanya periode inkubasi penyakit ini membuat penilaian risiko terhadap manusia menjadi sulit.

Gejala rusa zombie dapat muncul dalam waktu hingga satu tahun. Penyakit ini juga telah dikenal karena perubahan yang diinduksi pada otak dan sistem saraf inangnya.

Kini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menyarankan agar pemburu tetap waspada dan menguji daging rusa sebelum dikonsumsi untuk mencegah penularan penyakit ini.

Perlunya penelitian lebih lanjut dan pemahaman yang lebih baik tentang risiko penyebaran penyakit ini dari populasi hewan ke manusia menjadi penting dalam menjaga kesehatan masyarakat.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads