Patriarki: Pengertian, Tujuan, Dampaknya

ADVERTISEMENT

Patriarki: Pengertian, Tujuan, Dampaknya

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Sabtu, 09 Des 2023 05:30 WIB
Ilustrasi Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan
Praktik patriarki membuat laki-laki dianggap memiliki kedudukan lebh tinggi dari perempuan. Begini dampaknya. Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Patriarki merujuk pada sistem sosial di mana laki-laki memiliki kontrol kekuasaan terhadap perempuan. Anggapan patriarki bahwa kedudukan laki-laki lebih tinggi dari perempuan membuat perempuan tidak mendapatkan hak-hak dan kesempatan yang sama dalam berbagai hal, serta lebih rentan mendapatkan kekerasan.

Seperti apa konsep patriarki di masyarakat? Bagaimana dampaknya? Simak lebih lanjut di bawah ini.

Pengertian Patriarki

Patriarki adalah sistem yang menetapkan laki-laki sebagai otoritas utama dalam organisasi sosial. Konsep patriarki memposisikan laki-laki di atas perempuan dalam berbagai aspek kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi. Contohnya, perempuan tersisih dari pekerjaan upah tinggi karena jenis pekerjaan yang dapat diambil perempuan sudah ditentukan oleh orang dengan budaya patriarki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip studi Israpil dalam jurnal Pusaka yang berjudul Budaya Patriarki dan Kekerasan Terhadap Perempuan (Sejarah dan Perkembangannya), patriarki menjadi konsep yang digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi dan studi feminis, mengacu pada perbedaan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan.

Dalam konsep patriarki, laki-laki dianggap memiliki keunggulan dalam hal penentuan garis keturunan, hak-hak anak sulung, otonomi dalam relasi sosial, partisipasi dalam ranah publik, politik, agama, dan pembagian peran berdasarkan jenis kelamin.

ADVERTISEMENT

Baik dalam masyarakat modern maupun tradisional, patriarki merupakan kekuatan dominan. Struktur sosial masyarakat patriarki memungkinkan laki-laki menindas, mengeksploitasi, dan mengontrol perempuan, dikutip dari studi Nanang Hasan Susanto dalam jurnal Muwazah, yang berjudul Tantangan Mewujudkan Kesetaraan Gender dalam Budaya Patriarki.

Sistem patriarki terus diperkuat berbagai struktur sosial, yang didukung oleh norma budaya dan ajaran keagamaan, dan terlihat di seluruh masyarakat. Struktur-struktur seperti rumah tangga, negara, lingkungan pekerjaan, dan lembaga budaya turut berperan memperkuat dan menanamkan fondasi patriarki di seluruh masyarakat.

Tujuan Patriarki

Mengutip tulisan Yanuarius You dalam Patriarki, Ketidakadilan Gender, dan Kekerasan atas Perempuan dan Model Laki-laki Baru Masyarakat Hubula Suku Dani, dijelaskan bahwa patriarki bertujuan menempatkan laki-laki dalam posisi mendominasi sementara perempuan dalam posisi subordinasi.

Patriarki menciptakan ketidaksetaraan gender di masyarakat, baik yang bersifat tradisional maupun modern. Akibatnya, tekanan yang ada membuat perempuan terjebak dalam posisi subordinasi, terutama dalam konteks keluarga.

Dampak Budaya Patriarki

Nanang Hasan Susanto dalam studinya menjelaskan sejumlah dampak praktik patriarki sebagai berikut:

1. Marginalisasi Ekonomi

Marginalisasi ekonomi akibat perbedaan gender contohnya terjadi pada program Revolusi Hijau di masa periode Orde Baru. Program ini dinilai hanya memprioritaskan pelatihan pertanian untuk petani laki-laki dan malah mengabaikan petani perempuan.

Akibatnya, banyak petani perempuan tidak lagi memiliki akses ke ladang dan lahan pertanian. Pekerjaan yang tidak berkaitan dengan pertanian, seperti pembantu rumah tangga dan guru TK dianggap rendah dan dibayar lebih rendah daripada pekerjaan yang dianggap sesuai untuk laki-laki.

2. Subordinasi

Subordinasi merujuk pada penomorduaan gender, yang mengedepankan laki-laki berada di atas perempuan. Contoh subordinasi yaitu anak perempuan yang seringkali diabaikan dalam akses pendidikan saat ekonomi keluarga terbatas, padahal kemampuannya sama atau mungkin lebih baik dalam akademik.

3. Stereotipe

Ketidakadilan dan diskriminasi muncul akibat stereotipe gender. Stereotipe gender perempuan contohnya yakni memandang mereka hanya cocok untuk pekerjaan rumah. Akibatnya, perempuan lebih sulit terjun ke aktivitas bisnis atau politik.

Pandangan bahwa laki-laki adalah pencari nafkah utama juga disalahartikan dengan menganggap penghasilan dan jerih payah di dunia profesional perempuan hanyalah tambahan.

4. Kekerasan

Kekerasan dalam berbagai bentuk, mulai dari kekerasan fisik hingga kekerasan seksual, juga berisiko disebabkan oleh stereotipe gender. Pemerkosaan menjadi salah satu contoh kekerasan yang disebabkan oleh hierarki gender dari konsep patriarki, yang menilai perempuan lebih rendah dari laki-laki.

5. Beban ganda

Kaum laki-laki kerap tidak terlibat dalam pekerjaan rumah tangga karena dianggap tidak bertanggung jawab atas tugas-tugas domestik tersebut menurut tradisi tertentu. Akibatnya, perempuan sering menanggung sebagian besar pekerjaan rumah tangga, bahkan hingga 90%. Tanggungan kerja domestik ini tidak jarang masih berlaku untuk perempuan yang bekerja dan perempuan yang mengasuh anak.




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads