Para planet raksasa rupanya cenderung mengusir para tetangga mereka, planet-planet kecil. Hal ini terungkap dalam dua artikel ilmiah jurnal Astronomical.
Pada dua studi terbaru tersebut terlihat bahwa di beberapa sistem multiplanet, planet-planet raksasa cenderung mengusir tetangganya yang lebih kecil dari orbitnya dan mendatangkan bencana terhadap iklim mereka.
Pada salah satu dari dua makalah, ahli astrofisika Universitas California, Riverside, Stephen Kane, merinci bagaimana tarikan planet-planet raksasa dalam sistem HD 141399 kemungkinan akan membuat tetangganya yang mirip Bumi keluar dari zona layak huni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
HD 141399 adalah bintang kurcaci awal K yang terletak 121 tahun cahaya di konstelasi BoΓΆtes. Bintang tersebut menampung empat planet raksasa dengan massa berkisar antara 0,45 dan 1,36 massa Jupiter.
Tidak seperti kebanyakan sistem planet lain yang diketahui, keempat planet ini terletak lebih jauh dari bintang induknya.
"Sistem HD 141399 yang terdiri dari empat planet raksasa, sangatlah langka di antara arsitektur eksoplanet yang diketahui," kata Profesor Kane, dikutip dari Sci.News.
"Menurut Arsip Exoplanet NASA, HD 141399 adalah salah satu dari (hanya) dua sistem planet yang diketahui memiliki setidaknya empat planet yang semuanya lebih masif dari Saturnus," ujarnya.
"Sistem lainnya adalah HR 8799, dengan empat planet dengan jarak terpisah yang terdeteksi melalui pencitraan langsung," lanjutnya lagi.
Menurut Kane, sistem HD 141399 adalah peluang luar biasa untuk mempelajari pembentukan, dinamika, dan evolusi arsitektur planet yang tidak biasa. Dengan mempertimbangkan data tentang planet-planet di sistem, Profesor Kane melakukan beberapa simulasi komputer untuk memahami pengaruh keempat raksasa ini. Dia ingin secara khusus melihat zona layak huni di sistem bintang ini dan melihat apakah Bumi dapat tetap berada pada orbit yang stabil di sana.
"Jawabannya adalah ya, tapi kemungkinannya sangat kecil. Hanya ada beberapa area tertentu di mana tarikan gravitasi raksasa tidak akan membuat planet berbatu keluar dari orbitnya dan membuatnya terbang keluar dari zona tersebut," kata Profesor Kane.
Sementara artikel penelitian pertama menunjukkan planet-planet raksasa di luar zona layak huni menghancurkan peluang kehidupan. Pada makalah kedua, yang ditulis oleh Profesor Kane dan rekannya, Dr Tara Fetherolf dari University of California, Riverside, diterangkan bagaimana sebuah planet besar di tengah-tengah zona tersebut akan menghancurkan kehidupan. mempunyai efek serupa.
Para penulis meneliti sistem Gliese 357 (juga dikenal sebagai GJ 357), yang terletak hanya 30 tahun cahaya di konstelasi Hydra. Bintang induknya menampung tiga exoplanet yaitu Gliese 357b, c dan dengan periode orbit 4, 9, dan 56 hari.
Studi sebelumnya menemukan bahwa Gliese 357d berada di zona layak huni sistem dan berukuran sekitar 6 kali massa Bumi. Namun, studi baru menunjukkan massanya kemungkinan jauh lebih besar.
"Ada kemungkinan Gliese 357d memiliki massa 10 massa Bumi, yang berarti ia mungkin bukan terestrial, jadi tidak ada kehidupan di dalamnya. Atau setidaknya, ia tidak akan mampu menampung kehidupan seperti yang kita tahu," kata Profesor Kane.
Profesor Kane dan Dr Fetherolf mendemonstrasikan bahwa jika planet ini jauh lebih besar dari yang diyakini sebelumnya. Oleh sebab itu, hal ini pasti akan mencegah lebih banyak planet mirip Bumi berada di zona layak huni di sampingnya. Meskipun ada juga beberapa lokasi tertentu di zona layak huni sistem ini yang berpotensi menjadi tempat tinggal Bumi, orbitnya akan sangat elips di sekitar bintang.
"Dengan kata lain, orbitnya akan menghasilkan iklim yang kacau di planet-planet tersebut," sebut Profesor Kane.
"Makalah kami benar-benar merupakan sebuah peringatan, ketika kami menemukan planet-planet di zona layak huni, jangan berasumsi bahwa planet tersebut secara otomatis mampu menampung kehidupan," tegasnya.
Makalah ini menunjukkan betapa jarangnya menemukan kondisi yang tepat untuk menampung kehidupan di tempat lain di alam semesta.
"Pekerjaan kami memberi kami lebih banyak alasan untuk bersyukur atas konfigurasi planet tertentu yang kami miliki di tata surya," kata Profesor Kane.
(nah/pal)