Penetapan hari lahir dua pahlawan Indonesia jadi perayaan internasional UNESCO menjadi catatan sejarah manis di akhir tahun 2023. Proses ini terjadi pada hari terakhir Sidang Umum Ke-42 UNESCO pada 22 November 2023 lalu.
Keduanya adalah sastrawan AA Navis dan pejuang perempuan dari Aceh yakni Keumalahayati. Penetapan tokoh ini dilakukan berdasarkan tiga kriteria utama.
Pertama tahun kelahiran atau kematiannya terkait dengan cita-cita dan misi UNESCO, kedua mewakili keterwakilan gender dan hanya usulan anumerta yang dapat diajukan. Terakhir tokoh harus memiliki peristiwa universal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak sembarang penetapan, pengusulan AA Navis dan Keumalahayati ternyata memiliki cerita di baliknya lho. Begini penjelasan selengkapnya.
Cerita di Balik Penetapan AA Navis dan Keumalahayati
Diketahui penetapan perayaan internasional UNESCO terjadi setiap dua tahun terakhir. Setiap negara anggota UNESCO bisa mengusulkan satu hingga dua tokoh.
Tapi untuk terpilih, usulan harus didukung minimal oleh dua negara dan memiliki dampak besar bagi negara tersebut ataupun dunia.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Prof Endang Aminudin Aziz, MA, PhD menjelaskan ada proses di balik penetapan AA Navis dan Keumalahayati.
Di sidang UNESCO ke-42 lalu, Indonesia melalui Badan Bahasa diminta untuk mengusulkan tokoh yang berkaitan dengan kegiatan kemanusiaan namun tokoh tersebut harus sudah meninggal dunia. Ketika dihitung, usia tokoh tersebut harus memiliki kelipatan tertentu seperti 25 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun.
"Nah kita mengusulkan dua karena setiap dua tahun kan usulannya. Untuk tahun depan yang kita usulkan adalah AA Navis karena bertepatan dengan 100 tahunnya dan tahun 2025 untuk Keumalahayati, Alhamdulillah keduanya terpilih dan memenuhi kriteria," ujarnya kepada detikEdu dalam acara Pentas Karya: Sastra Perekat Kebinekaan pada Senin (11/12/2023), di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Dengan demikian, di tahun 2024 dan 2025 Indonesia memiliki program untuk mempromosikan sejarah dan karya sastra ke tingkat internasional.
Perayaan 100 Tahun AA Navis
Di tahun 2024 mendatang, Badan Bahasa akan memperingatinya sepanjang tahun. Perayaan dimulai dari Sumatra Barat yang menjadi tanah kelahiran AA Navis.
"Nanti akan ada pameran di rumah AA Navis dan diskusi tentang karya-karyanya," tambanya.
Namun tak hanya dalam skala kecil, perayaan AA Navis akan menjadi besar dengan pelibatan sastra Indonesia secara keseluruhan. Sehingga nantinya akan ditampilkan karya sastra Indonesia sejak zaman AA Navis hingga modern.
"Sehingga kita bisa melihat bagaimana realitas sosial, kehidupan sekitar, kehidupan dunia dituangkan dalam bentuk sastra. Karya-karya ini akan dibawa ke pameran-pameran di UNESCO," tutur Aminudin.
Tak hanya di Sumatra Barat, karena dilakukan sepanjang tahun berbagai daerah juga akan merasakan rangkaian perayaan kelahiran AA Navis. Aminudin berharap langkah ini bisa membuat masyarakat lebih mengenal sastra Indonesia dan gemanya terdengar seluruh nusantara.
Sedangkan untuk perayaan UNESCO sendiri, Badan Bahasa masih menunggu kesepakatan terkait teknis penyelenggaraan. Bila memungkinkan berbagai seniman daerah akan diberangkatkan ke UNESCO untuk perayaan di tanggal 17 November 2024.
(det/nwk)