Benarkah Tidak Ada Dua Kepingan Salju yang Bentuknya Sama? Ini Kata Ahli

ADVERTISEMENT

Benarkah Tidak Ada Dua Kepingan Salju yang Bentuknya Sama? Ini Kata Ahli

Cicin Yulianti - detikEdu
Sabtu, 30 Des 2023 10:00 WIB
Fenomena embun es di kawasan wisata Dieng, Banjarnegara. Foto diambil Selasa (12/12/2023).
Ilustrasi butiran salju. Foto: Uje Hartono/detikJateng
Jakarta -

Pernahkan detikers bertanya 'apakah setiap kepingan salju memiliki bentuk yang berbeda?'. Beberapa ahli pun dibuat penasaran dengan pertanyaan ini, sehingga mereka melakukan sebuah percobaan untuk menjawabnya.

Dilansir dari IFLScience, kepingan salju lebih banyak dikenal sebagai kristal salju. Kristal salju biasanya bertekstur halus dan merupakan hasil pembekuan air dari gas menjadi padat tanpa terlebih dahulu menjadi cair.

Bentuk kristal salju yang ikonik dengan momen Natal hanyalah satu dari bermacam-macam bentuk yang ada. Lalu, bagaimana proses pembentukkan dari kristal salju ini?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepingan Salju Berbentuk Segitiga

Kepingan salju membutuhkan pembentukkan kurang lebih selama 45 menit. Proses pembentukannya berlangsung secara bertahap dengan pertambahan diameter secara bertahap juga.

Pada umumnya, kristal salju yang kita lihat berbentuk segi enam. Bentuk tersebut disebabkan oleh cara molekul air tersusun di dalam kisi. Mereka biasanya berkembang perlahan dan simetris, tetapi tetap mempertahankan ukurannya yang kecil.

ADVERTISEMENT

"Kebanyakan kepingan salju berbentuk heksagonal, namun terkadang bentuknya lebih segitiga, dan pada kesempatan langka, kepingan salju tersebut hampir merupakan segitiga sama sisi sempurna," kata Profesor Fisika di Caltech Dr Kenneth Libbrecht, dilansir dari IFLScience.

Ia mengatakan penampakkan kristal salju bersegi enam adalah bentuk dari kristal salju yang mengelompok. Libbrecht menyebut bentuk rata-rata kristal salju adalah segitiga dan hal tersebut sudah terdokumentasikan sejak 150 tahun yang lalu.

Libbrecht sendiri telah melakukan penelitian soal kristal salju selama hampir dua dekade. Ia mengungkap salah satu misteri dalam proses pembentukkan kristal salju yang berbeda dan ia menemukan bahwa perbedaan suhu sangat menentukannya.

"Itu adalah teka-teki yang sepertinya harus dipecahkan oleh seseorang. Hal ini memalukan bagi komunitas ilmiah karena kita tidak tahu cara kerjanya. Maksudku, benda ini jatuh dari langit," tuturnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan kepingan salju berbentuk segitiga karena memerlukan rentang kondisi lingkungan yang sangat sempit untuk dapat terjadi, yaitu suhu -14Β°C (7Β°F). Selain itu, diperlukan kelembaban yang tepat untuk dapat menghasilkan bentuk kristal.

"Kristal-kristal kecil itu juga ada di luar, dan jika Anda melihatnya, mereka akan terlihat mirip, tapi ukurannya sangat kecil. Jika Anda melihat kristal bintang besar ini, tidak, mereka sangat kompleks. Dan kerumitannya berasal dari kondisi di mana mereka tumbuh," ungkap Libbrecht.

Kemungkinan Kecil Berbentuk Sama

Libbrecht mengibaratkan saat seseorang mengocok setumpuk kartu dan ingin mendapatkan kartu Queen. Kemungkinan mendapatkannya adalah sebanyak 52 kali kocokan, tetapi bisa juga kurang dari itu.

Menurutnya, cukup konyol jika dua kristal berkembang dengan cara yang sama. Libbrecht pun menyebut sangat kecil kemungkinan dua kepingan salju di alam liar akan jatuh dengan cara yang persis sama.

"Saya bisa membuat mereka berubah dan keduanya akan berubah dengan cara yang sama di waktu yang bersamaan. Hal ini memberitahu Anda bahwa pertumbuhan adalah sesuatu yang kita sebut deterministik. Ini tidak terlalu acak. Hal ini sebagian besar ditentukan oleh kondisi eksternal dan jika Anda dapat memberikan kondisi eksternal yang sama, maka Anda akan mendapatkan kristal salju yang tampak sangat mirip," ungkapnya.




(cyu/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads