Sejak pandemi, kita telah beradaptasi dengan interaksi jarak jauh. Tak jarang kegiatan belajar dan bekerja harus dilakukan di rumah. Ketika belajar di rumah, tentu jadwal dan caranya akan berbeda jika dibandingkan dengan di sekolah.
Belajar di sekolah kita terikat dengan berbagai aturan, sementara di rumah cenderung fleksibel. Kita dapat belajar sambil membuka handphone dan scrolling-scrolling media sosial.
Hal ini tentu menimbulkan tantangan tersendiri bagi beberapa orang seperti merasa bekerja kurang maksimal atau bahkan susah fokus. Untuk mengatasi hal tersebut, mungkin teknik pomodoro menjadi salah satu jawaban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, tahukah detikers kalau teknik pomodoro menjadi upaya yang cukup efektif untuk mengatur konsentrasi belajar atau bekerja kamu lo. Ingin tahu lebih dalam tentang teknik pomodoro? Yuk simak penjelasan berikut ini.
Apa yang dimaksud Teknik Pomodoro?
Istilah pomodoro secara etimologi berasal dari kata bahasa Italia yang berarti tomat merah. Mengapa demikian?
Dikutip dari buku Fokus: Bagaimana Bekerja Lebih Sedikit mencapai Banyak Hal karya Dewi Indra P., teknik pomodoro pertama kali diperkenalkan oleh Francesco Corillo pada tahun 1980.
Dia menyebut demikian karena mengadopsi nama timer dapur yang berbentuk tomat. Teknik pomodoro pada dasarnya merupakan sebuah teknik belajar atau bekerja yang menekankan pentingnya manajemen waktu.
Pada awalnya, Francesco Corillo merasa kesulitan fokus ketika belajar. Sampai pada akhirnya, dia menyadari perlunya belajar pada interval waktu tertentu.
Disamping itu, dia juga memberikan selingan waktu istirahat untuk tetap menjaga kondisi fisik dan psikisnya agar kembali segar setelah melakukan kegiatan dengan konsentrasi tinggi.
Praktik belajar menggunakan teknik pomodoro akan sangat membantu kita yang selalu dihadapkan gangguan dan pemecah perhatian. Teknik ini berupaya untuk menjaga fokus dan produktivitas otak agar berkonsentrasi dalam rentang waktu tertentu.
Mengutip dari laman ITS News, Staffan Noteberg dalam buku Pomodoro Technique Illustrated: The Easy Way to Do More in Less Time, menyebut bahwa teknik pomodoro efektif untuk menghindari gangguan selama belajar.
Tak hanya itu, teknik ini juga menuntut kita untuk memecah pekerjaan yang rumit menjadi bagian-bagian kecil, terbagi dalam beberapa sesi, dan mengerjakannya sesuai skala prioritas.
Hal ini karena dalam satu siklus teknik pomodoro dilakukan dengan belajar selama 25 menit lalu diikuti istirahat singkat selama 5 menit, dan begitu seterusnya.
Dengan demikian, teknik pomodoro adalah teknik belajar yang menekankan adanya manajemen waktu antara waktu fokus dan konsentrasi tinggi dengan waktu istirahat.
Manfaat Teknik Pomodoro
Teknik pomodoro memiliki banyak manfaat yang berdampak signifikan pada tingkat fokus belajar seseorang. Dikutip dari buku Mengelola Waktu Dengan Bijak karya Quafa, berikut manfaat teknik pomodoro:
1. Mengatasi prokrastinasi karena tugas dibagi menjadi blok-blok waktu yang terukur sehingga kita terpacu untuk menyelesaikannya.
2. Mengoptimalkan fokus ketika mengerjakan tugas karena belajar atau bekerja dibatasi dalam periode waktu tertentu.
3. Memecah kelelahan mental karena teknik pomodoro memberikan jeda istirahat singkat sehingga dapat membantu menjaga kecerdasan energi mental.
4. Meningkatkan kedisiplinan karena kita akan diminta untuk mengikuti jadwal yang telah dibuat. Hal ini bagus untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.
Pembagian Waktu Teknik Pomodoro
Dikutip dari buku Kerja Produktif Bukan Sibuk Kerja karya Restia Ningrum, teknik pomodoro dilakukan dengan membagi waktu produktif menjadi tiga, yaitu:
1. Worktime
Worktime merupakan waktu dimana kita diminta untuk menyelesaikan pekerjaan tanpa menerima gangguan atau distraksi dari luar. Pada periode waktu ini, tingkat konsentrasi dan fokus kita pada titik tinggi dan workstime sendiri tidak boleh lebih dari 25 menit. Jika lebih, Francesco Corillo mengatakan pikiran akan melantur dan tidak bisa fokus lagi.
2. Breaktime
Para periode breaktime, kita dipersilahkan untuk melakukan jeda sejenak dan mengistirahatkan pikiran. Lama breaktime dapat dilakukan selama 5 hingga 10 menit. Waktu istirahat diatur singkat agar kita tidak menyita banyak waktu sehingga lupa dengan tujuan awal.
3. Long Breaktime
Long Breaktime merupakan jeda panjang setelah satu sesi selesai. Dalam satu sesi teknik pomodoro dapat diisi 3 hingga 4 kali worktime beserta breaktime. Kemudian, dilanjutkan long breaktime selama 30 menit untuk melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
Itulah penjelasan tentang teknik pomodoro. Detikers dapat mulai mencoba teknik belajar ini dengan bantuan alarm atau aplikasi manajemen waktu di smartphone kalian. Selamat belajar!
(pal/pal)