Cacing adalah salah satu jenis hewan invertebrata, yang termasuk dalam kelompok makhluk hidup yang tidak memiliki tulang belakang atau kerangka dalam. Lantas bagaimana organ gerak cacing jika tak memiliki tulang belakang?
Berbeda dengan vertebrata, cacing tidak memiliki tulang belakang yang mendukung tubuhnya. Mereka memiliki tubuh yang terdiri dari segmen-segmen.
Organ Gerak Cacing
Cacing (Vermes) adalah hewan yang bertubuh lunak. Cacing tidak memiliki cangkang, dan tubuhnya simetris bilateral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara morfologi, tubuh cacing terdiri dari segmen-segmen berbentuk cincin, di mana setiap segmen umumnya dilengkapi dengan setae (struktur fungsional), kecuali pada 2 segmen pertama.
Setae sendiri adalah struktur menyerupai rambut yang memiliki peran sebagai organ gerak cacing. Setae berfungsi untuk menggali substrat dan memegangi pasangan selama proses kopulasi sehingga menjadikannya bagian penting dari sistem gerak cacing tanah, sebagaimana dikutip dari Jurnal Unnes karya Dewi Indriyani Roslim dkk.
Pengelompokkan Cacing
Berdasarkan beberapa sumber, seperti buku "Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar Kelas 5" karya Christiana Umi, dan Modul Pembelajaran SMA Biologi Kelas X Karya Prasida Widiyanto, cacing dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya.
Tiga kelompok tersebut yaitu cacing pipih (Platyhelminthes), cacing gilig (Nemathelminthes), dan cacing gelang (Annelida).
1. Cacing Pipih (Platyhelminthes)
Platyhelminthes, atau cacing pipih, memiliki bentuk simetri bilateral dan tidak memiliki rongga tubuh (selom). Tubuhnya terdiri dari tiga lapisan (triploblastik), yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Meskipun memiliki saluran pencernaan, mereka tidak memiliki anus.
Cacing ini dapat hidup sebagai parasit atau bebas di perairan. Berdasarkan jenisnya, cacing pipih dibagi menjadi tiga kelas, yakni Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda.
- Kelas Turbellaria
Kelompok cacing ini hidup di genangan air, kolam, sungai, atau perairan lainnya. Biasanya, mereka menempel pada bebatuan atau daun yang tergenang air. Contohnya adalah Planaria sp.
- Kelas Trematoda
Dengan menjadi parasit pada manusia dan hewan, trematoda memiliki kemampuan untuk menghisap makanan dari inangnya. Cacing ini sering tinggal di hati, paru-paru, dan usus.
Tubuh Trematoda tidak bersilia. Kutikula menutupi tubuhnya. Terdapat satu atau lebih alat isap (sucker) di sekitar mulutnya. Sucker ini memiliki gigi kitin. Contoh cacing ini yaitu Fasciola hepatica (cacing hati)
- Kelas Cestoda
Kelompok cacing ini berbentuk pipih panjang yang menyerupai pita. Cacing ini bersifat hermaprodit dan merupakan endoparasit dalam saluran pencernaan vertebrata. Tubuh cacing ini terdiri dari proglotid dengan kepalanya yang disebut skoleks.
2. Nemathelminthes
Nemathelminthes (cacing gilig) memiliki bentuk tubuh silindris dan bulat panjang. Tubuhnya tidak bersegmen dan ditutupi oleh kutikula.
Hewan ini termasuk bilateral simetris dan memiliki pseudocoelom. Beberapa hidup bebas, sementara yang lain bersifat parasit. Contohnya termasuk Ascaris lumbricoides dan Oxyuris vermicularis.
3. Annelida
Annelida (cacing gelang) hidup di berbagai lingkungan, termasuk air laut, air tawar, dan daratan. Tubuhnya dilapisi kutikula, memiliki rongga tubuh (coelom), dan termasuk triploblastik.
Annelida melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Dibagi menjadi beberapa kelas, seperti Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
Jenis annelida yang memiliki banyak setae disebut Polychaeta, yang hanya memiliki sedikit setae disebut Oligochaeta, dan yang tidak memiliki setae disebut Hirudinea.
- Kelas Polychaeta yang memiliki banyak setae, seperti Eunice (cacing palolo), Lysidice (cacing wawo).
- Kelas Oligochaeta yang memiliki banyak setae, seperti Pheretima dan Tubifex.
- Kelas Hirudinea yang tidak memiliki setae, seperti Haemadipsa javanica (pacet), Hirudo medicinalis (lintah).
Nah, itulah penjelasan mengenai organ gerak cacing yakni setae. Semoga bermanfaat ya!
(faz/faz)