Mengapa Ada Orang Alergi dengan Logam? Ini Penjelasan Ilmiahnya

ADVERTISEMENT

Mengapa Ada Orang Alergi dengan Logam? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Baladan Hadza - detikEdu
Sabtu, 11 Nov 2023 15:00 WIB
Woman scratch the itch with hand
Foto: Getty Images/iStockphoto/Daniel Tadevosyan/Ilustrasi alergi
Jakarta -

Sebagian orang di dunia ternyata ada yang memiliki alergi pada logam. Padahal, logam menjadi salah satu bahan yang hampir ada di semua benda yang dijumpai setiap hari. Mulai dari peralatan makan, perkakas, hingga gagang pintu. Apa penyebab alergi logam ya?

Secara umum, paparan terhadap logam ke orang yang bisa alergi bisa memberi reaksi yang berbeda. Mulai dari ringan hingga yang berbahaya bagi orang tertentu.

Lantas seperti apa sebenarnya alergi logam dan apa pemicunya? simak ulasannya di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan Logam Bisa Menyebabkan Alergi

Melansir laman Live Science, gejala alergi logam yang paling umum terjadi adalah dermatitis kontak. Ini adalah kondisi kulit yang ditandai oleh ruam gatal dan bengkak akibat kontak langsung dengan logam pemicu alergi.

Beberapa logam yang seringkali menjadi pemicu alergi dalam kasus dermatitis kontak adalah nikel, kobalt, dan kromium yang tidak memiliki elektron lengkap.

ADVERTISEMENT

Agar menjadi stabil, biasanya dalam atom memerlukan delapan elektron yang berputar si sekitar jalur orbit terluar inti atom. Namun, dalam beberapa logam, seperti nikel hanya memiliki dua elektron di jalur orbit terluar mereka.

Ketika atom-atom logam ini berinteraksi dengan kulit, mereka cenderung melepaskan elektron-elektron yang akan memberi atom muatan positif. Ketika logam ini melepaskan elektron dan menjadi ion, ion tersebut dapat menempel pada protein spesifik yang ada di kulit.

Tubuh manusia menganggap kompleks logam-protein ini sebagai benda asing, yang kemudian memicu respons sistem kekebalan tubuh. Ini adalah awal dari gejala alergi logam.

Melalui paparan yang berkepanjangan dan berulang terhadap suatu logam, sel-sel kekebalan tubuh menjadi sensitif terhadap logam tersebut.

American Academy of Pediatrics (AAP) juga mencatat bahwa gejala dapat muncul hanya dalam waktu 30 menit setelah paparan logam. Namun menurut Mayo Clinic, terkadang gejala tersebut memerlukan waktu berjam-jam hingga berhari-hari untuk muncul.

Faktor Pemicu Alergi Logam

Meskipun belum dapat sepenuhnya dipahami mengapa beberapa orang mengalami sensitivitas pada benda ini, faktor genetik yang terkait dengan sistem kekebalan dan lapisan luar kulit individu diyakini memainkan peran penting.

Faktor lingkungan juga diketahui dapat meningkatkan risiko sensitisasi logam, terutama jika seseorang secara rutin bekerja dengan logam yang berpotensi memicu alergi. Gejala dermatitis kontak dapat bervariasi, mulai dari ruam dibagian tertentu hingga mengarah ke bagian lain hingga seluruh tubuh.

Tingkat keparahan ruam kulit juga bergantung pada sejauh mana lapisan pelindung kulit telah rusak oleh logam yang bersangkutan.

"Dari segi penampakan, dermatitis kontak yang berhubungan dengan logam tidak terlihat berbeda dengan banyak ruam lainnya dan mungkin sangat mirip dengan eksim atau ruam akibat tanaman ivy," kata Dr. Santhosh Kumar, ahli alergi yang berbasis di Rumah Sakit Anak Richmond di Virginia Commonwealth University.

Bisa Menyebabkan Masalah Kulit Serius

Hal yang perlu diperhatikan, faktanya alergi logam bisa menyebabkan masalah kulit yang lebih serius, seperti ruam merah dan gatal yang menyebar, benjolan kecil pada kulit, kulit yang meradang dan mengelupas.

Hal ini terjadi ketika partikel logam mencapai kulit melalui darah, mungkin karena tertelan bersama makanan atau obat-obatan.

Selain gejala kulit, orang dengan alergi logam juga berisiko mengalami reaksi terhadap implan bedah tertentu, seperti alat pacu jantung, alat kontrasepsi dalam rahim, gigi tiruan, dan penggantian sendi yang terbuat dari komposit logam.

Reaksi terhadap implan ini bisa mengakibatkan nyeri, bengkak, dan gatal di sekitar lokasi implan, serta peradangan kronis. Reaksi semacam ini, meskipun jarang, dapat terjadi pada pasien yang sebelumnya tidak memiliki riwayat alergi logam.

Untungnya, sejauh ini menurut ahli, dalam kasus pasien yang telah didiagnosis dengan alergi logam, implan bedah dapat dimodifikasi untuk meminimalkan risiko reaksi.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads