Institut Teknologi Bandung (ITB) jalin kerja sama dengan lembaga internasional Quantified Carbon dalam program Repower. Program ini berkomitmen mengubah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dari batu bara menjadi sumber energi berkelanjutan. Sinergi tersebut bertujuan untuk menilai kelayakan penggantian pembangkit listrik tenaga batu bara dengan energi nuklir.
Penelitian tersebut akan mengeksplorasi kemungkinan pemanfaatan kembali infrastruktur batu bara yang sudah ada, guna meminimalkan kerugian nilai investasi dikarenakan penutupan dini. penelitian tersebut pun akan menganalisis pilihan untuk memanfaatkan infrastruktur dengan efektif sekaligus menilai kelayakan ekonomi dari penerapan energi nuklir untuk menggantikan atau memodifikasi fasilitas batu bara yang ada.
Riset yang sama turut dilakukan di Korea Selatan, Polandia, dan China. ITB pada kolaborasi ini akan menyusun laporan menyeluruh yang mencakup penelitian pasar, evaluasi dampak lingkungan atau environmental impact assessment (EIA), serta analisis kebijakan dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pribadi berharap bahwa pembangkit ulang batu bara dapat diusulkan sebagai opsi dalam Kebijakan Energi Nasional yang akan direvisi segera. Dengan demikian, ini bisa menjadi solusi untuk mengubah pembangkit listrik tenaga batu bara yang ada menjadi fasilitas energi bersih sambil tetap menjaga keandalan ekonomi dan operasional," jelas manajer Proyek Tim Repower untuk ITB dan praktisi Energi, Bob S Effendi, dikutip dari rilis situs resmi ITB pada Rabu (13/12/2023).
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, Prof Ir I Gede Wenten menggarisbawahi kelengkapan penelitian ini berkaitan dengan kebijakan energi di Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060.
"Penelitian ini sangat tepat waktu untuk mengusulkan jalur praktis untuk mencapai tujuan ini dan berkontribusi pada masa depan energi berkelanjutan Indonesia," ujarnya.
Pendiri Qualitified Carbon sekaligus inisiator program Repower, Dr Staffan Qvist menegaskan pentingnya kerja sama ini dalam sistem energi global. Dia mengatakan wawasan praktis yang dihasilkan akan sangat penting bagi pembentukan strategi dan kebijakan perbaruan pembangkit listrik tenaga batu bara, sehingga memberi kontribusi nyata untuk mengatasi perubahan iklim.
"Kolaborasi antara (Quantified Carbon) dalam Repower dengan ITB berfokus pada salah satu intervensi paling berpengaruh dalam sistem energi global - perbaruan pembangkit listrik tenaga batu bara modern yang ada untuk menggantikan bahan bakar yang mencemari dengan alternatif bersih," jelasnya.
(nah/nwy)