Penyebab Hancurnya Daulah Abbasiyah, Salah Satunya Korupsi Para Penguasa

ADVERTISEMENT

Penyebab Hancurnya Daulah Abbasiyah, Salah Satunya Korupsi Para Penguasa

Alia Yassinta Echa Putri - detikEdu
Minggu, 15 Okt 2023 17:15 WIB
Kota Baghdad dan perkembangan ilmu pengetahuannya di masa Dinasti Abbasiyah.
Ilustrasi pembangunan Baitul Hikmah di masa pemerintahan Daulah Abbasiyah. Foto: Sketsa 1001 Invention
Jakarta -

Ketika mempelajari tentang sejarah, mungkin akan muncul pertanyaan apa yang menjadi penyebab hancurnya Daulah Abbasiyah. Terdapat beberapa faktor penyebab, baik internal maupun eksternal, yang membuat Daulah Abbasiyah menjadi hancur.

Penasaran apa saja yang menjadi penyebab hancurnya Daulah Abbasiyah? Yuk simak penjelasannya.

Dinasti Daulah Abbasiyah

Pada sejarah, Islam pernah mengalami masa kejayaan dalam berbagai aspek. Salah satunya pada masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah di Baghdad.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari repository UIN Raden Fatah Palembang, daulah Abbasiyah menempati kedudukan penting dalam sejarah Islam. Dikarenakan kejayaan Islam ketika Dinasti Abbasiyah mencapai puncaknya dalam waktu yang cukup panjang.

Dinasti ini mulai berkuasa pada tahun 132-656 H atau tahun 750-1258 M. Penulis terkenal bernama Philip K. Hitti menyebutkan bahwa masa dinasti ini adalah masa yang paling cemerlang atau the most brilliant period.

ADVERTISEMENT

Dinasti Abbasiyah mulai berkuasa setelah runtuhnya dinasti Umayyah. Hal ini terjadi pada tahun 132 H. Pada awalnya Dinasti Abbasiyah menempati Kuffah sebagai ibu kota dan Istana Hasyimiah sebagai pusatnya. Kemudian kota Baghdad mulai dibangun dan memindahkan pusat pemerintahan ke kota ini.

Puncak kejayaan Daulah Abbasiyah terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) dan Al-Makmun (813-833). Namun, masa keemasan Islam tidak dapat bertahan. Dinasti runtuh pada tahun 656 H atau 1258 M.

Kebangkitan Daulah Abbasiyah

Dikutip dari artikel berjudul Kebangkitan Pendidikan Bani Abbasiyah Perspektif Sejarah Pendidikan Islam karya Serli Mahroes dalam Tarbiya: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam dari UIN Sunan Gunung Djati, berikut beberapa kebangkitan Daulah Abbasiyah:

1. Gerakan Penerjemahan dan Penulisan Karya Orisinil

Pada abad ke-9 M, terjadi penerjemahan buku secara besar-besaran. Pada penerjemahan ini terdapat orang-orang Yahudi dan Kristen di samping orang-orang Islam sendiri. Mereka menerjemahkan manuskrip-manuskrip terutama yang berbahasa Yunani dan Persia ke bahasa Arab.

Para ilmuwan diutus ke daerah Bizantium untuk mencari naskah-naskah Yunani dalam berbagai ilmu, terutama filsafat dan kedokteran. Sedangkan pencarian manuskrip di daerah Timur seperti Persia dalam bidang ilmu tata negara dan sastra.

Pada masa Harun al-Rasyid, dikenal Yuhanna Yahya ibn Masawayh yang menerjemahkan beberapa manuskrip tentang kedokteran yang dibawa oleh khalifah dari Ankara dan Amorium. Pada masa Makmun dikenal Hunayn ibn Ishaq. Ia dijuluki sebagai ketua para penerjemah.

Kegiatan penerjemahan buku-buku ini berlangsung sekitar satu abad. Sekitar tahun 750-850 M. Cabang ilmu pengetahuan yang diutamakan adalah Matematika, Fisika, Kedokteran, Geografi, Fisika, Astronomi, Sejarah, dan Filsafat.

Setelah era penerjemahan buku secara besar-besaran, dinasti Abbasiyah melakukan penulisan karya orisinil. Penulisan karya-karya orisinil tersebut melahirkan beberapa tokoh utama pada bidang masing-masing. Seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, Ali ibn Sahl Rabban al-Thabari, dan sebagainya.

Gerakan penerjemahan dan penulisan karya-karya orisinal merupakan salah satu bentuk kebangkitan Dinasti Daulah Abbasiyah. Gerakan-gerakan tersebut mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan. Mulai dari ilmu kedokteran, filsafat, tata negara, matematika, geografi, hingga astronomi.

2. Pembangunan Bait Al-Hikmah

Bait al-Hikmah merupakan perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Institusi ini merupakan lanjutan dari institusi yang serupa di masa imperium.

Pada masa Abbasiyah, institusi ini diberi nama Khizanah al-Hikmah yang berfungsi sebagai pusat penelitian dan perpustakaan. Pada masa al-Makmun diubah menjadi Bait Al-Hikmah dan digunakan untuk menyimpan buku-buku kuno yang didapat dari Persia, Bizantium, bahkan Etiopia dan India.

Khalifah al-Makmun membentuk lembaga Bait al-hikmah pada tahun 832 untuk mendorong atau memasukkan hal-hal positif dari kebudayaan Yunani ke pengetahuan khususnya wilayah filsafat Islam.

Berkembangnya ilmu pengetahuan menjadi tonggak puncak peradaban Islam karena di antaranya institusi pendidikan Islam yang ada telah menerapkan konsep pendidikan dengan konsep multikultural.

Penyebab Hancurnya Daulah Abbasiyah

Dikutip dari tulisan berjudul Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah (Periode Kemunduran) karya Nuril Fathiha dalam ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah dari UNY, berikut beberapa faktor penyebab hancurnya Daulah Abbasiyah:

1. Kepemimpinan yang Lemah

Daulah Abbasiyah mengalami stagnansi hingga kemunduran di tangan pemimpin yang lemah. Pemimpin usai era Al-Makmun tidak bisa mengendalikan wilayah kekurasaan yang luas. Akibatnya muncul konflik yang tak bisa diredam, hingga berpindahnya pusat pemerintahan ke wilayah yang lebih kecil.

2. Dominansi Bangsa Turki

Peran bangsa Turki yang semakin besar tak terjadi begitu saja. Awalnya, para budak dan bangsa Turki ini direkrut sebagai angkatan bersenjata. Namun mereka semakin menunjukkan kecakapannya dalam bidang militer. Akhirnya pemimpin Abbasiyah, misal Al-Mutawakkil, tidak bisa membendung dominansi bangsa Turki.

3. Kemunduran di bidang politik dan ekonomi

Pada periode pertama pemerintahan, Daulah Abbasiyah merupakan pemerintahan yang kaya raya. Dana yang masuk pun lebih besar dari pengeluaran. Hal ini membuat baitul mal penuh dengan harta.

Ketika Khalifah mengalami kemunduran, pendapatan negara pun ikut menurun hingga terjadi krisis ekonomi.

4. Fanatisme keagamaan dan munculnya aliran sesat

Ketidak capaian keinginan Persia untuk menjadi penguasa, akhirnya menimbulkan kekesalan. Hal ini memotivasi mereka untuk menyiarkan pemahaman Mazdakisme, Manuisme, dan Zoroastrisme. Gerakan tersebut disebut sebagai gerakan Zindiq. Adanya gerakan ini membuat keyakinan para khalifah mulai tergoyahkan.

Pada masa Daulah Abbasiyah, konflik agama merupakan isu yang hangat sehingga mengakibatkan perpecahan. Berbagai aliran keagamaan seperti Mu''tazilah, Syi''ah, Ahlul Sunnah, dan kelompok-kelompok lainnya, menjadikan pemerintahan Dinasti Abbasiyah kesulitan untuk menyatukan berbagai faham keagamaan yang ada.

5. Perang Salib

Pemusnahan angkatan bersenjata Romawi menanam benih penghinaan dan kebencian kristen kepada Muslim. Kebencian ini semakin bertambah ketika Dinasti Seljuk mengambil alih Baitul Maqdis.

Pada tahun 1095, Paus Urbanus II memerintahkan umat Kristen Eropa untuk mengadakan perang suci atau yang biasa disebut dengan perang salib. Perang Salib pun banyak menelan korban. Mereka berhasil menguasai sebagian wilayah kekuasaan Islam.

Konsentrasi dan perhatian Dinasti Abbasiyah menjadi terpecah belah karena sedang menghadapi tentara salib. Hal ini menimbulkan kelemahan-kelemahan pada Daulah Abbasiyah.

6. Praktik korupsi dan kecenderungan para penguasa untuk foya-foya

Salah satu penyebab hancurnya Daulah Abbasiyah adalah praktik korupsi yang dilakukan oleh para pejabat. Hal ini juga diiringi oleh nepotisme yang muncul di berbagai provinsi.

Selain melakukan praktik korupsi, para pejabat memiliki kecenderungan untuk hidup mewah, foya-foya, yang diikuti oleh para hartawan dan anak-anak pejabat. Hal ini membuat roda pemerintahan menjadi terganggu dan rakyat menjadi miskin.

7. Perang saudara antara Al-Amin dan Al-Makmun

Perang saudara antara Al-Amin dan Al-Makmun dengan jelas membagi Dinasti Abbasiyah menjadi dua kubu, yaitu kubu Arab dan Persia. Hal ini menyebabkan pertentangan dan perselisihan antara Arab dengan non-Arab, muslim dengan non muslim, serta perpecahan di kalangan umat Islam sendiri.

8. Serangan dari orang-orang Mongol

Salah satu penyebab dari kehancuran Dinasti Abbasiyah adalah serangan langsung dari orang-orang Mongol. Awalnya, orang-orang Mongolia mengambil alih wilayah-wilayah Asia Tengah khurasan dan Persia serta menguasai Asia Kecil.

Terdapat suatu ultimatum yang dikirim oleh Hulagu Khan kepada Khalifah untuk mundur. Ia juga mendesak agar tembok kota di luar diruntuhkan. Namun, Khalifah mengabaikannya.

Pada tahun 1258, Hulagu Khan berhasil meruntuhkan tembok ibu kota. Al-Mu'tashim menjadi tunduk dan berangkat ke markas pasukan Mongolia. Kemudian, para fuqaha dan penguasa keluar, setelah sepuluh hari mereka dibunuh.

Kota Baghdad hancur dan dibumihanguskan. Pembunuhan dan pembantaian yang dilakukan kurang lebih selama 40 hari. Khalifah Al-Mu'tashim pun terbunuh. Hal ini menandai hancurnya Daulah Abbasiyah.

Demikian penjelasan tentang yang menjadi penyebab hancurnya daulah Abbasiyah. Semoga bermanfaat.




(row/row)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads