Dalam ilmu sosiologi terdapat istilah difusi budaya yang merujuk pada konsep terkait bagaimana unsur-unsur budaya, seperti ide, norma bahkan agama dapat menyebar melintasi masyarakat dalam berbagai proses. Seperti apa contohnya?
Dalam kehidupan bermasyarakat, difusi diartikan sebagai proses perembesan atau penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu individu ke individu lainnya atau dari suatu masyarakat ke masyarakat lain.
Pengertian Difusi
Mengutip buku "Geografi dan Sosiologi SMP Kelas IX" karya Sugiharyanto, difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang bisa membuat inovasi kebudayaan diterima oleh masyarakat, sehingga dapat diteruskan dan tersebar luas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, hal ini bisa mendorong pertumbuhan dan memperkaya kebudayaan masyarakat secara keseluruhan.
Sedangkan dalam buku "Geografi dan Sosiologi (IPS Terpadu) SMP Kelas IX" karya Umasih dkk, difusi dikatakan turut melibatkan seleksi pada suatu kelompok masyarakat terhadap unsur-unsur budaya yang akan mereka adopsi.
Misalnya, terdapat suatu kelompok menerima beberapa aspek budaya dari kelompok lain, dan pada saat yang sama mereka menolak sejumlah unsur budaya dari kelompok yang sama.
Pada umumnya, masyarakat yang berada dalam status sosial yang lebih rendah cenderung lebih banyak menyerap unsur budaya dari masyarakat yang berada pada status sosial yang lebih tinggi.
Proses Terjadinya Difusi
Dalam buku "Pasti Bisa Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII" yang disusun oleh Tim Ganesha, dijelaskan bahwa difusi sosiologi memiliki tiga bentuk proses, yakni.
1. Symbiotic adalah pertemuan antara individu dari suatu masyarakat dengan individu dari masyarakat lainnya tanpa mengubah kebudayaan masing-masing.
2. Penetration pasifique adalah masuknya kebudayaan asing secara tidak disengaja, damai dan tanpa unsur paksaan.
3. Penetration violente adalah masuknya kebudayaan asing dengan unsur paksaan dan adanya tekanan.
Jenis-jenis Difusi dalam Sosiologi
Berdasarkan jenisnya, difusi dibagi menjadi dua kategori, yakni.
1. Difusi Intramasyarakat
Difusi intramasyarakat dipengaruhi oleh sejumlah faktor kunci, meliputi:
- Pengakuan terhadap manfaat unsur baru yang diakui.
- Kehadiran unsur-unsur kebudayaan baru yang memengaruhi penerimaan atau penolakan unsur lainnya.
- Kemungkinan penolakan unsur baru yang bertentangan dengan fungsi unsur yang telah ada sebelumnya.
- Peran dan posisi sosial individu yang menemukan inovasi, di mana penerimaan atau penolakan inovasinya tergantung pada kedudukan sosialnya.
- Kemampuan pemerintah untuk mengontrol atau membatasi proses difusi tersebut.
2. Difusi Antarmasyarakat
Difusi antarmasyarakat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yakni:
- Terjadinya kontak antara masyarakat yang berbeda.
- Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat penemuan baru.
- Pengakuan akan manfaat dari penemuan tersebut.
- Kehadiran unsur-unsur kebudayaan lain yang bersaing dengan unsur-unsur penemuan baru.
- Peran masyarakat dalam menyebarkan penemuan baru.
- Adanya tekanan atau kewajiban untuk menerima inovasi baru.
Contoh Difusi Kebudayaan
Berikut adalah beberapa contoh difusi kebudayaan yang dikutip dari buku "SOSIOLOGI Jilid 2" karya Kun Maryati dan buku "Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya" karya Tedi Sutardi.
1. Masuknya kebudayaan Hindu ke Nusantara.
2. Masuknya bangsa asing saat masa penjajahan, sehingga terjadi penyebaran kebudayaan secara paksa.
3. Asisten Rumah Tangga (ART) yang mengadopsi budaya dari majikannya.
4. Proses barter antara suku pedalaman Kongo dan suku pedalaman Togo di Afrika.
5. Masuknya pedagang dari Persia, Gujarat dan Arab di Nusantara yang turut menyebarkan ajaran agama mereka.
6. Kewajiban membungkukkan badan ke utara sebagai kehormatan kepada Kaisar Tenno Heika yang dibawa Jepang saat masa penjajahan Jepang di kawasan Asia.
Nah, jadi dengan memahami difusi, akan membuka pemahaman terkait bagaimana interaksi antara kelompok sosial dapat memengaruhi pertukaran budaya dan bagaimana adaptasi dan seleksi budaya membentuk identitas masyarakat.
(faz/faz)