Pawang hujan menjadi salah satu topik yang kini ramai dibicarakan warganet. Aksinya di perhelatan balapan internasional mendapat reaksi dari netizen seluruh dunia.
Dikutip dari tulisan berjudul Tradisi Nyarang Hujan Masyarakat Muslim Banten (Studi di Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang), ritual terkait hujan ini sudah berlaku turun temurun. Saking lamanya, tidak diketahui sejarah awal tradisi yang terus berakar hingga sekarang.
"Masyarakat tidak mudah meninggalkan kebiasaan nenek moyang mereka. Tingkah laku atau tradisi seperti itu terjadi dari generasi dahulu ke generasi berikutnya," tulis Eneng Purwanti dosen di Fakultas Ushuluddin, Dakwah, dan Adab IAIN yang kini menjadi UIN sultan Maulana Hasnuddin, Banten.
Dalam tulisan yang terbit di jurnal AlQALAM tersebut dijelaskan, masyarakat sebetulnya percaya pada kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Namun, ikhtiar atau usaha tetap diperlukan untuk mewujudkan keinginan. Usaha diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan nyare'at dan doa yang dipanjatkan pawang.
Tradisi Nyarang Hujan dilaksanakan saat masyarakat memiliki hajatan atau agenda lain yang mengundang banyak orang. Agenda tersebut diharapkan bisa berlangsung dengan baik dan lancar, tanpa ada gangguan termasuk turunnya hujan. Dalam tradisi ini, peran pawang hujan bukanlah menolak hujan.
"Pawang hanya memindahkan hujan dari satu tempat ke tempat lain. Terkait keberhasilannya, rata-rata responden menyatakan ini adalah bagian dari usaha manusia. Berhasil atau tidak dikembalikan lagi pada yang memiliki kuasa," tulis jurnal tersebut.
Sesuai sifatnya sebagai pengetahuan yang diturunkan antar generasi, tiap pawang hujan punya mekanisme yang berbeda. Berikut penjelasannya
Tata cara dan mekanisme pawang hujan
1. Menggunakan beberapa jenis minuman sebagai persembahan pada makhluk halus
2. Menggunakan mantra dan meminta keluarga pengguna jasa pawang hujan untuk membacanya
3. Menggunakan media rantang nasi dan payung hitam
4. Membalikkan sapu lidi bekas dan ditancapkan bawang serta cabai merah
5. Melarang pawang dan pengguna jasanya mandi sepanjang hari
6. Menggunakan persembahan puluhan linting rokok dari daun nipah
7. Tidak boleh menyentuh air dan puasa tidak makan, minum, serta tidur.
8. Berziarah ke makam orang yang dianggap memiliki kelebihan.
Tradisi ini hanya yang digunakan di lokasi riset penulisan jurnal. Tentunya, masih banyak tradisi pawang hujan lain yang digunakan di Indonesia. Semoga tulisan ini bisa membantu kita makin menghargai budaya yang ada.
Simak Video "Setelah Suhu Panas 48 Derajat Celcius, Kini India Dilanda Banjir"
[Gambas:Video 20detik]
(row/nwy)