Penemuan 'Peta Harta Karun' Berusia Ribuan Tahun, Diklaim Jadi Peta Tertua di Eropa

ADVERTISEMENT

Penemuan 'Peta Harta Karun' Berusia Ribuan Tahun, Diklaim Jadi Peta Tertua di Eropa

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 19 Okt 2023 08:00 WIB
Dalle gravΓ©e mΓ©galithique
Saint-Belec, Leuhan (Finistère)
Schiste ardoisier
L. 223 cm , l. 155 cm
poids estimatif environ1 tonne 
Γ‚ge du Bronze ancien
MAN 90Β 960
Collection du MusΓ©e d’ArchΓ©ologie nationale
DΓ©couverte par Paul Du Chatellier en 1900, en rΓ©emploi dans un tumulus datΓ© de la fin de l’Âge du Bronze ancien (daprΓ¨s description cΓ©ramique). Il sagissait de la paroi ouest de la chambre funΓ©raire.
Lempeng batu yang diklaim sebagai peta tertua di Eropa Foto: Β©MAN_2014/VALORIE GΓ΄ l
Jakarta -

Pada 2021 lalu, para arkeolog mengklaim sebuah lempeng batu sebagai peta tertua di Eropa. Selama 4.000 tahun, batu tersebut menjadi misteri lantaran belum dipelajari.

Lempeng batu ini disebut sebagai Saint-Belec, ditemukan di lokasi suatu makam. Kini, para arkeolog menyebutnya sebagai peta harta karun dan menggunakannya untuk berburu situs kuno di sekitar barat laut Prancis.

"Menggunakan peta untuk menemukan situs arkeologi adalah suatu pendekatan yang bagus. Kami tidak pernah melakukan hal seperti itu," kata Yvan Pailler, profesor di University of Western Brittany (UBO), seperti dikutip dari CBS News.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Situs-situs kuno lebih kerap ditemukan melalui radar atau foto udara, atau bahkan ditemukan secara tidak sengaja di kota-kota saat fondasi bangunan baru sedang digali.

"Ini adalah peta harta karun" kata Pailler.

ADVERTISEMENT

Pertama Ditemukan Tahun 1900

Peta kuno ini menandai suatu area dengan luas kira 30 kali 21 kilometer. Rekan Pailler, Clement Nicolas dari institut penelitian CNRS mengatakan bahwa mereka perlu melakukan survei terhadap seluruh wilayah yang dimaksud dan melakukan referensi silang atas tanda pada lempeng batu tersebut.

Namun, pekerjaan ini dapat memakan waktu selama 15 tahun.

Nicolas dan Pailler adalah tim yang menemukan kembali lempengan batu ini pada 2014 lalu. Sebelumnya, benda tersebut ditemukan pertama kali pada 1900 oleh seorang sejarawan lokal.

Menurut National Archeology Museum, pada waktu itu, ada lebih dari selusin pekerja yang dibutuhkan untuk memindahkan penemuan ini keluar dari gundukan yang dipakai untuk membentuk dinding peti pemakaman besar. Lempeng batu ini telah disimpan sebagai koleksi museum sejak 1924.

Menurut French Prehistoric Society, sebuah bejana keramik pecah yang merupakan ciri tembikar awal Zaman Perunggu juga ditemukan bersama dengan lempengan tersebut.

Di celah dan garis kasar lempengan tersebut, arkeolog dapat melihat sungai dan Pegunungan Roudouallec, bagian dari wilayah Brittany, sekitar 500 kilometer sebelah barat Paris. Para peneliti memindai lempengan tersebut dan membandingkannya dengan peta saat ini, lantas menemukan kecocokan sekitar 80%.

"Kami masih harus mengidentifikasi semua simbol geometris, legenda yang menyertainya," kata Nicolas.

Lempengan tersebut dipenuhi dengan lubang-lubang kecil, yang menurut para peneliti mungkin menunjukkan gundukan kuburan, tempat tinggal, atau endapan geologi.

Para arkeolog telah menghabiskan beberapa minggu belakangan untuk menggali di situs di mana lempengan tersebut pertama kali ditemukan. Lokasinya menurut Pailler adalah salah satu situs pemakaman Zaman Perunggu terbesar di Brittany.

"Kami mencoba mengkontekstualisasikan penemuan ini dengan lebih baik, untuk mendapatkan cara menentukan tanggal lempeng tersebut," kata Pailler.

Mengungkap Adanya Dugaan Pemberontakan

Penggalian terakhir mereka telah menemukan beberapa pecahan lempengan yang belum ditemukan sebelumnya. Pecahan-pecahan itu tampaknya telah dipatahkan dan digunakan sebagai dinding makam, yang menurut Nicolas bisa menandakan pergeseran dinamika kekuasaan pemukiman Zaman Perunggu.

Area yang dicakup oleh peta mungkin berhubungan dengan kerajaan kuno, mungkin kerajaan yang runtuh karena pemberontakan dan pemberontakan.

"Lempengan yang diukir itu tidak lagi masuk akal dan akan hancur karena dipecah dan digunakan sebagai bahan bangunan," kata Nicolas.




(nah/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads