AI Mulai 'Kepung' Sektor Finansial, Pakar Soroti Bahayanya

ADVERTISEMENT

AI Mulai 'Kepung' Sektor Finansial, Pakar Soroti Bahayanya

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 28 Nov 2023 18:30 WIB
Ilustrasi Anak Cerdas Dirikan Perusahaan AI
AI Mulai Dominasi Sektor Finansial. (Foto: iStock)
Jakarta -

Artificial Intelligence (AI) menjadi teknologi yang terus berkembang di berbagai sektor. Kini, AI bahkan mulai mendominasi sektor finansial dengan memberikan kemudahan akses dan personalisasi pengguna.

Kepala Eksekutif PEPK Otoritas Jasa Keuangan, Frederica Widyasari Dewi, mengungkapkan penggunaan AI saat ini sudah digunakan pada back office sampai front office sektor keuangan.

Contohnya, dalam kegiatan seperti aset manajemen dan pemberian kredit, AI digunakan pengecekan untuk calon konsumen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"AI juga digunakan untuk berkomunikasi melalui chatbot dan menyusun personalized recommendation terkait layanan keuangan. Namun terdapat berbagai risiko, antara lain seperti risiko kebocoran data," ujar Frederica dalam laman UGM, Selasa (28/11/2023).

Kemudahan yang ditawarkan AI, menurutnya, dibarengi dengan beberapa dampak negatif. Sebab, kurangnya supervisi atau campur tangan manusia dapat menyebabkan sistem mudah diretas.

ADVERTISEMENT

Akumulasi Data yang Terbatas

Proses akumulasi data untuk AI membutuhkan data yang berkualitas dalam jumlah banyak. Salah satu tantangan yang dihadapi dalam penerapan AI di bidang finansial ini adalah akumulasi data yang terpublikasi masih sangat terbatas.

Frederica menyoroti privasi data yang perlu dilindungi. Namun di satu sisi, data juga berperan penting mendorong penerapan teknologi di berbagai sektor.

Menurutnya, kondisi ini menjadi tantangan di Indonesia. Karena data yang bebas diakses ini masih sangat terbatas.

Di sisi lain, sumber daya manusia juga menjadi salah satu tantangan penerapan AI mengingat masih minimnya SDM yang memiliki kompetensi di bidang AI.

"Lebih jauh, etika dan regulasi penerapan AI juga menjadi tantangan tersendiri. Terutama kebijakan yang bisa mengatur etika dan kebijakan AI di Indonesia," ujar Frederica.

Tantangan Penerapan AI di Indonesia

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Kagama dan Koordinator Staf Khusus Presiden, Dr. Aagn Ari Dwipayana, menyampaikan bahwa sektor perbankan di berbagai negara sudah tutup karena beralih ke dunia digital. Kendati demikian, Indonesia masih menghadapi tantangannya tersendiri.

"Kita di Indonesia mengalami tantangan karena akses terhadap perbankan masih rendah. Jadi tidak semua masyarakat itu memiliki akses terhadap perbankan maupun lembaga keuangan lain," tuturnya.

Menurutnya, Indonesia masih sangat jauh untuk dapat dikatakan Go Digital. Akses masyarakat terhadap perbankan masih mencapai 40%, dengan mayoritas pengguna masih berbasis daerah perkotaan.

Penggunaan layanan perbankan pun hanya dibatasi pada layanan menabung dan menarik uang saja. Padahal, ia berharap masyarakat bisa memanfaatkan layanan perbankan untuk mengelola usaha yang dibangun.

Maka untuk mencapai tahap digitalisasi sistem finansial, perlu komitmen dan dorongan yang lebih kuat agar masyarakat mau dan percaya untuk memanfaatkan layanan digital saat ini.




(nir/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads