Fenomena Hutan Bakau Kian Subur di Australia, Kenaikan Air Laut Diduga Mendukung

ADVERTISEMENT

Fenomena Hutan Bakau Kian Subur di Australia, Kenaikan Air Laut Diduga Mendukung

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Rabu, 22 Nov 2023 20:30 WIB
Ilustrasi tanaman Mangrove atau bakau.
Foto: Istimewa/ Unsplash.com/ilustrasi bakau
Jakarta -

Hutan bakau di lepas pantai Australia telah menjadi kajian yang menarik. Bagaimana tidak, walaupun kenaikan permukaan laut telah menjadi ancaman serius bagi hutan bakau di berbagai wilayah, sebuah studi baru justru melaporkan bahwa beberapa hutan bakau di lepas pantai Australia tumbuh subur.

Di mana hutan bakau tersebut mengalami pertumbuhan yang subur dan luas, tentunya hal ini sangat kontras dengan kekhawatiran umum terhadap dampak kenaikan permukaan laut terhadap ekosistem tersebut.

Melansir dari laman Science News, survei dalam beberapa dekade terakhir terhadap beberapa pulau-pulau di lepas pantai utara Australia menunjukkan perluasan hutan bakau yang dianggap sebagai imbas dari gelombang laut yang meningkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana Hutan Bakau Beradaptasi dengan Kenaikan Permukaan Laut?

Penelitian yang dilakukan pada 1 November oleh Proceedings of the Royal Society B menyatakan bahwa fenomena di Kepulauan Howick di Great Barrier Reef misalnya, menjadi bukti bahwa kenaikan permukaan air laut mungkin menjadi penyebab perluasan hutan bakau.

Pada tahun 2021, para ilmuwan, seperti Sarah Hamylton dari Universitas Wollongong yang memimpin penelitian di Kepulauan Howick menggunakan drone untuk melihat bagaimana hutan bakau di sana mengatasi kenaikan permukaan laut.

ADVERTISEMENT

Dengan mengeksplorasi hutan tersebut, mereka mendapati bahwa pulau-pulau itu menampung hampir 54.000 metrik ton hutan bakau, yang berarti jumlah ini meningkat sekitar 10.000 metrik ton dari tahun 1973.

Selain itu, luas hutan bakau di banyak pulau juga meningkat secara signifikan. Sebagai contoh, di Pulau Newton, hutan bakau semula hanya menutupi 25 hektar dari 100 hektar pada tahun 1973, tetapi sekarang menutupi 40 hektar dari setiap 100 hektar.

Kunci Utama Adaptasi Hutan Bakau

Kondisi unik Kepulauan Howick menjadi kunci utama dalam mendukung pertumbuhan hutan bakau. Selama Zaman Es Maksimum Terakhir, naiknya permukaan air laut mempengaruhi kondisi geologis di sekitar Australia utara dan memungkinkan terbentuknya terumbu karang yang kemudian terkikis menjadi sedimen saat permukaan air turun.

"Ketika permukaan laut kembali turun, habitat bakau tidak lagi cocok," kata Kerrylee Rogers, ilmuwan lingkungan di University of Wollongong Australia.

Saat permukaan air kembali naik, kondisi pulau-pulau tersebut berubah dan menjadi cocok untuk tumbuhnya hutan bakau yang beradaptasi terhadap garam.

Selain itu Dr Jeff Kelleway adalah salah satu peneliti dalam studi ini yang juga mempelajari habitat mangrove selama lebih dari 15 tahun berdasarkan laman University of Wollongong Australia.

Kelleway menegaskan, "Lahan basah pesisir merupakan pusat dampak perubahan iklim, salah satu tempat pertama yang kita lihat mengalami perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut, tetapi lahan basah juga merupakan ekosistem yang sangat penting dalam hal penyediaannya bagi kita, baik dari segi habitat maupun penyerapan karbon. Mereka dapat membantu kita melawan perubahan iklim dengan menghilangkan karbon dari atmosfer."

Dalam upaya memahami lebih banyak mengenai adaptasi dan perubahan hutan bakau, tim ini akan melakukan penelitian lebih lanjut di Low Isles. Mereka tertarik mengetahui bagaimana penyebab ekspansi ini, terutama tentang perubahan arah pertumbuhan hutan bakau, yang kadang-kadang meluas ke arah laut daripada menuju daratan.

Dengan hutan bakau yang menjadi vegetasi dominan yang tumbuh di pulau-pulau dengan pepohonan rendah di Samudra Karibia, Hindia, dan Pasifik, temuan ini mempunyai implikasi di seluruh dunia.




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads