Para peneliti mengamati dua komunitas simpanse barat (Pan troglodytes verus) di Afrika. Saat pengamatan itulah, ditemukan taktik militer kuno yang digunakan simpanse.
Simpanse ini terlihat sedang mengintai wilayah. Mereka kemudian menggunakan informasi tersebut untuk memutuskan kapan harus memasuki wilayah yang diperebutkan.
Banyak hewan yang mewaspadai bahaya di lingkungannya, namun ini adalah pertama kalinya para ilmuwan mendokumentasikan spesies non-manusia yang memanfaatkan dataran tinggi untuk menilai risiko dalam konflik teritorial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini benar-benar menunjukkan kemampuan metakognisi, yaitu kemampuan untuk merefleksikan pengetahuan Anda sendiri dan bertindak berdasarkan apa yang tidak Anda ketahui untuk mendapatkan lebih banyak informasi," ujar penulis utama Sylvain Lemoine, asisten profesor antropologi biologi di Universitas Cambridge, dalam Live Science, dikutip Sabtu (12/11/2023).
Studi baru ini mengamati dua komunitas simpanse tetangga yang dipantau oleh Proyek Simpanse TaΓ―, sebuah proyek penelitian dan konservasi yang berbasis di Taman Nasional TaΓ― di Pantai Gading (Pantai Gading). Tim tersebut, bersama dengan siswa dan asisten lokal, mengikuti simpanse selama 8 hingga 12 jam per hari.
Bersaing Untuk Mendapatkan Wilayah
Simpanse hidup dalam komunitas yang bersaing untuk mendapatkan ruang dan sumber daya. Dalam penelitian itu, peneliti menemukan jika simpanse terlihat memperhatikan simpanse lain yang berada dari jarak tertentu di hutan Pantai Gading di Afrika Barat.
Data menunjukkan bahwa simpanse lebih cenderung mendaki bukit ketika bepergian ke perbatasan wilayahnya dibandingkan ke pusat wilayahnya. Saat berada di perbukitan ini, mereka beristirahat dengan tenang daripada melakukan aktivitas yang akan menghambat kemampuan mereka untuk mendengarkan, menurut penelitian tersebut.
Simpanse dalam penelitian ini lebih mungkin untuk maju dari dataran tinggi ke wilayah yang diperebutkan ketika saingan mereka berada jauh, hal ini menunjukkan bahwa mereka menggunakan perbukitan untuk menghindari konflik.
Namun, mereka juga dapat menggunakannya untuk mencari peluang menyerang. Lemoine mencatat bahwa ketika anggota dari dua komunitas bertemu, simpanse mampu mempertimbangkan untung dan ruginya keterlibatan mereka, dan bukit-bukit membantu mereka melakukan hal tersebut.
"Mereka menggunakan titik tinggi untuk menemukan kondisi yang tepat di mana mereka dapat mengambil risiko, atau tidak, untuk menyerang," kata Lemoine.
Studi baru ini menunjukkan jika simpanse menggunakan taktik militer kuno untuk mengambil keputusan dan menghindari bentrokan yang berpotensi fatal dengan kelompok lawan. Penggunaan dataran tinggi adalah salah satu taktik militer tertua dalam peperangan manusia.
(nir/nwk)