Proyek NASA Bisa Kirim Data Sejauh 16 Juta Kilometer, 40 Kali Jarak dari Bumi-Bulan

ADVERTISEMENT

Proyek NASA Bisa Kirim Data Sejauh 16 Juta Kilometer, 40 Kali Jarak dari Bumi-Bulan

Noor Faaizah - detikEdu
Minggu, 03 Des 2023 18:00 WIB
Rusia telah menembakkan sejumlah rudal selama melakukan invasi ke Ukraina. Jejak penembakan itu terlihat dari kilatan cahaya yang membelah langit yang gelap.
Foto: AP/Vadim Belikov/Ilustrasi kilatan cahaya
Jakarta -

NASA memiliki proyek eksperimen Deep Space Optical Communications (DSOC) yang bisa mengirimkan pesan melalui cahaya inframerah dengan jarak sejauh 16 juta kilometer. Jarak ini bahkan 40 kali lebih jauh dari jarak Bumi ke Bulan.

Temuan ini merupakan hasil tes eksperimen dari DSOC yang melakukan komunikasi optik pertama dengan jarak sejauh itu. Temuan ini mengungkap adanya kemungkinan kita bisa mengirimkan pesan dengan format video bahkan dengan kualitas atau definisi tertinggi dari Bumi ke Mars tanpa ada penundaan.

"Penerimaan cahaya pertama adalah salah satu dari banyak tonggak penting DSOC dalam beberapa bulan mendatang. (Hal ini) membuka jalan menuju komunikasi dengan kecepatan data lebih tinggi yang mampu mengirimkan informasi ilmiah, citra definisi tinggi, dan streaming video untuk mendukung lompatan besar umat manusia berikutnya," kata Trudy Kortes, direktur Demonstrasi Teknologi NASA, dikutip dari Science Alert.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kecepatan Lebih Tinggi, Daya Lebih Rendah

Dilansir dari laman Jet Propulsion Laboratory (JPL), demo teknologi ini pertama dilakukan pada 14 November 2023 lalu. Uji coba ini berhasil mengirim dan menerima data uji bandwidth tinggi berupa sinyal inframerah.

Pemancar laser yang membuat koneksi tersebut ada di pesawat ruang angkasa Psyche, yang sedang menjalankan misi demo teknologi selama dua tahun menuju sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter.

ADVERTISEMENT

Sinyal dari pesawat Psyche kemudian melakukan kontak dengan Teleskop Hale di Observatorium Palomar, California.

Sebelumnya, manusia telah mengandalkan teknologi serupa yang tertanam dalam serat optik untuk komunikasi berkecepatan tinggi di darat.

Hal tersebut pun dimanfaatkan dengan mengadaptasi sinyal inframerah-dekat pada suar laser uplink kuat yang ditransmisikan dari Optik Laboratorium Teleskop Komunikasi.

Suar uplink tersebut membantu pemancar mengarahkan laser downlink kembali ke Palomar, sementara sistem otomatis pada pemancar stasiun di Bumi menyempurnakan penunjukannya.

"Ujian pada Selasa pagi adalah uji coba pertama yang sepenuhnya menggabungkan aset darat dan transceiver penerbangan, sehingga tim operasi DSOC dan Psyche harus bekerja bersama-sama," kata Meera Srinivasan, pimpinan operasi DSOC.

Penggunaan cahaya inframerah ini telah memudahkan para insinyur mengirim data dalam gelombang berbentuk laser. Dengan membatasi pancaran cahaya ke saluran yang sempit, maka daya yang diperlukan akan jauh lebih kecil dibanding gelombang radio.

Tantangan Konfigurasi Data di Luar Angkasa

Peneliti mengatakan bahwa ada sebuah tantangan yang tidak sederhana. Terlebih, data yang berbentuk bit, atau unit data terkecil yang dapat diproses komputer.

Sebab, bit data akan dikodekan dalam foton yang dipancarkan oleh laser sehingga memerlukan sejumlah instrumen yang berat. Seperti rangkaian detektor superkonduktor dengan efisiensi tinggi yang khusus digunakan untuk mendeteksi foton.

Teknik pemrosesan sinyal ini digunakan untuk mengekstrak data dari foton tunggal yang tiba kemudian diterjemahkan di ujung lainnya.

Tantangan lainnya adalah membuat sistem yang mampu menyesuaikan konfigurasi posisi perjalanan data dari pesawat ruang angkasa ke Bumi dalam jarak yang sangat jauh secara real time.

Dalam pengujian terbaru, foton laser membutuhkan waktu sekitar 50 detik untuk meluncur melintasi ruang angkasa, berpindah dari pesawat ruang angkasa ke teleskop.

Pesawat Psyche dijadwalkan terbang mengelilingi Mars, sehingga pengujian akan terus dilakukan untuk menyempurnakan inovasi komunikasi laser inframerah-dekat ini.

"Ini adalah tantangan yang berat, dan masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan, namun dalam waktu singkat, kami dapat mengirimkan, menerima, dan memecahkan kode beberapa data," tutur Srinivasan.

Ke depan, peneliti akan memastikan metode pengiriman data secara cepat ke luar angkasa dapat diandalkan sesuai kebutuhan.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads