Masih ingatkah detikers dengan istilah animisme? Istilah animisme merujuk pada kepercayaan primitif di mana alam semesta dianggap dihuni oleh roh atau entitas spiritual. Di zaman primitif tersebut juga dipenuhi oleh kepercayaan-kepercayaan selain animisme yang mendasari hubungan antara manusia dan alam, sering kali melalui pandangan animistik.
Seperti yang akan diulas dalam artikel ini, berikut adalah penjelasan mengenai beberapa kepercayaan seperti animisme, dinamisme, totemisme, dan hierophany yang sudah ada di zaman primitif.
Animisme
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Animisme adalah jenis agama yang berdasarkan keyakinan bahwa berbagai macam roh atau makhluk spiritual tinggal di alam di sekitar manusia. mengutip dari buku Antropologi SMA/MA Kelas XII oleh Yuni Sare dan Modul Pembelajaran SMA Sejarah oleh Irma Samrotul Fuadah, animisme dijelaskan sebagai jenis agama karena praktiknya melibatkan sejumlah kegiatan ritual atau upacara keagamaan untuk memuja roh atau makhluk spiritual tersebut.
Dalam buku Sosiologi Pedesaan oleh Sriyana, disebutkan bahwa kepercayaan animisme menganggap bahwa setiap yang berada di Bumi, seperti gunung, laut, sungai, pohon, gua, batu besar dan wilayah tertentu memiliki jiwa yang harus dihormati agar membantu dan tidak mengganggu manusia.
Mengutip dari buku Religi suku Murba di Indonesia karya Harun Hadiwijono, E. B. Taylor adalah orang yang mengemukakan teori animisme dalam bukunya yang yang berjudul primitive Culture pada tahun 1873. Di mana istilah animisme berasal dari kata bahasa latin, yakni animus yang berarti jiwa. Taylor mengatakan bahwa kepercayaan ini meyakini adanya roh-roh dan makhluk-makhluk halus yang berada di alam semesta ini.
Teori animisme ini memiliki dua bentuk keyakinan pokok:
1. Keyakinan adanya jiwa pada setiap makhluk yang dapat terus berada, sekalipun makhluk tersebut sudah mati.
2. Keyakinan adanya banyak roh yang berpangkat-pangkat dari rendah hingga tertinggi dengan para dewa sebagai puncaknya.
Dinamisme
Dinamisme, berasal dari bahasa Yunani dunamos yang artinya kekuatan. Dalam buku Politeisme di Dunia karya Shabrina Dzahroh, dinamisme merujuk pada keyakinan akan kekuatan yang diyakini ada dalam benda-benda alam, seperti api, batu, air, pohon, keris atau bahkan manusia.
Mereka percaya bahwa kekuatan gaib tersebut menolong mereka dengan melakukan ritual-ritual yang di antaranya seperti pemberian sesaji. Sehingga ini mencerminkan ketergantungan manusia pada kekuatan di luar dirinya, mencari pertolongan dan kenyamanan dari entitas lain yang dianggap memiliki kekuatan yang diperlukan.
Totemisme
Kembali mengutip dari buku karya Sriyana, dan buku karya Irma Samrotul Fuadah, dapat dipahami bahwa totemisme adalah kepercayaan yang menganggap hewan tertentu sebagai hewan suci yang dipuja karena dianggap memiliki kekuatan supranatural. Hewan ini seperti sapi, ular, dan harimau.
Totemisme berasal dari bahasa Ojibwa, suku Algonquin di Amerika Utara, merujuk pada roh pelindung manusia yang berwujud binatang. Ada dua bentuk totemisme, yakni yang terkait dengan individu, di mana binatang menjadi pelindung tertentu, dan yang terkait dengan kelompok, di mana binatang dianggap dekat dengan suatu golongan atau suku bangsa.
Hubungan ini diungkapkan melalui upacara khusus dan aturan perkawinan di luar suku. Totemisme adalah sistem kepercayaan yang mencerminkan hubungan mistik atau ritual antara anggota kelompok sosial dengan jenis binatang atau tumbuhan tertentu.
Totemisme sendiri memiliki variasi yang luas dan merupakan gagasan tentang hubungan khusus antara manusia dan alam. Ini melibatkan aturan yang dihormati, seperti larangan membunuh atau mengonsumsi binatang atau tumbuhan.
Hierophany
Kembali merujuk pada buku karya Shabrina Dzahroh, hierophany adalah penampakan atau perwujudan dari yang suci, yang selalu menunjukkan dirinya sebagai realitas yang berbeda dari dunia nyata. Meski istilah yang digunakan manusia mungkin tak sepenuhnya tepat, namun mereka mencoba menggambarkan realitas tersebut.
Bahasa manusia memiliki keterbatasan dalam mengungkapkan hal-hal di luar pengalamannya, terutama yang sakral. Manusia bersikap hati-hati dalam menghadapi yang sakral karena hal itu terlihat sebagai sesuatu yang jauh berbeda dari hal-hal dunia biasa. Penampakan yang sakral tersebutlah yang disebut sebagai Hierophany.
Begitulah penjelasan terkait kepercayaan animisme, dinamisme, totemisme dan hierophany yang sudah ada di zaman primitif. Selamat belajar!
(nwy/nwy)