Contoh-contoh Peninggalan Manusia Purba: Zaman Batu Tua sampai Batu Besar

ADVERTISEMENT

Contoh-contoh Peninggalan Manusia Purba: Zaman Batu Tua sampai Batu Besar

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Selasa, 14 Nov 2023 17:00 WIB
Peti kubur batu yang digunakan manusia purba kaki Gunung Ciremai
Ilustrasi Foto: Fathnur Rohman/detikJabar
Jakarta -

Zaman batu ditandai dengan kebiasaan manusia pada zaman itu yang sebagian besar menggunakan batu sebagai alat yang diciptakan untuk menopang kegiatan sehari-hari. Seperti, memotong kayu, menghidupkan api maupun menangkap hewan buruan.

Dengan kebiasaan manusia purba pada zaman batu, ini menyebabkan banyaknya ditemukan sisa-sisa peninggalan di berbagai daerah, termasuk daerah-daerah di Indonesia. Maka dari itu, artikel ini akan memaparkan beberapa peninggalan dari zaman batu yang ada di Indonesia.

Sebelumnya, perlu dicatat bahwa zaman batu diperiodesasikan ke dalam empat zaman. Untuk itu, peninggalan-peninggalan dari zaman batu juga akan dibagi berdasarkan periodenya yang dikutip dari beberapa sumber, seperti Modul Pembelajaran SMA: Sejarah Indonesia Kelas X oleh Veni Rosfenti, dan buku IPS Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah) oleh Nana Supriatna dkk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peninggalan pada Zaman Batu Tua (Paleolitikum)

Pada zaman batu tua, manusia hidup sebagai nomaden atau berpindah-pindah habitatnya berdasarkan ketersediaan binatang buruan dan makanan. Pola hidup mirip ini dengan suku-suku terasing di Indonesia, seperti Suku Kubu dan Suku Sasak.

1. Kapak Genggam dari Batu

Pada tahun 1935, Von Koenigswald menemukan alat-alat batu yang menyerupai kapak tanpa tangkai di Pacitan. Alat ini disebut kapak genggam dan digunakan oleh manusia jenis Homo erectus pada zaman Palaeolithikum. Kapak genggam juga dikenal dengan sebutan kapak perimbas, atau dalam ilmu prasejarah disebut dengan chopper artinya alat penetak.

ADVERTISEMENT

2. Alat dari Tulang dan Tanduk

Di lokasi Ngandong dan Sidorejo dekat Ngawi, Madiun (Jawa Timur), ditemukan kapak genggam dan alat-alat yang terbuat dari tulang dan tanduk. Bentuk tulang-tulang ini menyerupai belati dengan ujung yang bergerigi seperti ujung tombak. Alat-alat ini digunakan untuk menangkap ikan dan mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah.

3. Alat Serpih

Selain itu ditemukan juga alat-alat lain berupa alat alat kecil terbuat dari batu yang disebut dengan flakes atau alat serpih. Alat-alat ini terbuat dari batu biasa dan batu-batu berwarna-warni seperti calsedon. Karena penemuannya di daerah Ngandong, jadi alat ini dinamakan Kebudayaan Ngandong. Selain itu, Pithecanthropus erectus, pithecantropus robustus, dan Meganthropus palaeojavanicus adalah spesies manusia yang mendukung kebudayaan ini.

Peninggalan pada Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)

Ciri utama peradaban zaman ini adalah manusianya sudah menetap dan tinggal di gua yang disebut abris sous roche setelah ribuan tahun berpindah-pindah. Para ahli menyebutkan bahwa zaman ini berlangsung kurang lebih 20.000 tahun silam dan perkembangan yang lebih cepat dari zaman batu tua karena terdapat pendukung Homo sapiens sebagai manusia yang cerdas.

1. Kapak Sumatera (Pebble)

Kapak ini berbentuk bulat dan terbuat dari batu kali yang dibelah dua. Kapak pebble ditemukan di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera, dari Langsa (Aceh) hingga Medan dengan kondisi bentuk yang agak sempurna dan halus.

Bahan pembuatannya berasal dari batu kali yang dipecah-pecah. Selain kapak bulat (pebble), juga ditemukan kapak pendek (Hache Courte) yang cara penggunaannya dengan menggenggam. Selain itu, juga ditemukan batu penggiling beserta landasannya yang digunakan untuk menghaluskan cat merah, cat ini diduga digunakan dalam acara keagamaan atau ilmu sihir.

2. Abris Sous Roche

Abris sous roche adalah goa-goa yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia purba pada zaman Mesolithikum. Goa ini berfungsi sebagai perlindungan dari cuaca buruk dan binatang buas. Bukti ini pun ditemukan dalam perkakas seperti ujung panah, flakes, batu penggilingan, alat-alat dari tulang dan tanduk yang ditemukan di dalam gua.

Salah satu contohnya adalah Gua Lawa dekat Sampung Ponorogo, Jawa Timur, yang diselidiki oleh Dr Van Stein Callenfels antara tahun 1928-1931. Alat-alat yang ditemukan di sana mencakup ujung panah, flakes, batu pipisan dengan kapak yang sudah diasah dari zaman Mesolithikum, serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.

Zaman Batu Muda (Neolitikum)

Perkembangan dari kebudayaan batu madya dikenal sebagai zaman neolitik. Kapak persegi dan lonjong adalah produk kebudayaan yang terkenal dari zaman Neolitikum yang dibuat dari batu yang lebih sempurna dan halus.

Salah satu tanda dari zaman Neolitikum adalah fase atau tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah yang memiliki ciri-ciri berupa unsur-unsur kebudayaan, seperti peralatan yang berasal dari batu yang sudah diasah, pertanian dan peternakan yang menetap, dan pembuatan tembikar.

1. Kapak Persegi

Kapak persegi adalah alat dengan penampang lintang berbentuk persegi panjang atau trapesium. Ada berbagai ukuran, dengan yang besar disebut beliung atau cangkul, dan yang kecil disebut trah (tatah) untuk kayu. Kapak ini umumnya digunakan di wilayah barat Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, dan Bali.

2. Kapak Lonjong

Kapak lonjong terbuat dari batu lonjong yang diasah halus dan memiliki tangkai. Biasanya digunakan untuk menebang pohon. Kapak ini umumnya ditemukan di wilayah timur Indonesia, seperti Irian, Seram, Tanimbar, dan Minahasa. Ada dua ukuran kapak lonjong, yaitu walzenbeil (besar) dan kleinbeil (kecil), dan fungsinya mirip dengan kapak persegi. Kapak lonjong tersebar hingga Kepulauan Melanesia dan dikenal sebagai Neolithikum Papua.

Zaman Batu Besar (Megalithikum)

Selanjutnya, zaman batu berakhir dengan ditandai zaman batu, di mana banyak muncul bangunan batu besar yang digunakan untuk tempat ibadah bagi nenek moyang dalam kepercayaan animisme dan dinamisme. Kebudayaan ini berkembang bersamaan dengan kebudayaan logam di Indonesia dan merupakan kelanjutan dari zaman Neolitikum.

1. Menhir

Menhir adalah tugu atau tiang batu yang digunakan sebagai tanda peringatan kepada arwah nenek moyang, dan juga untuk mempersembahkan binatang korban kepada mereka. Menhir diletakkan pada tempat tertentu sebagai objek pemujaan dan digunakan untuk memperingati kepala suku atau individu yang telah meninggal. Contoh penemuan menhir terdapat di Sumatera Selatan dan Kalimantan.

2. Dolmen

Dolmen adalah meja batu besar dengan permukaan rata yang digunakan sebagai tempat untuk meletakkan roh, tempat duduk ketua suku untuk mendapatkan berkat magis dari para leluhur, dan sebagai tempat untuk meletakkan sesaji. Dolmen terdiri dari sebuah lempengan batu besar dengan empat batu panjang sebagai penyangganya. Ini juga merupakan hasil kebudayaan zaman Megalitikum.

3. Kubur Peti Batu

Kubur Peti Batu adalah peti jenazah pada zaman batu besar yang terbuat dari batu dan ditanam dalam tanah. Kubur peti batu memiliki bentuk persegi panjang dengan alas, sisi, dan tutup yang terbuat dari batu yang disusun menjadi sebuah peti. Contoh penemuan kubur peti batu terdapat di daerah Kuningan, Jawa Barat.

Jadi, begitulah ulasan terkait peninggalan zaman batu yang dibagi berdasarkan periodesasinya. Semoga bermanfaat!




(nah/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads