Kawasan Ujung Kulon Jadi Geopark Nasional, Ada Apa Saja di Sana?

ADVERTISEMENT

Kawasan Ujung Kulon Jadi Geopark Nasional, Ada Apa Saja di Sana?

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 23 Nov 2023 15:30 WIB
Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon
Foto: Dok. Balai Taman Nasional Ujung Kulon
Jakarta -

Kawasan Ujung Kulon dan sekitarnya baru saja ditetapkan sebagai kawasan Geopark Nasional Ujung Kulon. Terdapat berbagai warisan geologi, biodiversitas/keanekaragaman hayati, juga keanekaragaman budaya di dalamnya.

Plt Kepala Dinas ESDM Provinsi Banten, Deri Dariawan mengatakan penetapan ini dapat menjadi acuan program konservasi, pendidikan, serta ekonomi berkelanjutan di wilayah tersebut. Apabila sebelumnya pembangunan di sana menggunakan konsep ekstraktif pada sumber daya alam, maka ke depannya akan diubah menjadi selaras dengan alam dan mempunyai fungsi konservasi.

"Setelah ditetapkan kita punya masterplan ada pengelola geopark, nanti kita laksanakan bagaimana program konservasi dan membangkitkan ekonomi masyarakat kita jalankan. Dari mulai program pendidikan, pelatihan untuk guide, akomodasi, penyiapan untuk produk geopark, kerajinan makanan, dan macam-macam," terangnya dikutip dari detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses pengajuan Ujung Kulon menjadi Geopark Nasional telah diajukan Dinas ESDM Provinsi Banten ke pemerintah pusat sejak 2020 lalu. Penetapannya tertuang dalam SK Menteri ESDM RI Nomor: 393.K/GL.01/MEM.G/2023 tentang Penetapan Taman Bumi (Geopark) Nasional Ujung Kulon pada 10 November 2023.

"Itu kita proses dari tahun 2020, awalnya kita inventarisasi untuk ihwal geopark, mulai dari geodiversity, culture dan biodiversitasnya. Setelah itu kita ajukan pemetaan warisan geologi Ujung Kulon ini, akhirnya keluar keputusan menteri dan sudah keluar ditetapkan oleh menteri," ujar Deri.

ADVERTISEMENT

Ada Apa Saja di Ujung Kulon?

Geopark Ujung Kulon memiliki 14 situs warisan geologi, enam situs keanekaragaman hayati, dan dua situs keragaman budaya. Adapun tema biasanya merupakan jejak tsunami Gunung Krakatau yang luas kawasannya adalah 1.245,66 kilometer persegi di Kabupaten Pandeglang. Wilayahnya mencakup Kecamatan Carita, Labuan, Sukaresmi, Pagelaran, Panimbang, Cigeulis, Sumur, dan Cimanggu.

Selain itu, ada pula kepulauan-kepulauan kecil yang termasuk dalam Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yakni Pulau Liwungan, Oar, Peucang, Handeleum, dan Panaitan.

Dikutip dari laman Indonesia Baik, TNUK mempunyai 700 jenis flora dan 608 jenis fauna. Beberapa ciri khas fauna yang ada di sana adalah badak jawa, anjing hutan, owa jawa, dan surili.

Pihak pemerintah provinsi telah menetapkan destinasi penting di Geopark Ujung Kulon, yakni Pantai Carita, Lembur Mangrove Patikang, Sungai Cigenter, Masjid Al Khusaeni, Pulau Liwungan, dan Mercusuar Tanjung Layar.

Setiap dua tahun, pemprov akan menyampaikan laporan ke Kementerian ESDM melalui Kepala Badan Geologi. Dari sana, bisa jadi Geopark Ujung Kulon menjadi geopark dunia yang ditetapkan UNESCO.

"Nanti setelah dua tahun, akan dilakukan evaluasi untuk kemudian bisa ajukan menjadi geopark dunia dengan mengusulkannya melalui UNESCO Global Geoparks," ujar Deri.

Pemprov Banten juga tengah mengusulkan Bayah Dome di Lebak sebagai geopark nasional. Sekarang ini Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) tengah melakukan verifikasi untuk menjadikan Bayah Dome sebagai geopark. Kemudian, kawasan Rawa Danau di Serang pun akan diusulkan menjadi geopark nasional.

"Nah Bayah Dome sekarang baru verifikasi lapangan oleh KNGI, kalau yang sedang berproses itu. Kita lagi siapkan Rawa Danau, (tapi) prosesnya belum mulai," kata Deri.




(nah/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads