Masuk Sungai Terkotor di Dunia, Citarum Direvitalisasi dengan 5 Cara Ini

ADVERTISEMENT

Masuk Sungai Terkotor di Dunia, Citarum Direvitalisasi dengan 5 Cara Ini

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 15 Nov 2023 21:30 WIB
Sungai Citarum mulai kembali dipenuhi sampah. Meski begitu warga di kawasan tersebut tetap memanfaatkan aliran Sungai Citarum.
Foto: AFP via Getty Images/TIMUR MATAHARI
Jakarta -

5 Cara untuk merevitalisasi Sungai Citarum ini disampaikan Monash University Indonesia yang akan bekerja sama dengan mitra kampus seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad) serta Pemprov Jawa Barat.

Pada dasarnya, Sungai Citarum yang memiliki panjang 270 km dari ujung Sumedang hingga Bekasi di Jawa Barat tersusun dari banyak anak-anak sungai. Namun pada tahun 2018, sungai ini masuk jadi salah satu dari lima sungai terkotor di dunia. Salah satu perwujudan revitalisasinya adalah mulai dari anak-anak sungai seperti Sungai Citarik, Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

Langkah Revitalisasi Sungai Citarum

Prof Diego Ramirez-Lovering, Direktur Proyek dan Direktur Informasi Cities Lab Monash Art, Design and Architecture (MADA) menjelaskan setidaknya ada lima objek yang perlu diperhatikan agar bisa menciptakan solusi yang terintegrasi untuk merevitalisasi Sungai Citarum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak penyebab yang membuat sungai Citarum dan Citarik menjadi terkontaminasi. Selama masalah utama belum ditemukan, kita tidak bisa menyelesaikan permasalahan sungai Citarum," ungkapnya.

Hal tersebut disampaikan Diego dalam acara peluncuran film dokumenter tentang Sungai Citarum berjudul "The Living River: Citarik Ecotourism Masterplan - A Pathway to Revitalise the Citarum River" secara daring, Rabu (15/11/2023).

ADVERTISEMENT

Dengan demikian, Monash University Indonesia bekerja sama dengan UI, Unpad dan Pemprov Jabar membagi masalah melalui lima objek yang perlu direvitalisasi, yakni:

1. Restorasi saluran air

Saluran air perlu dibersihkan dari sisa layanan sanitasi baik limbah domestik, peternakan, dan industri. Sehingga saluran air bisa lancar kembali seperti sedia kala.

2. Layanan limbah padat

Layanan limbah padat memanfaatkan limbah untuk yang berasal dari sisa makanan dan bahan organik lainnya untuk didaur ulang kembali menjadi produk yang bisa dimanfaatkan.

3. Penggerakan UMKM

Dari limbah padat langkah yang bisa dilakukan adalah mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Langkah ini bisa melibatkan komunitas sekitar sehingga bisa memajukan ekonomi mikro di lingkungan tersebut.

4. Air dan sanitasi

Masalah ketiga yang harus diperbaiki adalah masalah kualitas air dan sanitasi di lingkungan Citarik. Dalam temuan tim, warga menjelaskan perbedaan yang terjadi antara Sungai Citarik zaman dahulu dan masa kini. Sampah menjadi faktor paling besar dalam perubahan ini.

Selain itu, Dr Reni Suwarso peneliti dari Universitas Indonesia menjelaskan bila hasil pengujian menunjukkan bahwa air tanah di desa di sepanjang Sungai Citarum tidak layak dijadikan sumber air minum karena warnanya tidak jernih dan berbau. Meski tetap bisa digunakan untuk mandi dan mencuci.

Ini adalah faktor yang menjadi tantangan besar termasuk bagi pemerintah. Dikky Achmad Sidik, Kepala Dinas Sumber Daya Air Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjelaskan pada tahun 2018, secara indeks kualitas air ada di angka 33,43 poin. Sedangkan pada tahun 2020 indeks kualitas air meningkat hingga 55 poin atau bisa dikatakan membaik. Tren ini menjadi satu hal yang terus ditingkatkan untuk masa mendatang dalam proses revitalisasi Sungai Citarum.

5. Adaptasi perubahan iklim

Aspek ini adalah yang sangat penting. Pada musim kemarau, masyarakat merasakan kekeringan yang cukup signifikan sehingga mempengaruhi komunitas pertanian.

"Namun saat musim penghujan, banjir datang yang ikut merugikan masyarakat," jelas Diego.

Solusi yang Diberikan

Dengan lima objek tersebut, Diego tidak bisa memungkiri bila permasalahan atas Sungai Citarum sangatlah kompleks. Bersama UI dan Unpad, Monash University Indonesia akan terjun langsung dan melihat apa solusi yang bisa dilakukan untuk proses revitalisasi.

Diketahui sepanjang Sungai Citarik, anak Sungai Citarum, ada 650 desa yang mengalami masalah terkait dengan kotornya Sungai Citarum. Namun, sampel penelitian dilakukan di dua desa yang menghasilkan tiga rekomendasi, yaitu:

1. Mengembangkan peta jalan untuk merevitalisasi sungai termasuk dalam jangka panjang

Diego menjelaskan pada tahun 2020, Pemprov Jawa Barat dan akademisi sempat datang ke Melbourne, Australia untuk mempelajari Sungai Yarra.

"Sungai Yarra memakan waktu 40 tahun hingga tahap revitalisasi. Jadi kita perlu visi jangka panjang sehingga setiap progresnya bisa dilacak melalui yang kita sebut dengan lanskap ekologi rencana utama dengan waktu 20 tahun," ujarnya.

2. Memiliki rencana induk

Rencana induk digunakan untuk menangani sejumlah masalah yang berbeda dari lima objek sebelumnya. Contohnya degradasi lingkungan, memulihkan ekologi dan jalur air sepanjang sungai.

Hal ini termasuk dengan melakukan proses reboisasi di daerah bantaran sungai sehingga timbul sumur resapan sebagai langkah menanggulangi kekeringan di musim kemarau. Bagian barat Sungai Citarik juga memiliki peluang untuk pariwisata agar perekonomian daerah ikut terdukung.

"Rencana induk revitalisasi sungai Citarik mengintegrasikan multisektor dan secara bertingkat dengan program pemerintah. Dengan demikian kerangka nya bisa digunakan untuk pembangunan di daerah aliran sungai dan ditujukan untuk kebutuhan masyarakat," ujar Diego.

3. Menuntaskan 5 objek yang harus direvitalisasi

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, lima objek yang jadi masalah utama harus direvitalisasi sehingga bisa mencapai tujuan akhir menciptakan desa ekowisata. Ekowisata bisa tercapai dengan ketentuan lima objek yang baik.

Ditambah dengan akses, fasilitas, akomodasi, infrastruktur yang akan disediakan di masa mendatang. Mungkin, nantinya Citarik akan memiliki jalur sepeda di sepanjang sungai dan sawah hingga jembatan penyeberangan untuk menghubungkan berbagai fasilitas masyarakat.

"Praktik ini beserta rencana induk akan dilaksanakan secara bertahap dimulai dengan penyediaan air bersih dan manajemen infrastrukturs sambil memulihkan alam setempat," tutupnya.

Dalam film dokumenter tentang Sungai Citarum berjudul "The Living River: Citarik Ecotourism Masterplan - A Pathaway to Retavlise the Citarum River", diceritakan pula perspektif komunitas tentang pentingnya pendekatan berbasis masyarakat dalam revitalisasi sungai terkotor pada tahun 2018 itu. Selain itu, dijelaskan pula pentingnya desain kolaboratif, implementasi, dan evaluasi dalam upaya mengatasi tantangan perubahan iklim dan lingkungan di masa depan.




(det/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads