Proses Terjadinya Hujan Berdasarkan Siklus Hidrologi, Kamu Sudah Tahu?

ADVERTISEMENT

Proses Terjadinya Hujan Berdasarkan Siklus Hidrologi, Kamu Sudah Tahu?

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Senin, 01 Jan 2024 07:00 WIB
Turun hujan.
Foto: Alvin Leopold/Unsplash
Jakarta -

Hujan adalah fenomena jatuhnya air dalam bentuk butiran-butiran kecil dari langit menuju daratan. Ketika hujan turun, turut membawa banyak manfaat bagi berbagai kehidupan yang ada di Bumi. Namun, hujan sering kali dianggap sebagai fenomena yang tidak menguntungkan bagi manusia, serta dapat mengakibatkan bencana alam jika berlangsung dalam curah yang tinggi.

Nah, dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita sering menyaksikan bagaimana fenomena hujan. Lantas, sudahkah detikers memahami proses terjadinya hujan? Dalam memahami proses terjadinya hujan, fenomena ini dapat terjadi karena adanya suatu mekanisme alam yang dikenal dengan istilah siklus hidrologi.

Siklus Hidrologi: Proses Terjadinya Hujan

Mengutip dari Buku Ajar Manajemen DAS Pulau-Pulau Kecil karya Bokiraiya Latuamury, siklus hidrologi atau yang dikenal juga sebagai siklus air merupakan peredaran air yang berasal dari Bumi menuju atmosfer lalu kembali lagi ke Bumi yang proses ini akan terus berlangsung secara terus-menerus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam proses terjadinya hujan, siklus hidrologi dibagi menjadi beberapa macam yang dilihat berdasarkan panjang pendeknya proses hidrologi tersebut. Berikut penjelasannya:

1. Siklus Hidrologi Pendek (Short Cycle)

Siklus hidrologi pendek adalah proses dalam siklus air yang terjadi tanpa melibatkan perpindahan besar-besaran air (adveksi). Siklus ini terjadi ketika uap air yang terbentuk dari penguapan laut kemudian turun sebagai hujan kembali ke daerah sekitar laut.

ADVERTISEMENT

Adapun prosesnya dapat ditinjau berikut ini:

- Proses dimulai dengan penguapan air laut karena panas matahari.

- Uap air tersebut kemudian mengalami kondensasi dan membentuk awan.

- Awan yang terbentuk akan menghasilkan hujan di sekitar permukaan laut.

2. Siklus Hidrologi Sedang (Medium Cycle)

Siklus hidrologi sedang adalah proses yang umum terjadi di wilayah seperti Indonesia. Proses ini terjadi saat air dari berbagai sumber (seperti sungai, danau, atau laut) menguap, membentuk awan, dan bergerak ke daerah lain untuk kemudian turun sebagai hujan di daratan.

Terjadinya proses hujan dengan siklus hidrologi sendiri dapat dipahami sebagai berikut:

- Penguapan terjadi dari air laut atau sumber air lainnya karena panas matahari.

- Uap air bergerak menuju daratan melalui proses adveksi yang dipengaruhi oleh angin.

- Di daratan, uap air membentuk awan dan kemudian menurunkan hujan.

- Air hujan akan mengalir kembali ke sumber air seperti sungai dan akhirnya ke laut.

3. Siklus Hidrologi Panjang (Long Cycle)

Siklus hidrologi panjang adalah proses yang umumnya terjadi di daerah subtropis atau pegunungan. Siklus ini serupa dengan siklus sedang, tetapi melibatkan perubahan fase air menjadi salju yang kemudian mengalir sebagai sungai ke laut.

Berikut adalah prosesnya:

- Penguapan terjadi dari air laut karena pemanasan matahari, menghasilkan uap air.

- Uap air mengalami sublimasi dan membentuk awan dengan kristal es.

- Awan bergerak ke daratan melalui adveksi.

- Awan kemudian turun sebagai salju.

- Salju mengalami akumulasi menjadi gletser.

- Gletser mencair karena perubahan suhu dan membentuk aliran sungai.

- Air dari sungai mengalir kembali ke laut, menutup siklus tersebut.

Tipe-tipe Hujan

Berdasarkan proses terjadinya hujan, berikut adalah tipe-tipe hujan yang dikutip dari buku IPS Terpadu untuk SMP Kelas VII karya Anwar Kurnia.

1. Hujan Orografis (Hujan Pegunungan)

Merupakan hujan yang terjadi apabila angin membawa uap air agar tetap naik menuju pegunungan (oro) yang akan terus bertambah berat hingga menurunkan hujan

2. Hujan Zenithal (Hujan Konveksi)

Ini adalah hujan yang terjadi karena kuatnya pemanasan matahari di khatulistiwa yang menyebabkan terjadinya kenaikan uap secara vertikal (konveksi). Massa udara pun akan terus naik hingga mengalami penurunan suhu sehingga terjadi pengembunan dan turunlah hujan.

3. Hujan Frontal

Hujan frontal terjadi saat pertemuan antara massa udara panas yang mengandung air dengan massa udara dingin di sepanjang daerah miring (daerah front) yang kemudian terjadi pengembunan hebat hingga menurunkan hujan.

Jadi, begitulah bagaimana proses terjadinya hujan dan beberapa tipe hujan. Selamat belajar!




(nwy/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads