Aksen Bahasa Inggris di Inggris Lebih Kaya Ketimbang di AS, Mengapa?

ADVERTISEMENT

Aksen Bahasa Inggris di Inggris Lebih Kaya Ketimbang di AS, Mengapa?

Novia Aisyah - detikEdu
Sabtu, 21 Okt 2023 15:00 WIB
Kamus bahasa Inggris
Ilustrasi bahasa Inggris Foto: Freepik
Jakarta -

Kerap dikatakan bahwa Inggris mempunyai aksen daerah yang sangat banyak, setidaknya dibandingkan dengan negara-negara berbahasa Inggris lainnya seperti Amerika Serikat atau Kanada. Pada dasarnya memang demikian bahwa Inggris memiliki variasi aksen regional yang lebih kaya dibandingkan Amerika.

Ada banyak alasan rumit di balik hal ini, tetapi sebagian besar alasannya karena Kepulauan Inggris mempunyai sejarah bahasa Inggris yang lebih lama dibandingkan dengan Amerika Utara.

Bahasa Inggris, setidaknya dalam beberapa bentuk, telah menjadi bahasa ibu di Kepulauan Inggris sejak zaman Anglo-Saxon lebih dari 1.500 tahun yang lalu. Berbeda dengan Amerika, bahasa Inggris di sana baru digunakan selama sekitar 500 tahun sejak penjajahan Eropa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan Aksen Daerah di Inggris Lebih Banyak

Ketika cikal bakal bahasa Inggris pertama kali muncul, mobilitas masyarakat dan komunikasi antardaerah sangat terbatas. Aksen masing-masing daerah dibentuk oleh pengaruhnya masing-masing. Terlebih kemudian aksen tersebut menjadi tetap berbeda karena penuturnya terisolasi dari pengaruh satu sama lain.

"Bahasa Inggris sudah ada lebih lama di Inggris, karena banyak populasi yang tidak terlalu mobile, ada orang-orang yang tinggal selama beberapa generasi dan kurang lebih berada di tempat yang sama," terang Profesor Dominic Watt, ahli bahasa di Universitas York kepada IFLScience.

ADVERTISEMENT

"Ada struktur sosial yang membuat orang-orang tetap berada di satu tempat pada masa feodalisme. Mayoritas penduduk tidak memiliki kesempatan untuk banyak bepergian, kecuali mungkin pada saat perang," tambahnya.

Sebagai perbandingan, bahasa Inggris pada awalnya tersebar di Amerika Utara dengan cara yang lebih luas dan aktif secara mobilisasi. Sejumlah besar orang dari Kepulauan Inggris, seringkali berasal dari kota dan desa yang sama, dibawa ke sana pada waktu yang sama dan dengan cepat menetap di wilayah yang luas.

Selain itu ada pengaruh lain yang ikut berperan, seperti pemukim Spanyol dan Prancis yang membawa bahasa mereka sendiri. Namun, kolonisasi yang relatif cepat mengakibatkan aksen menjadi lebih seragam dibandingkan dengan di kampung halaman mereka di Eropa.

"Jika melihat proyek pemukiman di Amerika Utara, hal ini dilakukan secara sengaja," jelas Watts. "Tujuannya adalah untuk mencoba dan menyelesaikan sebanyak mungkin benua itu secepat mungkin," lanjutnya.

"Para pendiri awal adalah orang pertama yang membawa bahasa Inggris ke Amerika Utara," ungkapnya.

Watt menjelaskan, dalam hal mengimpor suatu bahasa, orang-orang yang membawa bahasa Inggris ke Amerika Utara itu berasal dari latar belakang yang hampir sama dan pada waktu yang sama," tambahnya.

"Anda sering kali menemukan orang-orang yang homogen secara sosial dan berasal dari wilayah berbahasa Inggris yang sama," ujar dia lagi.

Aksen Daerah di AS dan Sekitarnya

Bukan berarti bahwa di Amerika Serikat tidak ada aksen bahasa Inggris. Sebab, tidak perlu ahli bahasa untuk membedakan antara vokalisasi seorang warga New York atau seorang koboi Texas. Namun, penyebaran variasi dialek di Amerika Serikat berada pada skala yang jauh lebih besar, secara geografis.

"Jika digambarkan dengan teka-teki gambar, bisa dikatakan bahwa ukuran potongan-potongan di Inggris sangat-sangat kecil. Artinya, tidak perlu pergi terlalu jauh untuk menemukan perubahan cara seseorang dalam berbicara. Sedangkan ukuran potongan-potongan tersebut di Amerika Utara dan Kanada khususnya, sangatlah besar," papar Watts.

Sementara, Kanada dan Australia sama-sama dijajah oleh negara-negara berbahasa Inggris, sehingga keragaman aksen daerah relatif lebih sedikit. Namun, hal yang sama tidak berlaku bagi negara-negara Eropa lainnya yang terbentuk oleh kekuatan sejarah yang serupa dengan Inggris.

"Jerman adalah perbandingan yang sangat bagus. Ada variasi dialek dalam jumlah besar. Anda tidak perlu pergi lebih dari beberapa mil dari sini (Berlin) sebelum orang-orang mulai berbicara tentang aksen Brandenburg," ujar Watts.

Namun, keragaman aksen regional semakin berkurang di dunia yang semakin terhubung. Dengan mobilitas tanpa batas, komunikasi massa, dan internet, aksen regional di Inggris kini menjadi lebih homogen. Hal ini merupakan tren yang dapat dilihat di banyak bahasa pada abad ke-21, khususnya di Eropa.

Sebaliknya, bahasa jarang sekali tetap statis dalam waktu lama. Meskipun ada kecenderungan aksennya mendatar, aksen dan dialek baru selalu bermunculan. Sebagai satu contoh, ahli bahasa di Florida International University mencatat bahwa dialek Spanglish baru muncul di Miami sebagai akibat dari pengaruh orang Amerika oleh proses imigrasi selama beberapa dekade dari negara-negara berbahasa Spanyol.

Di Inggris, dalam lima dekade terakhir ini telah terlihat munculnya aksen baru, yang dikenal sebagai Bahasa Inggris Multikultural London atau MLE. Bahasa Inggris yang digunakan oleh banyak orang di wilayah multikultural di London telah menyatu dengan bahasa gaul dan ritme linguistik orang-orang dari Karibia, serta Afrika Barat dan Asia Selatan, yang bermigrasi pada era pascaperang. Budaya populer pun telah meningkatkan pengaruh ini dan menyebarkannya melampaui batas-batas kota-kota besar.

Soal aksen bahasa, variasinya tidak akan pernah mati. "Untuk waktu yang lama, orang-orang mengatakan bahwa pendidikan, media, dan segalanya akan membakukan ucapan semua orang, bahwa kita semua akan bersuara sama. Tapi tidak, faktor identitas akan menentang hal itu," pungkas Watts.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads