Abu vulkanik menjadi partikel yang paling mudah ditemui sebagai material yang keluar melalui erupsi gunung api. Abu vulkanik biasanya akan menutupi langit saat terjadinya erupsi.
Abu vulkanik atau pasir vulkanik adalah partikel halus hasil erupsi gunung api yang terdiri dari fragmen batuan, mineral dan gas vulkanik dengan berdiameter kurang dari 2 mm maupun yang lebih dari 2 mm, sebagaimana dilansir dari laman MAGMA Indonesia.
Pembentukan Abu Vulkanik
Proses pembentukan abu vulkanik sendiri terjadi saat gas-gas yang larut dalam magma tiba-tiba melepaskan diri ke atmosfer. Tekanan gas ini menyebabkan pemecahan magma menjadi fragmen batuan dan gelas vulkanik ketika mencapai udara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, abu juga terbentuk saat magma bertemu dengan air selama letusan freatomagmatik, yang menghasilkan ledakan eksplosif dan konversi air menjadi uap, memicu pecahnya magma.
Abu vulkanik yang dihasilkan kemudian diangkut oleh angin ke jarak yang jauh, terkadang mencapai ribuan kilometer dari sumber letusan awalnya.
Ini merupakan produk erupsi gunung api yang memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan, transportasi udara, dan kesehatan manusia jika tersebar luas.
Dampak Abu Vulkanik
Dikutip dari situs Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, berikut adalah beberapa dampak buruk dari abu vulkanik.
1. Gangguan Pernapasan
Abu vulkanik memiliki partikel halus yang bisa berdampak buruk saat masuk ke dalam saluran pernapasan manusia.
Ketika terpapar dalam jumlah tinggi, manusia yang sehat bisa mengalami kesulitan bernapas, batuk, dan iritasi pada saluran pernapasannya.
Tanda-tanda penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh abu vulkanik meliputi:
- Iritasi hidung dan pilek
- Sakit dan iritasi tenggorokan, disertai batuk kering
- Pada penderita penyakit pernapasan, abu vulkanik dapat memperparah kondisi seperti bronkitis akut dengan gejala seperti batuk kering, produksi dahak berlebih, mengi, hingga sesak napas
- Iritasi saluran pernapasan bagi penderita asma atau bronkitis, dengan keluhan umum seperti sesak napas, mengi, dan batuk
- Menimbulkan rasa tidak nyaman saat bernapas
2. Penyakit Mata
Abu vulkanik juga kerap menyebabkan kondisi iritasi pada mata. Hal ini karena partikel-partikel tajam dari abu vulkanik dapat merusak kornea mata, menyebabkan iritasi, dan membuat mata menjadi merah.
Tanda-tanda umum dari iritasi mata akibat abu vulkanik yakni:
- Merasakan seakan-akan terdapat partikel asing yang masuk ke dalam mata
- Rasa sakit, perih, gatal, atau kemerahan pada mata
- Mengeluarkan air mata yang berlebihan dan lengket
- Lecet atau tergoresnya kornea mata
- Pembengkakan dan kemerahan pada area sekitar mata, yang menyebabkan sensitivitas terhadap cahaya
3. Iritasi Kulit
Bagi sebagian orang, abu vulkanik juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit, terutama jika abu tersebut bersifat asam.
Tanda-tanda iritasi kulit yang mungkin muncul antara lain:
- Iritasi dan kemerahan pada kulit
- Potensi infeksi sekunder akibat menggaruk kulit
4. Dampak Tidak Langsung
Tak hanya dampak pada kesehatan langsung, abu vulkanik juga memiliki dampak tidak langsung yang perlu diperhatikan. Berikut adalah dampak tidak langsung dari abu vulkanik.
- Ketersediaan Air Bersih
Hujan abu bisa mencemari sumber air bersih dan merusak peralatan penyedia air. Ini dapat menyebabkan masalah dalam ketersediaan air minum yang layak.
Meskipun risiko racunnya rendah, pH air dapat terganggu atau proses klorinasi terhambat, menyebabkan permasalahan kualitas air minum.
- Sanitasi
Hujan abu vulkanik juga dapat membuat gangguan pada sistem sanitasi hingga menyebabkan peningkatan penyakit di wilayah yang terkena dampaknya.
Menurut National Geographic, dampak lain dari abu vulkanik juga bisa ditimbulkan, yakni:
1. Bisa menjadi ancaman ekosistem
Abu vulkanik juga dapat menjadi ancaman terhadap ekosistem, termasuk manusia dan hewan. Gas-gas seperti karbon dioksida dan fluor yang bisa menjadi racun bagi manusia, dapat terkumpul dalam abu vulkanik.
2. Memengaruhi kehidupan masyarakat
Dampak abu vulkanik tidak hanya terbatas pada kesehatan, namun infrastruktur masyarakat dan wilayah juga dapat terpengaruh oleh abu tersebut.
Abu vulkanik dapat masuk dan mengganggu fungsi mesin-mesin yang berkaitan dengan pasokan listrik, air, pengolahan limbah, serta fasilitas komunikasi.
Selain itu, abu vulkanik seperti hujan yang deras juga dapat mengganggu lalu lintas jalan raya dan rel kereta api serta merusak kendaraan bermotor. Ketika bercampur dengan hujan, abu vulkanik berubah menjadi lumpur berat yang mirip semen, mampu merusak atap bangunan.
5. Bisa Menyebabkan Gagal Panen
Dampak lanjut dari hujan abu vulkanik termasuk kegagalan panen, kematian dan kelainan bentuk hewan, serta munculnya penyakit pada manusia.
Dengan jatuhnya debu vulkanik di berbagai tempat, membuat area peternakan dan pertanian sulit untuk dibersihkan. Hal ini karena dapat masuk ke dalam berbagai barang, mulai dari mesin kendaraan, ventilasi gedung, hingga peralatan pribadi.
(faz/faz)