Gunung Marapi, Sumatera Barat, mengeluarkan letusan pada 3 Desember 2023. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengungkapkan jika erupsi itu memiliki dampak signifikan pada dunia penerbangan.
"Kondisi ini menyebabkan kode warna penerbangan menjadi merah. Abu vulkanik bergerak ke arah utara hingga barat dengan warna abu-abu dengan hingga hitam dan intensitas pekat," kata Deputi Bidang BMKG, Guswanto, dikutip Kamis (7/12/2023).
Berdasarkan hasil pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), semburan abu vulkanik mencapai ketinggian 5.891 Mdpl. Ruang udara terdampak abu vulkanik mencapai ketinggian sekitar 15.000 meter dpl dan abu vulkanik bergerak ke arah Barat dengan kecepatan 65 km per jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga akhirnya pada tanggal 4 Desember 2023 jam 08.52 WIB, letusan aktivitas Gunung Marapi menurun sehingga kode warna penerbangannya berubah menjadi oranye.
Koordinasi Lintas Sektor
Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin, berdasarkan pengamatan citra satelit cuaca dan model langsung mengeluarkan Volcanic Ash Advisory VAA berupa poligon potensi area terdampak abu vulkanik. Selanjutnya, BMKG, melalui Meteorological Watch Office (MWO) Jakarta berdasarkan VAA, menerbitkan SIGMET sebagai panduan bagi penerbangan yang melewati daerah terdampak.
Penentuan jalur lalu lintas penerbangan merupakan tanggung jawab otoritas penerbangan dan Air Traffic Controller (ATC). Namun demikian, untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan, BMKG berkoodirnasi melalui beberapa tipe laporan, seperti berita SIGMET WV, Aerodrome Warning, dan METAR.
"SIGMET merupakan berita yang diterbitkan oleh Meteorological Watch Office (MWO) selaku unit layanan yang memiliki tugas khusus di area Flight Information Region (FIR)," ujarnya.
SIGMET WV merupakan salah satu jenis SIGMET yang dikhususkan untuk memberikan informasi perihal sebaran abu vulkanik. Letusan Gunung Marapi di Sumatera Barat terletak di area FIR Jakarta, sehingga MWO Jakarta yang bertugas untuk menerbitkan SIGMET WV untuk erupsi Gunung Marapi.
Jika letusan Gunung Marapi terdeteksi ada di area bandara maka Stasiun Meteorologi wajib untuk menerbitkan METAR dan Aerodrome Warning. METAR merupakan sandi cuaca yang diterbitkan Stasiun Meteorologi secara rutin 30 menit atau 1 jam sekali.
Potensi Pengaruhi Bandara Minangkabau
Berdasarkan data pantauan, bandara yang berpotensi terdampak abu vulkanik ialah Bandara Minangkabau. Oleh karena itu, Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau Padang, Desindra menegaskan telah dilakukan pengamatan sebaran abu vulkanik di Bandara Minangkabau dengan menggunakan paper test pada tanggal 4 Desember 2023 jam 08.00-09.00 WIB dan tanggal 5 Desember 2023 jam 08.00-09.00 WIB dengan hasil Negatif yaitu Tidak terdeteksi Abu Vulkanik di Bandara Minangkabau Padang.
(nir/nah)