Anjing laut Arktik harus menyesuaikan diri dengan kehidupan di suhu udara dingin. Adaptasi tersebut ternyata ditemukan di hidung mereka.
Anjing laut ini diketahui memiliki lapisan lemak tebal sebagai insulasi dan hidung seperti dijepit. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 14 Desember 2023 di Biophysical Journal menemukan bahwa anjing laut Arktik memiliki saluran hidung yang lebih berbelit-belit dibandingkan anjing laut yang hidup di tempat yang lebih sejuk.
Apa fungsinya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hidung Sempit untuk Hangatkan Udara
Di tempat yang dingin dan kering, hewan kehilangan kelembapan dan panas saat bernapas. Udara yang lebih hangat dan basah penting untuk fungsi paru-paru. Bahkan menghirup udara dingin dapat membahayakan paru-paru dan membuat manusia lebih rentan terhadap virus pernapasan.
Untuk membantu meminimalkan risiko, sebagian besar spesies burung dan mamalia memiliki tulang kompleks yang disebut maxilloturbinat di dalam rongga hidungnya. Rak berpori dan bertulang ini ditutupi dengan lendir dan jaringan yang menghangatkan dan melembabkan udara yang dihirup. Maxilloturbinat juga mengurangi jumlah panas dan kelembapan yang hilang saat organisme bernapas.
Para peneliti percaya bahwa struktur hidung membantu anjing laut Arktik secara efisien mempertahankan kelembaban dan panas saat mereka menarik dan membuang napas.
"Berkat struktur rumit di rongga hidungnya, anjing laut Arktik kehilangan lebih sedikit panas melalui pertukaran panas hidung dibandingkan anjing laut subtropis ketika keduanya terpapar pada kondisi yang sama," ujar Signe Kjelstrup, salah satu penulis studi dan ahli kimia fisik di Universitas Sains Norwegia dan Teknologi, dalam Pop Science dikutip Jumat (22/12/2023).
"Hal ini memberikan keuntungan evolusioner, terutama di Arktik di mana kehilangan panas merupakan pemborosan energi, yang harus diisi ulang melalui makanan," imbuhnya.
Menurut Kjelstrup, anjing laut Arktik mempertahankan 94 persen kelembapan di udara saat mereka bernapas masuk dan keluar. Sebagian besar air yang ditambahkan ke udara saat mereka menghirup kemudian diperoleh kembali saat mereka menghembuskan napas.
"Kami mengetahui dari penelitian sebelumnya bahwa hidung anjing laut Arktik berbentuk seperti spons dan sangat padat, sedangkan hidung anjing laut Mediterania memiliki struktur yang lebih terbuka," ujarnya.
Lewat penelitian ini, tim berharap untuk melihat lebih dalam struktur hidung dari spesies lain. Mereka bertekad mencari tahu apakah bagian-bagian yang berbeda memberikan keuntungan evolusioner di iklim lain.
"Unta, misalnya, tidak perlu banyak menghemat panas, namun perlu menghemat air, jadi ada yang berspekulasi bahwa hal ini dapat memberi tahu kita tentang pentingnya keduanya," kata Kjelstrup.
Mereka juga berencana untuk mencari petunjuk dari hewan tentang cara membangun sistem pertukaran panas dan ventilasi yang lebih efisien.
"Jika alam berhasil menciptakan alat penukar panas yang hebat, saya pikir kita harus menirunya dalam bidang teknik untuk menciptakan proses yang lebih efisien, misalnya pada AC," tutupnya.
(nir/nwk)