Sejarah Pertempuran Lima Hari di Semarang, Ini Kronologinya

ADVERTISEMENT

Sejarah Pertempuran Lima Hari di Semarang, Ini Kronologinya

Baladan Hadza - detikEdu
Senin, 20 Nov 2023 06:30 WIB
Peringatan Pertempuran Lima Hari Semarang dilakukan dengan teatrikal di Tugu Muda, Jumat (14/10/2022) malam.
Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng/Ilustrasi pertempuran lima hari di Semarang
Jakarta -

Pertempuran Lima Hari di Semarang menjadi babak baru dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Kota Semarang menjadi saksi bisu dari ketegangan pertempuran yang mencapai puncaknya.

Lima hari tersebut menjadikan Kota Semarang sebagai medan pertempuran yang mempertaruhkan nasib dalam merebut kemerdekaan dari kekejaman penjajahan bangsa asing kala itu. Alasan perebutan, yakni karena kota Semarang merupakan wilayah yang sangat strategis.

Pertempuran Lima Hari di Semarang bukan sekadar pertempuran fisik saja, melainkan sebagai cerminan atas semangat perjuangan, keberanian rakyat, dan kepentingan politik yang beragam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Latar Belakang Pertempuran Lima Hari di Semarang

Sesuai namanya, Pertempuran Lima Hari di Semarang berlangsung selama lima hari sejak tanggal 15 hingga 20 Oktober 1945 saat masa penjajahan Jepang.

Melansir laman resmi Museum Nasional, awal mula pertempuran ini disebabkan oleh pasukan Jepang yang tidak menerima kekalahannya terhadap sekutu dan diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

ADVERTISEMENT

Ini membuat Jepang kesal, di mana Jepang tidak mau menyerahkan senjatanya kepada pemuda Indonesia. Hal ini pun membuat Indonesia dalam posisi yang tidak aman dari penjajahan.

Selain itu, pemicu lainnya dari pertempuran ini adalah lepasnya tawanan Jepang dan terjadinya pembunuhan yang menewaskan dokter Kariadi, Kepala Pusat Laboratorium dari Rumah Sakit Rakyat.

Kronologi Pertempuran Lima Hari di Semarang

Dalam memahami sejarah Pertempuran Lima Hari di Semarang, berikut adalah dari kronologi peristiwa tersebut yang dirangkum dari beberapa sumber, seperti situs Museum Perumusan Naskah Proklamasi, buku "Sejarah 3 SMA Kelas XII 3 Program Ilmu Sosia"l oleh Sardiman, dan buku "Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX" oleh Ratna Sukmayani dkk.

Pada tanggal 19 Agustus 1945, merupakan awal mula dari pertempuran yang melibatkan semangat juang para pemuda dan rakyat Semarang dalam merebut kemerdekaan Indonesia yang menjadi awal dari peristiwa dramatis pada bulan Oktober 1945.

Pada pukul 13.00 WIB, saat itu radio menyiarkan terkait perpindahan kekuasaan dari tangan Jepang ke Indonesia, hal ini pun membangun semangat perlawanan di kalangan pemuda Semarang.

Hingga pada 14 Oktober 1945, ketegangan pun semakin meningkat ketika 400 tawanan Jepang dari pabrik gula Cepiring diangkut oleh pemuda ke penjara Bulu.

Upaya tersebut pun diiringi dengan tawanan yang melarikan diri dan meminta perlindungan kepada batalyon Kidobutai. Perebutan senjata pun dilakukan pemuda terhadap Jepang, dan terjadilah pertempuran sengit yang dikenal sebagai Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Pada tanggal yang sama, petugas kepolisian Indonesia yang menjaga persedian air di Wungkal pun ditangkap oleh Jepang dengan dilucuti dan disiksa.

Selain itu, kabar persedian air di ledeng Candi yang diracuni juga menimbulkan kegelisahan, dan dr. Kariadi yang ingin memeriksa dibunuh oleh tentara Jepang, memperhebat pertempuran.

Kemarahan Jepang pun mencapai puncak ketika Mayor Jenderal Nakamura ditangkap oleh para pemuda di Magelang, hal ini pun memicu balas dendam Jepang. Pada hari kedua dan ketiga, Jepang berusaha memperoleh kembali wilayah Semarang.

Selain itu, bantuan dari Indonesia telah datang dari berbagai penjuru, baik dari Barat (Kendal, Weleri), Timur (Demak, Kudus, Pati, Purwodadi), dan bahkan dari Selatan (Solo, Magelang, dan Yogyakarta).

Pada 17 Oktober 1945, perundingan gencatan senjata di Candi Baru tercapai dan disetujui oleh Indonesia. Meski demikian, Jepang tetap melanjutkan pertempuran.

Pada hari kelima tepatnya tanggal 18 Oktober, Jepang berhasil mematahkan serangan para pemuda. Utusan pemerintah pusat pun berdatangan untuk merundingkan perdamaian.

Perjanjian gencatan senjata pun tercapai, dengan ancaman dari Nakamura yang hendak melakukan pengeboman Kota Semarang jika senjata tak diserahkan paling lambat 19 Oktober pukul 10.00 WIB.

Kemudian, pada 19 Oktober 1945, ketika tentara Sekutu mendarat di Pelabuhan Semarang. Pasukan Inggris, termasuk Gurkha, tiba untuk melucuti tentara Jepang untuk mengakhiri pertempuran yang telah merenggut banyak nyawa dan menorehkan luka mendalam pada Kota Semarang.

Akhirnya, dengan kedatangan Sekutu dan terlibat dalam perjanjian pada 20 Oktober 1945, di mana Pertempuran Lima Hari di Semarang berakhir dengan pihak sekutu yang mengalahkan dan melucuti senjata pasukan Jepang.

Untuk mengenang perjuangan di pertempuran tersebut, kemudian didirikanlah monumen perjuangan Tugu Muda di Simpang Lima, Semarang.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads