- Klasifikasi Desa Berdasarkan Perkembangan Masyarakat 1. Desa Tradisional 2. Desa Swadaya 3. Desa Swakarya 4. Desa Swasembada Berdasarkan Jumlah Penduduknya 1. Desa Terkecil 2. Desa Kecil 3. Desa Sedang 4. Desa Besar 5. Desa Terbesar Berdasarkan lahan desa 1. Desa pedalaman 2. Desa Pegunungan 3. Desa Dataran Tinggi 4. Desa Dataran Rendah 5 Desa Pesisir/ Pantai Desa
Klasifikasi desa dapat digolongkan berdasarkan perkembangan, jumlah penduduk, dan bentuk lahannya. Seperti diketahui, secara etimologi, istilah desa berasal dari bahasa Sanskerta yaitu deca yang berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran.
Menurut H.A.W. Widjaja, pengertian desa merujuk pada kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang istimewa atas pemberdayaan mereka.
Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa Pasal 1, diketahui desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat yang dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, terdapat 83.794 desa yang tercatat di Indonesia. Lantas, tahukah detikers apa saja jenis desa-desa tersebut?
Berikut detikEdu rangkum klasifikasi desa dari buku Pengelolaan Administrasi Penduduk Desa karya Bailah.
Klasifikasi Desa
Berdasarkan Perkembangan Masyarakat
Perkembangan yang terjadi pada masyarakat mampu menjadi gambaran tingkat kemajuan desa dan tolak ukur kemampuan desa untuk bisa berkembang. Berdasarkan perkembangan masyarakatnya, desa diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu:
1. Desa Tradisional
Desa tradisional adalah desa dengan masyarakat yang masih bergantung sepenuhnya pada kekayaan alam untuk bertahan hidup. Jenis desa ini merupakan desa dengan tingkat perkembangan paling rendah karena tidak ada pengaruh dari luar. Adapun ciri-ciri desa tradisional antara lain:
- Ditinggali oleh sebuah suku
- Adat istiadat leluhur masih dipegang kuat
- Letak desa terpencil dan cenderung terisolir
- Masyarakatnya masih bergantung pada alam
- Penduduknya cenderung tertutup dari daerah lain
- Hubungan personal dalam masyarakat desa sangat erat
2. Desa Swadaya
Masyarakat desa swadaya sudah lebih berkembang dibandingkan dengan desa tradisional. Mereka mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari melalui pemanfaatan alam. Meskipun demikian, masih rendah tingkat komunikasi atau pengaruh dari daerah lain. Adapun ciri-ciri desa swadaya antara lain:
- Penduduknya jarang
- Mata pencahariannya cenderung homogen dan bersifat agraris
- Masih ada campur tangan adat istiadat
- Lokasi masih cukup terpencil dan sulit diakses
- Sarana dan prasarana desa masih sangat kurang
3. Desa Swakarya
Pola pemikiran masyarakat desa swakarya sudah mulai terbuka. Interaksi antar desa juga sudah terjalin sehingga perkembangan masyarakatnya lebih mudah. Adapun ciri-ciri desa swakarya antara lain:
- Kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak hanya untuk kebutuhan sendiri
- Mata pencaharian masyarakatnya mulai beragam
- Adat istiadat sudah mengalami transisi yang sesuai dengan perkembangan masyarakat
- Pemerintahan desa mulai berkembang
- Adanya infrastruktur desa yang memadai
- Kualitas hidup masyarakat meningkat
- Teknologi mulai digunakan meskipun masih rendah
4. Desa Swasembada
Masyarakat desa swasembada sudah mampu memanfaatkan dan mengembangkan potensi desa secara optimal. Perkembangan masyarakat sudah jauh membaik dan mampu menyerap pengaruh dari daerah luar. Adapun ciri-ciri desa swasembada yaitu:
- Adat istiadat sudah tidak lagi berpengaruh pada perekonomian masyarakat
- Kualitas dan taraf hidup sangat meningkat
- Lokasinya terletak di tengah atau pusat kota
- Teknologi dan alat modern mulai banyak digunakan
- Tingkat pendidikan, kesehatan, dan keterampilan tinggi
- Transportasi antar wilayah mudah diakses
- Sarana dan prasarana atau infrastruktur penunjang masyarakat tersedia
Berdasarkan Jumlah Penduduknya
Padat atau tidaknya penduduk yang menghuni suatu desa menjadi data yang cukup penting untuk mengklasifikasikan desa. Klasifikasi desa berdasarkan jumlah penduduknya antara lain:
1. Desa Terkecil
Jenis desa ini hanya memiliki jumlah penduduk kurang dari 800 jiwa. Jumlah penduduk yang kecil ini biasanya karena banyak penduduk desa yang pindah ke lokasi lain.
2. Desa Kecil
Desa kecil memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak dari desa terkecil yaitu di antara 800 hingga 1.600 jiwa atau mencapai ribuan kepala keluarga.
3. Desa Sedang
Jumlah penduduk desa sedang sekitar 1.600 sampai 2.400 jiwa. Jumlah penduduk yang banyak bukan berarti lahan desa yang luas tetapi bisa saja pertumbuhan penduduknya yang cepat.
4. Desa Besar
Jenis desa yang masuk dalam kategori desa besar memiliki jumlah penduduk antara 2.400 sampai 3.200 jiwa.
5. Desa Terbesar
Desa dengan jumlah penduduk yang sangat banyak dan dianggap sebagai desa terbesar ketika jumlah penduduknya mencapai lebih dari 3.200 jiwa.
Berdasarkan lahan desa
Klasifikasi jenis desa juga dapat dibedakan berdasarkan letak geografisnya. Dikutip dari e-Modul Pembelajaran SMA Geografi Kelas XII karya Ardiansyah Paramita, berikut klasifikasi desa berdasarkan bentuk lahannya:
1. Desa pedalaman
Desa-desa ini tersebar di berbagai pelosok yang jauh dari kehidupan kota. Suasana ideal desa pedalaman pada umumnya lebih diwarnai dengan nuansa kedamaian, yaitu kehidupan sederhana, sunyi, sepi dalam lingkungan alam yang bersahabat.
2. Desa Pegunungan
Desa ini terdapat di daerah pegunungan. Dengan pemusatan di daerah tersebut, masyarakatnya didorong oleh budaya gotong royong.
3. Desa Dataran Tinggi
Desa yang berada di daerah pegunungan dan memanfaatkan lahan dataran tinggi untuk aktivitas ekonomi seperti perkebunan buah, sayur, atau teh.
4. Desa Dataran Rendah
Desa yang letaknya berada di dataran rendah dan mata pencaharian dari desa dataran rendah biasanya bergantung pada sektor pertanian.
5 Desa Pesisir/ Pantai Desa
Desa yang termasuk dalam jenis ini biasanya berada di daerah pantai yang landai dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan atau penjual produk perikanan.
(pal/pal)