Mitos Membuka Payung di Dalam Ruangan Bisa Datangkan Sial, Benarkah?

ADVERTISEMENT

Mitos Membuka Payung di Dalam Ruangan Bisa Datangkan Sial, Benarkah?

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 14 Nov 2023 08:00 WIB
Memasuki bulan Maret, hujan masih sering mengguyur wilayah Jabodetabek. BMKG pun memprediksi musim hujan masih berpotensi hingga April mendatang.
Ilustrasi memakai payung saat hujan Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Memasuki musim penghujan, payung adalah salah satu barang yang penting ada di dalam tasmu. Meski terus digunakan oleh manusia modern, kehadirannya telah bermanfaat sejak manusia di zaman Mesir kuno, Mesopotamia, China, dan India.

Meskipun memang awalnya payung tidak digunakan untuk melindungi dari hujan melainkan dari panas matahari. Dalam arsip detikEdu, dijelaskan payung sudah hadir sejak 3.500-4.000 tahun yang lalu yang dibuat oleh Lu Ban, tukang di Tiongkok.

Awalnya Lu Ban membuat payung untuk istrinya tercinta agar terhindar dari hujan. Tak hanya di Tiongkok, Mesir kuno juga mencatat hadirnya payung pertama pada 4.000 tahun yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Payung ini diciptakan untuk melindungi keluarga kerajaan dan bangsawan dari sinar matahari yang terik. Dahulu disebutkan bila payung terbuat dari bahan-bahan yang mahal dan sulit didapat.

Karenanya benda ini sepat menjadi simbol kekayaan karena kerap digunakan oleh keluarga kerajaan dan bangsawa. Tetapi kini sudah tak begitu lantaran kita bisa menemukan payung dengan mudah apalagi pada musim penghujan.

ADVERTISEMENT

Tapi tahukah detikers ada mitos yang mengatakan bila kita membiarkan payung terbuka di dalam ruangan bisa mendatangkan kesialan? Benarkah begitu?

Membuka Payung di Dalam Ruangan

Dikutip dari laman Mental Floss, disebutkan asal muasal takhayul membuka payung di dalam ruangan bisa membuat siap belum terbukti secara pasti. Meski begitu ada beberapa teori terkemuka mengapa pernyataan ini bisa terjadi, begini teorinya.

1. Buat marah dewa matahari

Teori pertama dimulai sekitar tahun 1200 SM, kala itu pendeta dan bangsawan Mesir kuno menggunakan payung yang terbuat dari bulu merak dan papirus untuk melindungi mereka dari sinar matahari.

Takhayul ini berhubungan dengan keyakinan bila membuka payung di dalam ruangan berarti jauh dari sinar matahari. Hal ini dapat membuat marah dewa matahari atau Ra dan menimbulkan konsekuensi negatif.

2. Berhubungan dengan dewi langit

Masih dari Mesir kuno, payung disebutkan tercipta untuk mencerminkan dan menghormati dewi langit atau Nut yang melindungi Bumi. Sehingga naungannya dianggap sakral.

Jika ada orang lain yang buka keturunan bangsawan yang menggunakannya baik di dalam atau luar ruangan, orang itu akan menjadi pembawa kesialan.

3. Menghindari cedera

Bila dua alasan sebelumnya hadir di zaman Mesir kuno, kini teori berhubungan dengan manusia masa kini. Alasan untuk tidak membuka payung di dalam ruangan saat ini adalah untuk menghindari cedera daripada murka ilahi.

Payung modern diketahui populer pada era Victoria dengan penemuan kerangka Paragon bergaris baja oleh Samuel Fox. Kerangka ini juga mencakup mekanisme pegas yang dapat mengembang dengan cepat dan berbahaya.

Carles Panati, dalam bukungan Panati's Extraordinary Origins of Everyday Things menjelaskan payung dengan jeruji yang kaku bila terkemuka di sebuah ruangan kecil secara tiba-tiba bisa melukai orang lain hingga menghancurkan benda yang mudah pecah. Oleh karena itu pembawa sial hanyalah takhayul belaka.

"Oleh karena itu, takhayul muncul sebagai penghalang untuk membuka payung di dalam ruangan," ujar Panati.

Jadi bisa disimpulkan bila membuka payung di dalam ruangan bukan karena sialnya, tapi berpotensi bahaya yang ditimbulkan bila payung itu tiba-tiba terbuka lalu mengenai dan merusak benda-benda sekitarnya.




(det/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads