Pernahkah detikers mendengar bom karpet? Mungkin sebagian besar dari kalian masih asing dengan istilah tersebut. Tindakan pengeboman karpet atau pengeboman karpet merupakan suatu bentuk serangan bom dalam dunia kemiliteran.
Bom karpet yang dikenal juga sebagai pengeboman saturasi ini adalah bentuk lain dari perang bumi hangus. Lalu seperti apakah pengeboman karpet itu dan sejarah penerapannya? Berikut informasi lengkapnya yang telah detikEdu rangkum.
Bom Karpet Apa Itu
Dilansir dari situs Britannica, istilah bom karpet memiliki pengertian sebagai suatu jenis bom yang besar dan dahsyat yang digunakan dalam serangan. Biasanya pengeboman karpet ini ditujukan untuk mengebom wilayah atau area yang luas, sehingga akan menimbulkan kerusakan yang besar pula.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada dasarnya pengeboman karpet tersebut adalah taktik serangan yang salah dan tidak seharusnya dilakukan. Terlebih lagi pengeboman karpet ini sebenarnya bukan merupakan strategi yang digunakan dalam militer.
Hal ini sejalan dengan adanya larangan penggunaan bom karpet untuk serangan dalam Protokol Jenewa I pada pasal 51. Dijelaskan bahwa pengeboman karpet atau bom karpet dilarang untuk dilakukan oleh sejumlah militer dengan tujuan tertentu terhadap suatu wilayah yang dijadikan sasaran.
Pengeboman karpet tersebut dilarang pada serangan militer yang terpisah, meskipun masih dalam satu wilayah atau wilayah.
Sejarah Bom Karpet
Masih bersumber dari Britannica, diketahui bahwa pengeboman karpet ini pada mulanya digunakan pada perang bumi hangus yang dilakukan oleh orang Romawi kuno. Perang bumi hangus saat itu merupakan taktik militer untuk menghancurkan segala sesuatu milik musuh, seperti tanaman, ternak, bangunan, dan infrastruktur.
Taktik bumi hangus ini pernah dilakukan oleh para pemimpin Mesir dan Mesopotamia yang menghancurkan ladang dan kebun musuh agar mereka menyerah dan kelaparan. Strategi bumi hangus tersebut dapat diterapkan oleh tentara yang maju melalui wilayah musuh untuk melawan dan mengurangi kemampuan musuh.
Kebijakan bumi hangus yang identik dengan bom karpet ini juga pernah diterapkan pada Perang Saudara Amerika pada tahun 1861 sampai 1865. Momen yang paling menonjol adalah pada March to the Sea oleh Union Mayjen William Tecumseh Sherman, di mana Sherman berusaha menghancurkan kemampuan konfederasi termasuk menghancurkan aparatnya .
Selain itu, taktik bumi hangus ini juga digunakan selama Perang Dunia II pada tahun 1939 sampai 1945 oleh para sekutu dan kekuatan pusat. Taktik tersebut diterapkan pada Operasi Barbarossa , dimana para tentara Soviet membakar jembatan, gerbong kereta api, tanaman, dan apapun yang dirasa berguna bagi pasukan Jerman.
Kritik Carpet Bombing
Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin berkembang pula segala media komunikasi untuk mendapatkan informasi secara luas. Isu mengenai dampak buruk carpet bombing ini kemudian juga menyebar dengan cepat dan luas melalui media televisi.
Hal tersebut terlihat ketika terjadi carpet bombing selama Perang Vietnam, dilaporkan bahwa jumlah korban sipil meningkat. Sehingga banyak laporan media yang muncul dan menyebabkan dukungan publik untuk carpet bombing tersebut berkurang.
Kritik kembali muncul ketika terjadi Perang Teluk Persia yang juga melakukan carpet bombing terhadap Irak. Disebutkan bahwa hampir 250.000 bom dijatuhkan selama perang dan menghasilkan serangan dahsyat. Para ahli strategi militer berpendapat bahwa serangan bom seperti itu biasanya adalah awal dari invasi darat dan menimbulkan kerugian.
Sekian penjelasan singkat mengenai apa itu carpet bombing yang menyerang dengan tidak memandang bulu dan menyebabkan kehancuran besar. Semoga bisa menambah wawasan kalian ya.
(nah/nah)